Satu persoalan yang berbahaya buat si penjawab. Karena pertanyaan semacam itu sudah dimonopoli jawabnya oleh ahli-kegaiban. Si penjawab pertanyaan semacam itu selalu berada disudut mata ahli-kegaiban, dan penjawab boleh jadi sekali sekurangnya akan kehilangan gaji, kalau tiada berlaku licin. Pertanyaan semacam itu sebetulnya tiada sukar dijawab kalau dua perkara sudah diketahui. Pertama mesti diketahui alat-adanya Hidup (Life). Kalau keadaan di Bumi lain itu. Kalau keduanya sudah diketahui oleh seseroang yang mempunyai “commonsense” artinya pikiran sehat yang sederhana saja, bisa menjawabnya. Pertanyaan semacam itu boleh dipakai buat latihan murid sekolah menengah tinggi umpamanya.
Dr. Jones yang memajukan dan menjawab pertanyaan itu tiadalah mengemukakan persoalan luar biasa dan tiadalah pula memberi uraian dan jawab yang mengagumkan. Uraian dan jawab Dr. Jones Cuma satu ichtisar dari pendapatan para ahli Bintang Terkenal pada beberapa abad belakangan ini. yang menarik saya kepersoalan ini juga bukan karena keulungan persoalan dan jawabnya. Semata-mata hanya buat menaruh persoalan semacam itu dibawah suluhnya Madilog. Bagaimanakah bukti persoalan yang berhubungan dengan persoalan semacam itu tumbuh, hilang dan bersusun, ialah yang akan diperiksa dan menjadi pokok perkara.
Perkara: Alat adanya Hidup.
Dalam salah satu buku populer saja yang mestinya disebabkan oleh pemerintah zaman sekarang kita bisa baca diantaranya tiga barang yang perlu buat hidup kita manusia.: 1. Carbon-hydrates, seperti gula dan tepung; 2. Gemuk, minyak dan 3. Protein, yakni putih telur. Ketiga barang itupun sudah kita ketahui terdapat pada tumbuhan dan hewan. Kita tahu bahwa tebu dan ubi banyak mengandung gula, padi dan ubi banyak mendangdung tepung. Gemuk kita dapat pada kelapa, kacang, palm, dan hewan. Putih telur kita dapati terutama pada telur.
Ketiga barang tadi yakni carbon-hydrates, yang kita contohkan dengan tepung dan gemuk serta putih telur itulah yang menjadi satu tembok pembikin segala macam bangunan Yang Hidup: tumbuhan, dan hewan dan manusia.
Dalam Ilmu Kimia, yakni kimia bernama “Organic Chemistry”, kita bisa pelajari bahwa zat-asli yang menjadi lantai 3 barangnya Yang Hidup itu ialah Carbon (arang). Zat-asli Carbon (C) ini besar sekali kecapannya buat bersusun dengan teman sejawatnya Carbon yang lain dan dengan zat asli yang lain. Bukan satu bentuk saja Sang Carbon ini bisa bikin, tetapi ratus ribuan bentuk. Bentuk dan sifat berlain-lain itu diperoleh dengan emngubah banyaknya Atom C dan mengubah susunannya atom Carbon itu saja. Tiga zat diatas yakni tepung, gemuk dan putih telur itu cuma beberapa susunan diantara ratus ribuan Sang Carbon itu.
Dahulu disangka bahwa tepung, gemuk dan putih telur itu cuma Yang hidup saja yang bisa membikinnya. Laboratorium disangka tidak cukup membikin. Sebab itu Ilmu buat mempelajari susunan-Carbon tadi dinamai Organic Chmistry, Kimia yang Hidup. Nama ini, walaupun Laboratorium sudah bisa membikinnya masih terus dipakai.
Bagaimana kita mendapatkan Carbon-arang yang bisa diperoleh dari daerah dan tulang kita, animal charcoal dan boneblack, mudah sekali menerangkannya. Kita manusia ambil benda tadi dari tumbuhan atau hewan yang kita makan. Begitu jug ajalannya hewan mendapatkannya! Tetapi tumbuhlah pabrik yang pertama membikin Carbon. Dia tidak ambil Carbon itu, yakni tak langsung dari tumbuhan lain atau hewan yang digoreng, direbus, disoto atau sotokan seprti dilakukan manusia. Dia mesti ambil Carbon mentah dari alam dan tukar menjadi paduan baru. Bagaimana daun kayu menghisap CO2 (paduan C dan O, Carbon dan Oxigen dari udara) dan urat menghisap H2O (air, yakni paduan H dan O) dari tanah. Dengan adanya benda bernama Chlorophy dalam daun yang hijau dan dengan memakai energy yakni kodrat-cahaya (sinar) sang matahari, maka C-nya, Carbonnya CO2 dipegang dan O yakni Oxigennya dilepaskan, ia kembali melayang keudara.
Buat yang mau dan bisa tahu lebih dalam dibawah ini dijelaskan bagaimana Laboratoriumnya daun kayu bekerja OH:
H2O + CO = CH2O2 + O atau OH – C ------- O (melayang).
KAMU SEDANG MEMBACA
MADILOG
DiversosMADILOG Tan Malaka (1943) Sumber: Terbitan Widjaya, Jakarta, tahun 1951. Bab III diambil dari terbitan Pusat Data Indikator, 1999.