-7-Saingan?

30.8K 1.7K 33
                                    

"ga ada alasan buat gue terus bersaing dengan orang yang jelas lebih baik dari gue" -febriana

"Febri! Bangunnn!" teriak mama Febri yang berasal dari luar kamar namun terdengar jelas di indra pendengaran gadis itu, sangat mengganggu

"Iyaa!" dengan sangat amat terpaksa, Febri akhirnya bangun dari posisi tidurnya. mengubah menjadi duduk bersandar pada kepala kasur

Febri mengambil handphone yang ada diatas nakas samping tempat tidurnya. Menyalakan dan membuka satu persatu notifikasi yang menumpuk.

Saat sedang melihat lihat Instagram pribadi miliknya, tak sengaja Febri melihat salah satu akun yang diikuti oleh sebagian besar anak Alaskar. Tanpa fikir panjang, Febri membukanya

Mata gadis itu membelo sempurna, melihat salah satu postingan dari akun itu terdapat Davi dan perempuan berbando yang diyakini adalah pemilik akun

Disana terlihat gadis yang tersenyum lebar sembari menggandeng lengan Davi sangat kuat, sedangkan yang digandeng hanya diam menunjukkan wajah datar dengan sorot mata yang tajam

"Pacar nya Davi kah?" gumam Febri

Febri melihat lihat seluruh postingan akun bernama Kay itu. Hingga pandangannya terfokus pada salah satu foto yang memperlihatkan jelas wajahnya.

Gadis yang terlihat sangat manis. Dan dapat dipastikan ia lebih muda dari Febri.


"Cakepan gue si"

"Tapi engga deng, dia manis"

Tling

Notif yang baru saja masuk membuat Febri buru buru membuka aplikasi WhatsApp. Banyak pesan tak terbaca, dan Febri hiraukan begitu saja. Ia lebih memilih membalas milik Safna

Safna
Feb, bisa telfon bentar?

Febri
boleh

Saat itu juga panggilan masuk, dan Febri langsung mengangkat. Hening beberapa saat hingga suara Safna mendahului

"Em halo feb"

"Iya, gimana na? tumben ajak telfon"

"Aku mau nanya sesuatu, tapi kamu jawab jujur ya?"

Febri semakin dibuat bingung oleh perkataan Safna barusan, seperti ada hal penting yang harus mereka bicarakan

"Iya, kenapa si kok serius gini?"

"K-kamu suka sama Davi?"

"HAH?!"

"Eh maaf, sedikit kaget. ngga tu biasa aja"

Entah mengapa, ketika Febri berbicara itu ada sedikit penolakan dari lubuknya yang terdalam. Seperti isi hati dan perkataan nya tidak singkron

"Yang bener?"

"Iya bener, kenapa emang?"

"Aku suka sama dia. Dan aku gak mau nambah saingan aku buat dapetin dia"

"Loh Davi kan udah ada pacar, kayaknya"

DAVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang