-36-Sayang

19.6K 1.1K 31
                                    

Dengan sisa sisa tenaganya, ia berjalan tertatih tatih menepi ke trotoar. Banyak warga yang berhamburan menghampirinya

"Mas gak papa?"

"Eh itu kan anaknya pak Alexandre ya"

"Mas mau duduk dirumah saya dulu?"

"Saya anterin pulang gimana?"

Beberapa ocehan dari mereka malah membuat telinga Davi memanas. Ia hanya tersenyum simpul dan menggeleng samar

"Misi buk, misi" ujar seseorang yang berusaha menerobos kerumunan

Perempuan itu terlonjak kaget saat melihat Davi tergeletak dipinggir trotoar dengan darah yang keluar dari lutut serta dagunya

"Davi!" serunya

Buru buru ia duduk disebelah Davi, memperhatikan luka yang ada di dagu Davi. Saat hendak menyentuh pipi kanan Davi, tangannya disentak kasar oleh pria itu

"Gak usah pegang pegang"

"Luka lo parah, kayaknya sobek. Ke rumah sakit ya Dav?"

Davi menggeleng "Gak! Gue mau ke rumah Febri"

Safna tersenyum miris "Pesta ulang tahunnya pasti udah selesai. Mending kita ke rumah sakit aja, ayo" aja Safna

Sungguh hatinya teriris setiap kali Davi menyebut nama Febri, Febri, dan hanya Febri

"Minggir!" sentak Davi. Ia berusaha berdiri walau kakinya terasa sangat sakit digerakkan. Dengan langkah yang tertatih tatih ia berjalan kearah motornya

Semua sorot mata orang orang yang tadi mengerumuninya menatap Davi dengan tatapan bingung, tidak mengerti dengan cara pikir anak remaja itu. Davi mulai mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, menahan rasa pusing dan sakit dikepalanya.

"Yeayy!!!!" seru seluruh tamu undangan, Febri baru saja meniup lilin ulang tahunnya

"Selamat ya sayang" ujar Ajeng, ia mencium pipi kanan dan kiri Febri

"Selamat putri kecil Papa" ujar Hendra, ia mencium kening Febri dan memeluknya

"Makasih Ma, Pa" ucap Febri

Teman teman Febri satu persatu maju, memberi kotak hadiah kepadanya. Senyum itu terus terukir diwajah Febri, menerima uluran kado dari mereka satu persatu. Hingga pada barisan terakhir, Vania dan Sila tersenyum lebar kearahnya

"Ini kado dari kita. Jangan dilihat dari harganya, karena kita milih yang diskonan" ujar Vania

Sila menyenggol bahu Vania "Malu malu in aja bego"

"Bercanda. Intinya ini kado dari kita berdua. Jujur gue sama Sila sempet bingung mau ngado lo apa, tapi kayaknya ini cukup berguna buat lo. Happy sweet seventeen sekali lagi Feb, tetep jadi Febri yang kita kenal. Tetep jadi sahabat gue sama Sila, masih inget kan janji kita buat jadiin anak kita nanti sahabatan seperti ibunya sekarang?"

Febri mengangguk, lalu memeluk erat kedua sahabatnya "Makasih banyak, for everything!" serunya

"Gue jadi sad anjr" ujar Sila

"Papa juga ada kado buat kamu" ujar Hendra membuat ketiga perempuan itu menoleh

"Apa pah?"

Hendra mengambil satu kotak kecil dari sakunya dan menyerahkan kepada Febri. Dengan mata yang berbinar, Febri mengambil kotak itu

Membukanya perlahan. Febri sangat kaget, kaget bercampur senang. Sebuah kunci mobil berada didalam kotak itu.

"Mobil Pah?" tanya Febri, masih dengan mata yang berbinar

DAVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang