-15-Awal Rasa itu Datang

23.7K 1.5K 6
                                    

"perasaan datang begitu saja tanpa permisi" -Daviano

"Sebelum kita mulai perjalanan, sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa mulai" suara Saka memerintah anggotanya. Mereka menundukkan kepala dan berdoa sesuai kepercayaan masing masing.

"Makasih dav, apartment nya" ujar Saka dan menepuk pelan bahu Davi. Davi mengangguk sebagai jawaban. Mereka kini berada di parkiran, berniat pulang ke Jakarta

Brum'!

"Pokoknya sampe rumah gue harus ngerebahin tulang tulang manja gue ini" gumam Febri

Setelah berjam jam perjalanan, mereka sampai di markas. Mengisi perut masing masing. Dengan wajah lesu mereka menduduki setiap bangku yang tersedia. Nampak beberapa anak Alaskar yang tidak ikut ke Bandung kebetulan berada disini.

"Capek bang?" sapa Tio yang sedang membawa esteh ditangannya. Tanpa berniat menjawab, Saka mengambil alih es teh itu dan meneguknya hingga tuntas.

"Bang! Itu punya gue" tegur Tio, mendapat tatapan sinis dari Saka membuat Tio mengikhlaskan minumannya.

"Untung ketua" gumamnya.

Febri berdiri, berniat pulang dan berlari ke kamarnya.

"Mau kemana feb?" tanya Aka, membuat semua sorot mata menatap Febri.

"Pulang lah. Duluan" ujar Febri dan berjalan kearah pintu keluar

"Sewot amat" gumam Aka membuat mereka terkekeh.

"Emang gitu anaknya" ujar Aldi yang mengenal Febri lebih lama dari mereka.

"Feb! Tunggu gue!" suara Ilyas berteriak membuat Febri menghentikan langkahnya. Sorot mata mereka sekarang tertuju pada keduanya.

"Gue ikut" ujar Davi tegas. Mengambil jaket yang tadi tergeletak dimeja, berjalan cepat mendahului Ilyas dan menyusul Febri.

"Davi akhir akhir ini perhatian banget sama Febri" ujar Aldi

"Kepincut kali" sambung Viki disertai anggukan setuju dari mereka

Ilyas jelas kesal karena sejak kemarin Davi selalu menggagalkan rencananya. "Ck. Ganggu" ujarnya

"Feb" panggil Davi. Namun Febri terus saja berjalan kearah motornya yang terparkir di pojok

"Hm?" tanya Febri tanpa menoleh. Yang ada dipikiran Febri saat itu hanya 'pulang'

"Berhenti" tegas Davi membuat Febri menghentikan langkahnya, dan berbalik badan dengan wajah yang sudah lesu.

"Gue anter"

Febri menaikkan satu alisnya "Gue bawa motor sendiri kalo lo lupa" ujar Febri dan melanjutkan langkahnya

"Febb! Tunggu! Gue anterin!" suara Ilyas berteriak. Febri mendengarnya, namun tetap berjalan.

Tangan Davi dengan sigap menghalangi Ilyas saat hendak melewatinya, membuat Ilyas menatap Davi 'apa?'

"Febri sama gue. Lo mending pulang" ujar Davi dingin dan melajukan motornya karena Febri sudah tak terlihat.

DAVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang