-17-About Davi

22.2K 1.3K 10
                                    

Davi memasuki pekarangan rumah megah milik keluarga Alexandre. Suasana sekitar tampak sepi, kini sudah memasuki tengah malam.

Ceklek

Baru saja selangkah memasuki rumah, Davi dibuat kaget karena Sinta (bunda Davi) sedang menatapnya tajam

"Kamu dari mana aja Dav?" ujar Sinta masih dengan nada tenang

"Main Bun. Kan aku udah bilang tadi" ujar Davi lembut

Davi akan bersikap lembut jika sudah berhadapan dengan Bundanya. Bahkan Davi digolongkan anak manja jika sudah berada didalam rumah.

Sangat berbanding terbalik saat berkeliaran diluar, wajah datar, tatapan tajam, serta sifat yang begitu dingin membuat orang orang berfikir dua kali jika akan berhadapan dengan seorang Daviano Alex

"Tapi ini udah jam berapa? Kamu itu selalu saja pulang tengah malem"

"Baru jam 11 Bun" Davi melirik sekilas kearah jam tangannya

"Bunda takut kamu melakukan hal yang gak baik diluar sana" kini Bundanya menyuruh Davi agar duduk di sofa

"Davi ga bakal ngehamilin anak orang Bun" ujar Davi membuat Sinta membelalak an matanya

"Bukan itu maksut Bunda"

"Coba aja kalo bisa hamilin anak orang. Kamu aja sampe sekarang belum pernah ada hubungan special sama cewe" ujar Alex

"Davi??" kini Sinta menatap anaknya, menunggu kata 'maaf'

"Iya iya Bun maaf. Besok besok engga pulang jam sebelas lagi deh" ujar Davi sembari jalan menaiki tangga

"Nah gitu baru anak Bunda"

"Palingan juga jam 1 baru pulang" ujar Davi lalu berlari memasuki kamar dan menutup pintu rapat rapat

"DAVII!!" teriakkan Sinta itu samar samar terdengar hingga lantai atas. Membuat Davi tersenyum geli, sangat suka menjahili Bunda nya.

Pagi hari Sinta dibuat darah tinggi karena anaknya yang tak kunjung bangun.

Tok tok!!

"Davi!!" teriak Sinta membuat Davi menutup telinganya dengan bantal

"Kamu bangun sekarang!! Atau enggak Bunda kasih uang jajan selama seminggu!" ujar Sinta bermaksud menakut nakuti anaknya

"Tinggal minta Ayah. Gampang!" ujar Davi membuat Sinta menggedor pintu itu lebih keras

"Ck. Berisik Bunda!"

"Bangun!!"

Davi dengan terpaksa menuruni kasur, berjalan menuju kamar mandi. Mencuci muka dan menggosok gigi. Bahkan Sinta masih menggedor gedor pintu kamar tanpa henti

Dor dor!!

"Bentar!" Davi berjalan menuju pintu

Ceklek

Pintu terbuka. Menampilkan wajah Sinta yang sedang menahan emosi, seperti ingin menerkam Davi detik itu juga.

"Kamu bisa bangun pagi gak si?!" ujar Sinta, tepat didepan muka anaknya

"Ini Davi bangun pagi, orang terang gini" ujar Davi. Sekilas ia melihat Ayahnya yang berjalan menuju meja makan

"KAMU ITU. INI UDAH JAM SEBELAS, KAMU BARU AJA BANG-" ucapan Sinta terhenti ketika Davi menecup singkat pipi kanan Bundanya itu

"Stt. Dah ditunggu Ayah dibawah" ujar Davi dan meninggalkan Sinta

"DAVI!"

'huh sabar Sin. Gitu gitu juga lo yang bikin' batin Sinta sembari mengelus dada.

Sekarang keluarga kecil itu sedang menikmati makanan yang telah dihidangkan oleh pelayan mereka. Hanya terdengar suara garpu dan piring yang bersentuhan.

"Udah dong Bun marahnya" ujar Davi memecah keheningan.

Semenjak tadi Bunda terus mendiamkannya, membuat Davi kelimpungan sendiri karena tidak bisa bermanja manja dengan Sinta

"Hayo Davi iii. Bunda marah kan" ujar Alex mengejek anaknya

"Ayah bukannya bantuin, malah ngompor ngomporin"

Alex mendekatkan dirinya kearah Davi, berniat membisiki anaknya itu. Davi dengan senang hati ikut memajukan telinganya untuk mendengar perkataan Ayahnya.

'kamu download banyak banyak Drakor aja dilaptop Bunda. Pasti nanti ga ngambek lagi' bisik Alex

"Wah ide bagus" ujar Davi sedikit berteriak membuat Sinta menoleh kearah mereka yang sedang tersenyum kuda

"Apa bisik bisik?" tanyanya sinis

"Hehe engga ada Bun" ujar Davi

Setelah selesai makan, Sinta langsung mengambil langkah seribu meninggalkan kedua lelaki yang masih setia duduk dimeja makan

"Bunda jangan marah terus dong! Nanti aku manja ke siapa!? Masak ke Ayah?" teriak Davi agar terdengar oleh Sinta

"MAKANNYA CARI PACAR! MUKA GANTENG GA DIMANFAATIN!" ujar Sinta berteriak lebih keras membuat Davi terdiam jika sudah mengungkit kata 'pacar'

Alex terkekeh geli melihat ekspresi anaknya yang berubah drastis. Ia juga bingung dengan anaknya ini, kenapa tidak tertarik oleh lawan jenis

"Kamu itu ganteng, kaya, pinter, terkenal, Sholeh, tapi sayang.." ucap Alex menggantung

Davi mengerutkan keningnya "Sayang kenapa pah?" tanya Davi

"JOMBLO!" ujar Alex berteriak lalu menyusul istrinya yang sudah lebih dulu memasuki kamar

"Ck. Punya orang tua ngeselin semua" gumam Davi dan melangkah menuju kamarnya

Davi membersihkan diri beberapa saat dan melenggang hendak keluar dari pintu utama rumah ini. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar kedua orangtua memanggilnya

"Mau kemana Sayang?" tanya Sinta

Davi memutar badannya, melihat Sinta tersenyum kearahnya. "Bunda udah ga marah?"

"Engga dong. Kan udah Ayah kasih jimat" ujar Alex membuat Sinta mencubit perut suaminya itu

"Duh kok dicubit"

Davi yang melihat kelakuan kedua orang tua itu ingin muntah rasanya. Cepat cepat ia melangkah menuju pekarangan depan rumah.

"Davi! Kamu belum jawab mau kemana?!" Teriak Sinta menyusul anaknya diteras

"MAU CARI PACAR!" ujar Davi spontan dan meninggalkan area rumah

Sinta dan Alex saling pandang, lalu tersenyum miring. Mereka merencanakan sesuatu untuk Davi agar terdesak mencari pasangan, walau hanya pacar.

Hai gais!🌠

Jangan lupa tinggalin jejak dengan cara klik gambar bintang dibawah yaa 🖤

Vote semua bagian di cerita ini ✨

See you...😛

DAVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang