-19-Khawatir

22.9K 1.3K 27
                                    

"kadang seseorang mengungkapkan perasaan bukan lewat kata kata, namun lewat perbuatan atau tindakan" -Daviano

"Hey" suara itu membuat Febri bergetar ketakutan ditempat

Tangan Febri dicekal kuat oleh Arka. Namun Febri masih enggan melihat kearah Arka, membuat emosi Arka terpancing

"Lo gue alusin gak mau. Gue kasarin nangis!" sentak Arka

Arka mencengkram kuat kedua pipi Febri dengan satu tangan. Sorot mata Arka menunjukkan bahwa dirinya sedang marah. Febri meneteskan air matanya kembali, ketakutan.

Disisi lain Davi memasuki markas Retro dengan gusar. Menelusuri seluruh sudut ruangan tanpa sisa, namun ia tidak menemukan Febri didalam sini

Saat hendak keluar pintu, kaki Davi menginjak sesuatu. Davi menunduk, melihat tas kecil yang sangat ia kenali milik Febri

"Anjing" gumam Davi dan berlari menelusuri sekitar gedung tua itu

Saat berada di belakang markas, Davi melihat punggung seorang pria. Davi mendekat secara perlahan, agar orang itu tidak menyadari kehadirannya.

Davi melotot kaget melihat pria itu mencengkeram erat pipi Febri dengan kuat. Membuat emosi Davi seketika memuncak, ia mendekat kearah pria itu dan menariknya. Membuat cengkraman itu terlepas

"Aws" ringkih Febri

Bugh!

Tanpa basa basi Davi langsung menghajar pria itu tanpa ampun. Febri yang semula memejamkan mata, perlahan lahan membukanya

"Davi stop!" ujar Febri sembari menahan badan Davi agar tidak menyerang kembali

Davi menghentikan pukulannya. Beralih menatap gadis yang masih menangis didekatnya

"Lo gak papa?" cemas Davi. Febri hanya mengangguk

Davi kembali melihat kearah pria tadi. Jujur Davi tidak menyangka jika pria itu adalah Arka, ketua Retro yang berhubungan baik dengan Alaskar

"Lo!?"

"Apa? Kaget?" tanya Arka, ia perlahan berdiri walau dengan tertatih tatih

"Lo apain Febri?!" sentak Davi

"Gue belum sempet apa apain dia. Karena lo dateng tepat waktu" ujar Arka

"Maksud lo?"

"Kalau aja lo gak dateng. Febri udah gue bobol keperawanan nya!" sentak Arka

Davi yang mengerti perkataan Arka itu kembali emosi. Ia memasukkan langkahnya, menarik Hoodie yang dipakai Arka

Febri yang mendengar perkataan Arka, kembali menunduk dan menangis.

"Anjing!" umpat Davi dan kembali menghajar pria brengsek dihadapannya

Bugh! Bugh!

Wajah Arka sudah penuh dengan luka. Pelipis serta ujung bibir yang sobek hingga mengeluarkan darah.

Seketika Davi mengingat Febri yang pasti lebih membutuhkannya. Davi menoleh kebelakang, Febri menatapnya dengan air mata yang membanjiri wajah cantiknya

DAVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang