-11-Arka

26K 1.6K 34
                                    

"kehabisan kata kata" -author


"Yang tadi beneran Davi kan? Bukan demit yang cosplay jadi Davi gitu? Ga mungkin si" gumam Febri yang masih tidak mempercayai kejadian tadi

Flashback on

"Besok besok jangan biarin cewe dibarisan belakang sendiri" ujar Davi memecah keheningan. Mereka sekarang sudah berada di rumah Saka kembali

"Hah? Lu ngomong apa?" tanya Aka yang tidak mendengar jelas perkataan Davi akibat handset di telinganya

"Budek" maki Saka

"Jangan biarin cewe ada dibarisan belakang sendiri, terutama saat night ride" ulang Davi. Yang lain mengangguk paham

"Oh iya, maaf ya feb tadi lo jadi ketinggalan dibelakang. Gue kira masih ada Aka dibelakang lo" ujar Saka diakhiri dengan cengir kudanya

"Lah kok gue? Orang gue jelas jelas didepan sama Viki. Ego tu yang harusnya jaga belakang" ujar Aka membuat Ego tersedak kentang goreng karena merasa dibawa bawa

"U-huk uhuk! Mentang mentang ga ada Aldi, jadi gue yang disalahin" ujar Ego yang merasa ternistakan

"Santai aja kali, gapapa" jawab Febri dengan senyum manisnya, walau didalam hatinya ia menyumpah serapahi mereka semua.

"Bilang aja takut" sahut Davi tanpa menoleh.

"Sok tau" sambung Febri membuat Davi menatapnya intens, lalu sedetik kemudian tersenyum devil

Aldi yang melihat ekspresi Davi, terkekeh pelan "Eh buset pak serem amat muka" Aldi berjalan dari arah dapur dengan dua toples cemilan ditangan kanan dan kiri

"Lo kesini cuma mau ngabisin cemilan gue?" tanya Saka.

"Sudah pasti iya" jawab santai Aldi yang mendapat satu polesan dikepalanya saat baru saja duduk disamping Aka.

Febri yang sekilas melihat jam dan ternyata sudah hampir jam setengah dua belas terlonjak kaget

Sudah dipastikan jalanan saat ini sangat sepi, membayangkan jika ada orang jahat yang akan menculiknya atau menggodanya membuat nyali Febri menciut.

"Mau kemana feb?" Tanya Bara saat menyadari Febri berdiri dari sofa. "Pulang lah" ucap Febri jutek

"Ga takut lo?" tanya Aldi. Febri hanya menggeleng singkat sebagai jawaban, padahal didalam hati Febri sudah kelimpungan bingung.

"Yaudah gue ant-" belum sempat Saka menyelesaikan ucapannya, Davi sudah berdiri dan mengambil kunci motornya

"Gue anter" singkat Davi, tapi sanggup membuat mereka melongo tak percaya

"Eh ga usah, pasti lo masih mau disini kan? Udah gapapa gue pulang send- eehh" belum sempat Febri menyelesaikan ucapannya, Davi menarik paksa tangan Febri  agar mengikutinya.

Mereka berdua pun pergi dari dalam rumah Saka, tanpa memperdulikan tatapan aneh teman teman dibelakang

"Itu Davi?" tanya Aldi entah kepada siapa

Merasa tidak mendapat jawaban, Aldi menoleh kearah kanan dan kiri. Ternyata mereka sedang mengamati Davi dan Febri tanpa berkedip.

"Tumben tumbenan dia peduli sama cewek" ujar Saka

***

Febri dan Davi berkendara beriringan, tentu dengan Febri yang berada didepan dan Davi setia mengikutinya dibelakang.

Febri lagi lagi mencuri pandang dengan melihat kearah spion. Sayang wajah Davi tidak terlihat jelas karena menggunakan helm full face dan hanya menampilkan sorot mata tajam lelaki itu

"Produk unggul" gumam Febri lalu tersenyum simpul dibalik helm. Setelah sampai didepan pagar, Febri turun hendak membuka pagar.

"Makasih ya, lo baik banget" ucap Febri. Davi hanya mengangguk sebagai jawaban dan pergi meninggalkan Febri yang masih bergulat dengan pikirannya sendiri

Flashback off

Sudah puas Febri tersenyum semalaman ini, akhirnya ia terlelap dengan tenang. Hari ini sangat menyenangkan, dan tak akan terlupakan.

***

"Febri! Bangun dong! Anak perawan kok jam segini masih molor!" suara melengking itu sangat Febri hafal setiap pagi.

"Yaudah Ma aku besok ga perawan lagi deh, biar bisa bangun siang!" jawab Febri sama teriaknya membuat Ajeng yang sedang masak pun berlari menuju kamar Febri

"Ngomong apa kamu?" tanya Ajeng sembari menodongkan pisau yang tadi sedang ia gunakan memotong daging di dapur.

"Bercanda doang Ma, ngeri banget bawa pisau" ujar Febri dan berjalan kearah kamar mandi

Setelah siap dengan segala perlengkapan nya, Febri menuruni tangga berniat pergi ke rumah tantennya.

"Mau kemana feb?" tanya Mama yang sedang menyiram bunga

"Mau ke tempat tante Una" singkat Febri

"Ngapain?"

"Kepo deh. Udah situ lanjutin dulu ngurus anak tirinya. Aku mau pergi, bayy" ucap Febri dan melenggang pergi menggunakan n-max putih kesayangannya

Saat sedang menunggu macetnya jalanan siang ini, Febri menelusuri pandangan kenanan dan kekiri. Hingga akhirnya Febri menangkap seseorang yang tidak asing baginya. Lelaki yang tengah terduduk disalah satu cafe yang kebetulan berada dipinggir jalan tempat Febri berhenti

"Eh itu bukannya ketua Retro ya. Kalau dilihat lihat gue ga asing banget sama itu muka" gumam Febri, dan sialnya orang itu menyadari tatapan Febri

Pandangan mereka bertemu beberapa saat, buru buru Febri memutus kontak mata dengannya dan membelah padatnya kendaraan didepannya, dengan rasa malu.

"Tapi emang mukanya ga asing, kaya udah kenal lama. Tapi siapa ya" gumamnya saat berada di lampu merah

Brum'! Terdengar suara deruman motor yang sengaja mensejajarkan dirinya dengan Febri. Tanpa berniat menoleh, Febri melajukan kendaraannya saat lampu berubah hijau.

Moge hitam dengan pengendara menggunakan Hoodie biru itu terus mengikutinya.

Akhirnya Febri menepikan motornya, dan lagi lagi pengendara itu ikut berhenti tepat disebelah Febri. Lelaki itu membuka helm dan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

Deg! Jelas Febri kaget karena yang ada hadapannya sekarang adalah ketua Retro tadi

"Ngapain ngikutin gue?" tanya Febri

"Lo lupa gue siapa?" tanya lelaki itu dan menatap Febri pekat

"Ketua Retro? Gue inget" ujar Febri

Lelaki itu turun dari atas motornya, lalu berjalan mendekat kearah Febri yang masih duduk santai diatas motor

"Gue Arka feb! Cowo kecil yang selalu lo marahin kalo gamau makan. Cowo yang selalu ganggu Febri kecil waktu lagi sholat" ucapan lelaki itu mampu membuat Febri berfikir keras

"Dan cowo yang nangis paling keras di depan teras saat Febri kecil terbang dan menetap di Indonesia" lanjut Lelaki bernama Arka itu, ia terkekeh geli mengingatnya

Sedetik kemudian Febri baru menyadari bahwa lelaki didepannya adalah Arka, sosok bocah yang sangat cengeng dan menyebalkan yang ia kenal di negara tempat tinggalnya dulu

Akhirnya Febri memeluk Arka, dan Arka pun membalasnya serta mengusap lembut rambut gadis kecilnya itu

"Lo tambah cantik ya feb" gumam Arka

Tanpa mereka sadari, dari kejauhan ada sosok lelaki yang sedang menatap mereka dengan tatapan tak suka.

Hai gais!🌠

Jangan lupa tinggalin jejak dengan cara klik gambar bintang dibawah yaa 🖤

Vote semua bagian di cerita ini ✨

See you...😛

DAVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang