•••
"Apa sih, Nar?" Tanya Nillo lembut untuk kesekian kalinya.
Bukannya menjawab, Nara malah semakin cemberut.
"Hei," Panggil Nillo.
"Kesel gue."
"Kenapa?"
Terlihat Nara menghela nafas sembari menatap kesal ke arah Nillo.
"Kenapa lo ganteng banget sih!?" Nara merutuki penampilan Nillo malam ini.
Lelaki itu tengah memancarkan aura Musisi nya, namun tidak menghilangkan penuh ciri khasnya sebagai 'Nillo' yang menggemaskan.
Nara gemas, juga suka dengan penampilan Nillo. Tapi tidak bisakah, berpenampilan begini hanya untuk Nara? Lihatlah, banyak adik kelas mereka yang memuji Nillo terang-terangan.Nara tidak suka.
"Emang Nara aja yang bisa cantik di depan orang." Gerutu Nillo dengan suara kecil, tanpa di dengar Nara. Bisa gawat kalau Nara dengar.
"Nara kasih semangat dong. Masa mau manggung di omelin terus."
Nara yang sejak tadi mengomel tidak jelas pun menarik nafasnya dalam-dalam.
Huuuu, santai, Nar. Sabar.
Nara memamerkan senyum terikhlasnya, sembari mengepalkan tangan kanan. "Semangat, sayang!" Ucapnya sembari memakaikan kacamata Nillo.
Kali ini, ia tidak ingin kecolongan. Bulu mata indah Nillo tidak boleh di lihat oleh gadis lain. Itu adalah harta karun tersembunyi.
Saat sedang mengucapkan semangat, suara pintu ruang musik terbuka mengalihkan pandangan mereka berdua.
"Mojok terus."
"Oh, hai, abang Ipar." Nara melambaikan tangan dengan senyumannya.
Millo menggelengkan kepala menatap Nara, lalu tatapannya mengarah pada kembarannya yang sedang duduk.
"Siap-siap, udah mau tampil." Ucap Millo.
"Iya." Kata Nillo dengan senyumannya.
Setelah pintu tertutup, Nara mengelus dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NILLO [On Going]
Teen FictionNillo Sanzio Wijaya, sih cowok polos yang selalu bertutur lembut, bertemu dengan Anara Zana, sih gadis Bar-bar di sikap maupun penampilannya. Nara yang selalu mengejar Nillo, dan Nillo yang selalu diam dan tidak tahu harus merespon apa, selain ajaka...