[N-26] Bucin tingkat akut

890 98 7
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Nara memperhatikan setiap sudut ruang musik Nillo. Ada piano, gitar, biola, dan drum. Di dinding terdapat beberapa poster band-band favorit Nillo, mulai dari dalam negeri sampai luar negeri. Salah satu band Internasional yang masih hits walau telah lama vakum juga ada di sana, yaitu One direction.

Mata Nara sontak berbinar melihat pemandangan tak asing di sana. Sebuah band dengan formasi lima orang.

"Day6!" Pekik Nara girang. Ia berlari menghampiri poster itu.

Alis Nillo berkerut tak suka saat Nara mengusap poster salah satu member di  Day6, band Korea selatan yang terkenal dengan lagu ambyarnya.

"Nill, gak bilang sih kalo suka Day6 juga? Aku kalau galau suka tahu dengerin lagu mereka sambil meler."

"Nara galau karena apa? Emang Nillo pernah ya bikin Nara sedih?" Nillo menatap Nara dengan pandangan heran.

"Enggak sih, cuma pura-pura galau aja kalau gabut." Nara menyengir.

Nillo mendengus. "Nillo belajar main drum karena terinspirasi dari member Day6 yang ini, kayanya asik banget liat dia main drum." Nillo menunjuk Dowoon, sih Drummer Day6.

"Ah, Anjjj! Ini tuh bayi gede kesayangan gue."

"Nara, mulutnya! Nillo cabein baru tahu rasa!" Ujar Nillo karena Nara kumat bar-barnya.

"Lagian, tadi yang di elus-elus muka Jae, lah sekarang bilangin Dowoon bayi gede. Dasar ga punya komitmen!" Gerutu Nillo.

Nara cengengesan seraya mengangkat dua jarinya tanda 'Damai' Nillo memutar bola mata malas, lalu menarik Nara duduk di kursi sofa berbentuk L di sudut dekat jendela.

"Eh, Minum tehnya dulu sayangku." Nara menyengir di samping Nillo yang kesal.

"Duh, jutek banget sih mukanya." Nara mencolek dagu Nillo menggoda.

"Dasar jelalatan!" Ketus Nillo.

Nara hanya nyengir saja melihat tingkah lucu pacarnya yang sedang kesal. Lama mereka saling diam, Nillo pun menumpukan kepalanya di bahu Nara.

"Pusing banget Narr...." Keluh Nillo.

"Utu...utu.... Kasiannya bayik-ku." Nara memijat pelan kepala Nillo.

Kesal di panggil bayik, tangan Nillo merambat mencubit punggung tangan Nara.

"Awwhh, anjing." Maki Nara spontan.

Nillo langsung mengangkat kepalanya begitu mendengar umpatan Nara. Matanya menatap Nara marah.

"Udah berapa kali aku bilang gak boleh ngomong kasar!? Gampang banget deh kayanya ngomong kasar." Marah Nillo serius.

Melihat Nara hanya diam, Nillo pun menghela nafas panjang. Nara meliriknya diam-diam. Tahu kali ini dia salah, jadi tidak berani mencela.

"Jangan ngomong kasar lagi ya! gak boleh." Nillo berucap lembut akhirnya.

NILLO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang