[N-10] Abstrak

793 127 15
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Akhh..." Suapan nasi beserta lauk sesendok menghampiri mulut Nillo.

"Anak bunda udah gede. Udah punya pacar." Kata Resya sembari menyuapi Nillo.

"Bunda.... Kan Nillo udah bilang, Nara bukan pacar Nillo." Rengek Nillo yang merasa malu karena sudah di goda satu keluarganya dari kemarin.

"Pacar juga gak papa, bang. Ayah gak marah." Kini Zillo ikut-ikutan.

Lala sih bocah SMP itu tertawa, ia ikut gemas melihat tingkah malu abangnya.

Nillo melirik kesal kearah Millo yang sejak tadi menahan tawanya. Karena ulah anak itu lah kedua orang tuanya jadi salah paham.

"Belajar yang rajin, Princess." Nillo mengusap kepala Lala ketika selesai memakaikan sepatu gadis itu.

Cup!

"Siap, abang." Jawab gadis itu semangat setelah berhasil mengecup pipi abangnya.

"Ehem... Kok tiba-tiba gatal, ya." Millo duduk di kursi teras sembari menggaruk pipinya.

Nillo dan Lala saling lirik, Kemudian terkikik geli.

Mwah!

Lala memberikan kecupan di pipi Nillo sekali lagi, seakan tidak menyadari kehadiran Millo.

"Duh, masih gatal." Keluh Millo kembali.

Lala dengan hobi menaikkan sudut bibirnya, memutar bola mata malas.

Cup!

"Iri tuh. Tinggal bilang aja susah banget." Kata Nillo menyindir.

Sementara Millo hanya mengangkat bahu sembari tersenyum sudah berhasil mendapat kecupan semangat dari adik kesayangannya.

"Ayo, La! Sama ayah berangkatnya." Zillo datang sembari menenteng tas kerja nya.

"Okey, ayah."

Seperti biasa, seluruh orang yang ingin pergi beraktivitas itu menghampiri Ibu Ratu mereka terlebih dahulu. Satu-satu bergilir untuk bersalaman pamit sembari mengecup pipi ibu Ratu mereka.

"Dadahh bunda..." Terdengar suara Lala, Nillo, serta Zillo mendominasi bagai toa.

Millo? Hanya tersenyum kepada bundanya.

Nillo mengayuh sepedanya dengan santai, karena jam masih menunjukan pukul setengah tujuh.

Bibirnya melengkung sempurna saat melirik paper bag yang berisi kue cokelat buatan bundanya. Kata Resya, kue ini harus di berikan pada Nara.

Sampailah Nillo di area Parkiran. Selesai meletakkan posisi sepedanya dengan benar, cowok itu berdiri merapikan seragamnya kembali.

Tangan kanannya menggenggam paper bag tersebut. Nillo berencana menunggu Nara di tangga dekat kelas gadis itu. Jam segini tentu gadis itu belum datang.

NILLO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang