[N-23] Nillo semakin manis

900 122 19
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Selepas mengantarkan Ira kembali, Nara mengajak Nillo ke halaman belakang rumahnya.

Di sana terdapat pemandangan sebuah kolam ikan kecil, satu pohon jambu, satu pohon mangga, beberapa pohon kelapa, dan satu pohon tinggi nan besar yang di pasangi sebuah ayunan dari papan kayu dan tali kuat.

"Duduk." Suruh Nara.

"Ha? Enggak usah. Nara aja yang duduk." Nillo menolak.

"Kamu dimana?" Nara bertanya.

Dia mah biasa duduk ngejorok di tanah sambil ngasih makan ikan peliharaannya, tapi Nillo kan beda level sepertinya.

Nillo yang di tatapi segan pun lantas tersenyum. "Sini duduk, aku ayunkan."

Nara menurut saja lah, kan Nillo yang menyuruhnya.

Nara duduk menggantungkan kakinya, Sementara Nillo berada di belakangnya sembari mendorong ayunan itu.

"Nar, mau jalan-jalan?" Tanya Nillo tiba-tiba.

"Mau ngajak jalan?"

"Iya, mau?"

"Kemana?"

"Trip ke gunung kaya yang kamu pengen. Mau?"

Mata Nara langsung berbinar senang. Ia pun mengangguk semangat. "Kita pergi berdua?"

"Iya, besok kita beli persiapannya, oke?"

"Oke." Jawab Nara semangat.

Tak lama kemudian mereka saling hening tanpa percakapan, dan hanya terdengar suara daun yang bergesekan karena angin. Sampai beberapa saat kemudian Nillo menghentikan ayunannya, merubah posisi ke depan Nara.

Lelaki itu berlutut di depan Nara sembari menatap gadis yang ia rindukan beberapa hari ini.

"Kenapa?" Nara bertanya keheranan.

Kepala Nillo hanya menggeleng polos, tetapi matanya masih setia menatapi Nara dalam dengan penuh kelembutan.

"Nara cantik banget." Bisik Nillo seraya tersenyum malu.

Apa-apaan ini. Padahal ia yang sedang berucap manis, tapi malah dirinya sendiri yang tersipu malu. Memang hanya Nillo.

"Makasih." Ucap Nara tanpa segan memberikan kecupan di pipi Nillo yang berhasil membuat rona merah semakin menjalar di pipi cowok itu.

"Nara, Nillo maluuuu." Rengeknya seraya menyembunyikan wajahnya dibalik kedua telapak tangannya.

🐰🐰🐰

Dua hari kemudian, diposisi matahari yang seperempat tenggelam, Nillo sudah menjemput Nara dengan antusiasnya. Lelaki itu turun dari mobilnya dengan setelan kaos hitam yang dilapisi dengan jaket jeans, dan di padukan dengan celana jogger dan sepatu hikingnya.

NILLO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang