[N-16] Berjanji

661 105 17
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Di depan tenda, terlihat dua orang berbeda jenis tengah menyelonjorkan kedua kakinya yang terasa pegal karena berdiri hampir satu jam lamanya.

Pak Budi memang tak Tanggung-tanggung menghukum mereka berdua.

Keduanya saling diam bingung harus menyalahkan siapa, karena jelas keduanya tak tahu.

"Nar, jidat aku agak benjol gak sih kalo di lihat?" Tanya Nillo yang merasa aneh dengan jidatnya saat di raba.

"Coba liat," Nara menggeser tangan Nillo untuk melihat sisi jidat Nillo yang di tutupi plaster.

"Iya, agak benjol sedikit." Jawab Nara.

"Isss..." Nillo mendengus kesal sembari membuka kotak kacamata cadangannya.

"Untung bawa cadangan. Kalo enggak gimana nasib aku."

"Emang segitu gak liatnya ya, Nill?"

"Iya, minus aku udah tinggi banget. Cuma bisa lihat jelas objek terdekat. Kaya posisi kamu sekarang." Jelas Nillo sembari memasang kacamatanya.

"Itu... Makanya kurangin main hp." Ceramah Nara.

Nillo pun memandangnya dengan senyuman. "Iya deh yang jarang buka hape, sampe-sampe chat aku hari ini di balas dua hari kemudian." Cowok itu mengacak rambut Nara.

Nara memang spesies langkah dari ribuan manusia jaman sekarang. Di saat orang tidak lepas dari gadget, maka Nara adalah orang yang paling tidak peduli dengan gadget. Bisa di bilang Nara adalah orang yang suka berinteraksi langsung bukan dari sosial media.

"Nill, suit yuk. Siapa kalah pijetin kaki yang menang dulu, baru gantian." Usul Nara.

"Ayuk." Setuju Nillo.

Mereka pun melakukan suit batu, gunting, kertas. Dan, Nara sebagai pemenang atas permainan itu.

"Yes!"

Nara pun meluruskan kakinya ke depan, kemudian menyanggah tubuhnya dengan tangan yang bertahan di tanah.

Nillo pun mulai memijati kaki Nara.

"Lucu ya Nill, di Kira pak Budi kita pacaran." Basa-basi Nara memulai percakapan.

"Iya. Padahal cuma temenan yakan? Emang segitu anehnya ya Nar pertemanan cowok dan cewek? Sampai mereka semua pada gak percaya sama kita." Ujar Nillo seraya menatap Nara.

"Iya, aneh sih. Setiap Pertemanan antara cewek cowok pasti salah satunya bakal ngelibatin perasaan. Gak munafik kan? Gue ngaku kok." Kata Nara dengan wajah yang seketika lesu mengingat status Friend zone nya dengan Nillo.

"Tapi Nar, itu pacarnya Millo juga sahabatan. Gak aneh kan?"

Entah mengapa Nara kesal. Nillo selalu saja mengalihkan perhatian ketika Nara sedang membahas perasaannya.

NILLO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang