[N-13] Langit dan Bintang

754 120 6
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Cuaca yang mendung diiringi dengan hembusan angin berhawa dingin datang menyapa kulit Nillo yang sedang duduk di atas sepedanya sembari menunggu Nara keluar dari gedung Sekolah.

Hari ini cowok itu tidak akan membiarkan Nara bebas dari pengawasannya. Tidak akan.

Nillo tidak akan memberikan Haidar
peluang sedikitpun untuk singgah di pikiran, atau lebih parahnya hati Nara lagi.

Melihat senyum manis Nara dari kejauhan saja sudah menyadarkan Nillo bahwa hatinya akan tak terima jika dibalik senyum itu terdapat orang lain sebagai alasannya.

"Kok nunggu? Gue kan udah bilang mau ke Rumah sakit."

Nillo tersenyum saja saat ia tidak perlu memberikan jaketnya untuk menutupi paha gadis itu kembali. Nara sudah menurut untuk mengganti Roknya, dengan rok yang di belikan Nillo. Untuk kedepannya, Nillo tinggal berusaha mengganti baju kekecilan itu dengan yang lebih besar.

"Aku antar,"

Nara mengingat Nillo harus bekerja, "Hari ini kan lo kerja."

"Temenin setelah itu." Kata Nillo sembari menarik tangan Nara agar segera menaiki bangku belakangnya.

"Ha, seriusan? Nanti telat lagi."

Nillo menggeleng. "Aku udah izin telat sama Om Danu."

Nara mengangguk saja. Gadis itu menggenggam erat sisi kanan dan kiri Jaket Nillo.

Mereka mampir sejenak ke Supermarket, membelikan buah tangan untuk Mamanya Haidar.

Sesampainya di Rumah sakit pun Nillo masih mengantarkan Nara hingga dalam.

"Aku tunggu di Kantin, ya." Kata Nillo.

Nara mengangguk seraya melambaikan tangan, "Bye...bye..."

Di dalam ruang rawat Mamanya Haidar, Nara masuk sembari mengucapkan salam. Melihat senyum dari wajah pucat Mama Haidar, menularkan senyum di bibir Nara.

"Gimana kondisinya, Tan?" Tanya Nara sembari meletakkan parsel buah di nakas.

"Udah lumayan baik kok. Kata Haidar kemarin malam kamu ikut kesini, ya?" Mama Haidar melirik anaknya yang sedang bermain game di ponsel.

"Iya, Tan."

"Bareng pacar barunya tuh Nara, Ma." Haidar melirik Nara dengan padangan permusuhan.

"Engg---" Ucapan Nara terpotong dengan kehebohan Mama Haidar.

"Serius, Nar? Padahal Tante berharapnya kamu balikan lagi sama Haidar." Ada nada sedih yang terdengar dari ucapan Mama Haidar.

Nara mengedipkan kedua matanya. Ia bingung harus bereaksi apa.

"Sebenernya bukan pacar Nara kok, Tan. Tapi--"

"Halah, bohong dia, Ma. Gue udah tiga kali jumpa lo bareng sama cowok cupu itu." Potong Haidar kesal.

NILLO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang