[N-17] Tersinggungnya Nillo

814 112 3
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sudah seminggu Nara di sembunyikan Nillo dari penglihatan Ayah Nara sendiri, dan orang jahat yang ingin merampas Nara sebagai jaminan hutang Ayahnya. Seminggu ini pula keseharian Nara hanya bersekolah, dan kembali ke Apartemen Nillo.

Terkadang Nara bosan dan ingin keluar, walau hanya sekedar mengikuti Nillo bekerja atau les. Tapi cowok berkacamata mata itu melarangnya untuk keluar Apartemen, kecuali bersekolah.


Seperti saat ini, Nara hanya duduk di balkon Kamar seraya bolak-balik menatapi jam tangannya. Sudah hampir pukul delapan malam, tapi Nillo belum juga datang mengunjunginya. Padahal biasanya cowok itu sudah datang sejak jam lima sore karena hari ini adalah jadwal les saja.

Nara pun masuk kamar bermaksud untuk mengambil hape, dan menghubungi Nillo menanyai kabarnya. Tapi Nara mengurungkan niatnya karena mendengar suara ketukan pintu di luar kamar.

"Nara, aku datang." Sebuah suara terdengar seiring dengan ketukan pintu yang berlanjut.

Nara Buru-buru lari dan membuka pintunya. Setelah pintu itu terbuka, Nara langsung berhambur memeluk Nillo hingga cowok itu terkejut bukan main.

"Kok baru kesini?" Tanya Nara di sela pelukannya.

"Eh--mmm..." Nillo bingung ingin beralasan apa.

"Kok diem?" Tanya Nara kembali seraya melepas pelukannya.

Bukannya menjawab, Nillo malah mengangkat tinggi bungkusan makanan yang ia bawa sembari melempar senyum.

"Aku bawa ayam geprek, sama martabak. Kamu belum makan malam kan?" Ucap Nillo.

Nara melihat raut wajah Nillo yang tampak berbeda dari biasanya.

"Nill, lo sakit?" Nara memastikan sendiri dugaannya dengan menempelkan telapak tangannya ke dahi Nillo.

"Awh... Panas." Keluh Nara.

Nillo berusaha tetap tersenyum ceria, saat melihat air muka Nara yang mulai mendung. "Nar, aku gak papa kok." Ucapnya menghibur Nara.

Gadis yang memakai kaos putih kebesaran milik Nillo itu pun menunduk, "Lo pasti sakit karena gue." Ucap Nara lirih.

Nillo lantas menggeleng tak setuju. "Enggak Nar, aku cuma kecapekan karena belakangan ini Kafe rame banget."

"Bohong." Sela Nara tak percaya.

Pasti Nillo kelelahan karena mengurusinya. Disaat lelahnya pulang les dan kerja, Nillo selalu menyempatkan waktu untuk menemani Nara hingga sampai jam sembilan malam. Saat memastikan Nara sudah mengerjakan tugas sekolah, dan tidak kelaparan barulah Nillo kembali pulang kerumahnya.

"Udah deh. Aku gak papa kok, ayo kita makan." Nillo menarik tangan Nara untuk mengajaknya makan.

"Kamu bawa ini, tunggu aku di ruang TV. Aku mau ambil piring sama minum dulu." Kata cowok itu.

NILLO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang