[N-6] Perasaan Nillo

1K 137 9
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Turun lo!" Suruh sang Ketos galak.

"Ogah! Entar kalo gue turun, sama aja dong nyerahin diri ke kandang singa." Jawab Nara yang sedang berdiri di atas tembok belakang sekolah.

Seperti biasanya, setelah mengamankan para siswa yang terlambat lewat jalur depan, pasti Millo akan berkeliling untuk menangkap para nakal kelas kakap yang selalu manjat tembok agar terbebas dari hukuman.

"Lo cewek. Jangan manjat-manjat gitu, gak baik." Kata Millo agak lembut.

"Makanya, lo pergi dulu baru gue turun."

Mata Millo kembali menyorot tajam. "Terus, habis itu lo ngapain?"

"Ya masuk kelas lah. Badan gue lagi pegel semua, Mill. Please... Kali ini aja lolosin gue." Nara mengatupkan kedua tangannya dengan wajah di melas kan, agar Millo berbaik hati.

"Gak bisa gitu! Lo harus tanggung jawab." Ucap Millo tegas.

Bisa-bisanya Nara menghentakkan kakinya berulang kali di atas sana.

"Turun Nara!" Suruh Millo kembali.

"Percuma punya orang dalam, tapi gak bisa di manfaatin." Gerutu Nara kesal.

"Nara, ngapain di atas sana?!"

Millo bernafas lega melihat pawang Nara muncul saat di butuhkan.

Nillo yang tadinya ingin ke Perpustakaan langsung menghampiri mereka berdua.

"Suruh turun tuh cewek lo." Ujar Millo pada Nillo.

Nillo mengusap lehernya karena salah tingkah entah karena apa.

"Nara, turun! Nanti kamu jatuh, luka lagi loh." Suruh Nillo lembut sembari tangannya melambai-lambai menyuruh Nara turun.

"Nanti di hukum sama abang ipar. Gak like, Nillo." Tolak Nara dengan nada manja, sangat berbeda saat berbicara dengan Millo tadi.

"Itu udah konsekuensinya. Nanti jam istirahat, aku temenin deh di Kantin." Sahut Nillo dengan iming-iming.

Mau tak mau Nara menurut. Mana bisa dia menolak perintah Nillo.

Beberapa waktu kemudian, Nillo yang baru saja mengambil buku pelajaran dari Perpustakaan, melihat Nara yang sedang di hukum bersama dengan tiga orang lainnya. Mirisnya, selalu saja dia Perempuan sendirian di sana.

"Nill!" Panggil salah satu dari yang di hukum itu.

Ketiga orang yang lain ikut menoleh saat Dion, sih pemanggil Nillo tadi bersuara.
Nara kelihatan tersenyum pada Nillo.

"Kenapa?" Jawab Nillo.

"Ada guru di kelas?"

"Ada, ini aku di suruh ambil buku."

NILLO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang