[N-27] Salah Paham

921 114 25
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sudah empat bulan Nara dan Nillo berpacaran. Sekarang kelas tiga juga sudah berada di semester akhir menjelang kelulusan. Nillo sibuk dengan berbagai soal latihan untuk ujian serta tes beasiswa yang akan di cobanya.

Akhir-akhir ini keduanya jarang bertemu. Nillo sudah berhenti bekerja Part-time, dan sibuk dengan kelanjutan masa depannya. Sementara Nara sering kali sibuk menghilang tanpa jejak, kemudian muncul tiba-tiba. Tak jarang gadis itu muncul dalam keadaan tidak baik-baik saja di hadapan Nillo.

Hari ini setelah pulang Sekolah, Nillo berjalan menaiki tangga guna mencari Nara yang tadi memintanya untuk pulang bareng. Hari ini juga hujan, Nillo menggenggam payung yang akan digunakan untuk melindungi Nara dan dirinya nanti.

Langkah riang yang tadinya membawa senyuman, sontak pudar melihat pemandangan di depannya.

Alga, laki-laki sekelas Nara yang pernah ikut menjadi pasangan Nara di lomba Prince-princess tengah memajukan wajahnya ke arah Nara hingga hidung keduanya hampir menyatu.

Nillo menjatuhkan payungnya hingga menimbulkan suara. Matanya membulat dan berkaca sangking sesaknya hatinya.

"Nillo." Nara mendorong bahu Alga lalu menampar cowok lancang itu.

"Kurang aja lo!" Maki Nara.

Alga tersenyum miring seraya memegangi pipinya yang terasa panas. "Apasih yang Lo lihat dari laki-laki kaya dia, Nar!?" Marah Alga dengan nada tinggi.

Alga beralih menatap Nillo dari ujung kepala sampai ujung kaki seolah menilai cowok yang menurutnya sangat cupu. Baju yang teramat rapi, rambut mangkuk yang klimis, dan kacamata bulat minus.

"Selera Lo rendah, Nar." Terang Alga menghina.

Plak!

Nara kembali menghadiahi tamparan untuk Alga. Nillo hanya bisa diam antara marah dan sakit hati.

"Jaga mulut lo!" Teriak Nara marah.

Kemudian, Nara menarik tangan Nillo pergi dari sana. Nillo meronta meminta di lepaskan tangannya. Nara tetap menarik Nillo hingga turun tangga.

"Nara!" Nillo berucap seraya melepaskan tangannya.

Di depan pintu perpustakaan, Nillo menatap Nara kecewa. Terlepas dari pembelaan Nara pada dirinya, Nillo masih merasakan denyut sakit di hatinya karena melihat Nara yang hampir berciuman dengan Alga.

"Nill, K-kamu..." Nara ingin menjelaskan namun ucapannya tercekat.

Di lorong sepi itu Nillo masih terdiam dengan raut wajah yang tidak bisa di jelaskan. Di satu sisi dia marah, di sisi lain dia merasa rasa percaya dirinya menghilang karena penghinaan Alga.

"Nill," Nara mencoba meraih tangan Nillo namun segera mungkin Nillo mengelak.

Mata laki-laki itu berkaca-kaca sendu. Nillo menunduk ketika setetes air matanya jatuh.

NILLO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang