Chapter 18

2K 343 21
                                    

Tim ngalong mana suaranya?

Heheheh, maapkan jari thor yang kepleset pencet publish padahal ceritanya belom kelar 😂😂😂🙏🙏🙏

Maaf ya bikin kalian nunggu lama, soalnya baru dua minggu kuliah thor dah dapat tugas seabrek 😭😭 pusink pala barbie...

Doakan kuliah thor lancar ya gais, mo nangis thor ini😭😭

Met baca gais, semoga suka dengan cerita ini 😂🙏

💌💌💌

Untuk kencan kali ini, Sagara mengajak Ilsa untuk menikmati nasi kare di salah satu kedai yang lokasinya jauh dari daerah mereka tinggal. Butuh melewati dua stasiun supaya mereka bisa mencapai kedai itu.

"Ini nasi kare kesukaanku. Kalau aku libur, biasanya aku akan makan di sana," cerita Sagara dengan suara amat pelan mengingat mereka sedang berada di dalam kereta.

"Apa kau bisa menjamin rasanya enak?" usil Ilsa berbisik.

"Tentu. Kalau tidak enak, kau boleh memintaku untuk membelikanmu Mcnugget hingga kau puas." Sagara memberikan garansi rasa kepada Ilsa yang membuat mantan terindah Toshiki itu terkekeh.

"Aku itu sebenarnya bingung. Apakah nasi kare adalah makanan favorit semua pria Jepang? Rekan kerjaku mayoritas jika ditanya makanan kesukaannya adalah kare, Toshiki juga kare, dan sekarang kau juga penggemar kare." Ilsa bertanya dengan mata yang sering sekali melirik ke arah anak muda yang duduk tidak jauh dari Sagara.

Sagara sadar kalau fokus Ilsa itu terpecah dan dengan penasaran ia mengikuti ke mana mata Ilsa melirik lalu memperhatikan sekelilingnya.

Tidak mau memancing keributan, Sagara langsung berdiri dari duduknya dan menawarkan bangkunya ke siswi SMA yang hendak di foto kakinya oleh laki-laki mesum.

Ilsa menatap Sagara dengan tatapan tidak percaya, sebegitu cepatnya Sagara merespon kondisi sekitarnya. Tapi kalau diingat-ingat, Sagara juga jauh lebih cepat tanggap menolongnya untuk menghadapi bocah ketimbang Toshiki.

"Kau kenapa?" tanya Sagara menyadari Ilsa terus menatapnya tanpa berkedip.

Sadar kalau dirinya terus menatap Sagara hingga laki-laki itu bertanya, Ilsa langsung menggelengkan kepalanya dan melayangkan sebuah senyuman.

"Aku hanya berfikir betapa gentle'nya kau jadi laki-laki." Ilsa memuji Sagara terang-terangan di tempat umum dengan santai, tanpa beban sama sekali.

"It's manner, Atmadja." Sagara tersenyum miring kepada Ilsa lalu menatap ke arah jendela yang berada di belakang Ilsa.

Kapan dirinya terakhir kali pergi kencan hingga harus pakai kereta ya?

💌💌💌

"Wow," gumam Ilsa setelah mencicipi kare yang ia pesan dengan mata sedikit membesar. "Ini enak!" komentar Ilsa bersemangat lalu menyuapkan ke mulutnya sesendok nasi berserta kare.

Sagara terkekeh ketika melihat betapa senangnya Ilsa dengan makanan yang ia pesan. "Told you."

Sagara menyantap karenya dan hatinya langsung puas karena kerinduannya akan makan nasi kare yang enak terpenuhi, meski baru satu suapan.

Keduanya makan dengan tenang dan lahap. Bagi Ilsa ini adalah kare yang menyenangkan rasanya, agak mirip dengan kare buatan Kaho tapi ini versi yang tiga kali lebih enak.

"Oh, kau belum menjawab pertanyaanku. Memangnya kebanyakan laki-laki Jepang itu suka makan kare ya?" tanya Ilsa di sela-sela makannya.

"Hm, tidak juga kurasa? Tergantung selera." Sagara menjawab. "Tapi selama aku hidup, aku tidak pernah melihat ada orang yang menolak kare. Kare itu menu yang mudah dibuat dan rasanya sudah pasti enak. Apalagi yang instan, ya meski enaknya tidak bisa disamakan jika dibandingkan dengan kare buatan sendiri."

Not so RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang