Chapter 03

4.1K 498 13
                                    

Nyatanya masih ada yang belum bisa move on dari mantan, sekalipun ada pembatasan jarak.
-Thor si ambas emot 🍋-

💌💌💌

"Kanpai!" seru Kaho dan yang lain sebagai permulaan perayaan sederhana ulang tahun Sagara ke 31 tahun yang dirayakan di rumah Sagara sendiri. (Kanpai = bersulang)

Perayaan ulang tahun ini jelas bukan ide Sagara, melainkan ide Hikaru dan atasan mereka, Matsunaga Jun. Tentu ide ini sangat disambut baik oleh para perawat yang sudah mengenal Sagara dengan baik, siapa lagi kalau bukan Kaho, Sayu, dan Yoh.

Yoshiko masih tergolong anak baru, jadi dirinya belum terlalu dekat dengan Sagara dan memilih untuk tidak ikut merayakan sekalipun dirinya sudah diajak.

Sagara sebenarnya bukan tipe yang suka berpesta atau merayakan sesuatu. Dia lebih suka menghabiskan waktu di rumah seorang diri dan meluruskan pinggangnya di kasur sembari menonton film.

Tapi untuk menghargai niat baik rekan kerjanya, Sagara rasa perayaan sederhana ini tidak'lah buruk, belum lagi ia mendapatkan lapis legit dari mereka dan juga ramen dari kedai kesukaannya.

Walaupun tak bisa menikmatinya seorang diri, Sagara sudah senang ketika ia bisa kembali menyantap kue kesukaannya itu.

Sagara sangat merasakan betapa bedanya suasana makan malam hari ini. Biasanya ia hanya makan malam seorang diri, tapi kini ada lima orang menemaninya makan malam, sekalipun mereka sering makan bersama di luar, rasanya sangat jauh berbeda bila makan bersama di rumah.

Rasanya jadi lebih ramai dan dekat, mungkin ini'lah alasan ayah'nya sangat suka kalau meja makan di rumahnya banyak orang.

Adu mulut antara Sayu dan Yoh menjadi tontonan menarik di meja makan, belum lagi Hikaru kadang dengan sengaja mengompori keduanya. Tawa Matsunaga khas orang tua yang membuat Sagara seperti berada di dekat ayahnya, dan celutukan Kaho sebagai pemeriah benar-benar seperti ibu pada umumnya.

Mungkin'kah dirinya merindukan keluarganya? Ya, bisa jadi. Sudah lama ia belum pulang kampung dan melihat kondisi orang tuanya.

"Yang berulang tahun kenapa diam sekali?" tanya Kaho yang baru menyadari kalau sedari tadi Sagara tidak bersuara apapun.

Sagara tersenyum tipis lalu bersuara. "Hanya bingung mau berbicara apa."

Hikaru berdecak lalu ia merangkul Sagara dengan erat secara tiba-tib sehingga membuat jantung Sagara hampir lepas.

"Kau harus banyak latihan bicara dari sekarang dengan kami. Jangan cuman bisa bicara dengan pasien. Bagaimana kau bisa mendapatkan yang baru kalau tidak bisa memulai pembicaraan atau terlibat di dalam pembicaraan?" saran Hikaru sekaligus bertanya.

Sagara mengerutkan dahinya, apakah pacaran sepenting itu sekarang?

"Memangnya penting?" Sagara bertanya balik.

"Kau memangnya mau menghabiskan waktumu seorang diri saja saat tua nanti? Tidak mau'kan?" Hikaru membalas sekaligus berasumsi kalau Sagara tidak mau sendirian saat tua nanti.

"Kapan aku mengatakan 'tidak'?"

Dua cardiologist muda itu saling bertatapan satu sama lain seakan-akan sedang staring contest.

"Sudah. Sudah. Dari pada adu pendapat lebih baik menikamti kue ini," lerai Matsunaga.

"Tanpa sensei suruh, Serigawa sudah melakukannya dengan baik," nyinyir Sayu membuat Yoh menoleh dan menatap polos para rekannya. "Ada apa?"

"Tidak apa. Lanjutkan makanmu," kata Sagara lalu menghela napas diikuti Hikaru melepaskan rangkulannya.

"Kau benar-benar payah, Sagara," bisik Hikaru dan alis Sagara naik sebelah. "Kau lebih payah. Kau ini memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu mengenai perasaan Mastusayama?"

Not so RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang