Chapter 09

2.9K 427 28
                                    

Apapun penampilan gue, gue tetep cakep. Inget, gak boleh insyekur
-Ilsa-

💌💌💌


Fakta mengatakan bahwa Sagara itu memiliki hobby memasak. Jika dirinya tengah libur, biasanya ia menghabiskan waktu untuk mencoba resep baru.

Hari ini adalah hari liburnya dan kebetulan juga ia memiliki resep baru, maka libur kali ini adalah hari yang tepat untuk mencoba resep baru itu.

Kegemaran Sagara memasak ini bermula dari keseringan membantu ibunya memasak, berbeda dengan kakaknya yang malas membantu di dapur namun paling semangat kalau disuruh membenarkan peralatan rumah yang rusak.

Dan Sagara semakin terbiasa untuk masak semenjak ibunya meninggal dunia ketika mereka masih tinggal di Korea Selatan.

Ibunya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas saat ia berpergian menggunakan taksi di malam hari. Saat terjadi kecelakaan Sagara masih belajar di sekolah dan Kazuto sedang rapat dengan beberapa pegawai pemerintah Korea Selatan kala itu.

Sampai sekarang hati Sagara masih terasa sesak bila meningat kejadian naas itu, sekalipun Sagara sudah merelakan kepergian ibunya.

Merasa rindu dengan kehadiran ibunya, Sagara menghentikan sejenak aktivitas masaknya untuk mengambil ponsel dan menyalakan wireless speaker.

Cara Sagara mengobati rindunya kepada sang ibu adalah memutar semua lagu kesukaan ibunya, baik itu lagu berbahasa Inggris, Mandarin, Jepang, dan Korea sekalipun akan ia dengar untuk mengobat rindunya. Bahkan di ponselnya terdapat music list khusus lagu kesukaan wanita yang melahirkannya 31 tahun lalu.

Mama's Favourite.

💌💌💌

Jika Sagara mengisi waktu liburnya dengan memasak, maka hal itu tidak akan ditemukan pada Ilsa.

Untuk mengisi waktu, Ilsa lebih menyukai membaca jurnal tentang aviasi. Ilsa memang pilot, tapi jangan salah kira ia memiliki gelar bachelor dan master di belakang namanya dan ia merupakan anak teknik.

Terbiasa melihat orang tua berkutat denga dunia aviasi, Ilsa memutuskan untuk memperdalam dunia itu dengan mempelajari aviation engineering.

Bagi orang awam, pasti akan memandang Ilsa sebagai anak yang pintar karena merupakan anak teknik. Tapi percayalah, Ilsa juga seperti mahasiswa teknik pada umumnya yang sangat bahagia jika bisa mendapatkan C, apalagi di mata kuliah yang sangat sulit. Bisa lulus saja, Ilsa sudah sujud syukur.

Jadi anak teknik itu keras. Batin Ilsa ketika ia berhasil menyelesaikan satu jurnal dan lanjut ke jurnal lain.

Entah turunan siapa, Ilsa bisa dikatakan cukup doyan baca. Padahal orang tua'nya cukup malas untuk membaca selaian baca koran dan gosip tentunya.

Ilsa melepaskan kacamata bacanya begitu ia sudah cukup untuknya membaca jurnal-jurnal itu. Merasa badannya begitu kaku, Ilsa melakukan sedikit stretching dan lega'lah ototnya.

Diambilnya ponsel yang sedari tadi Ilsa abaikan karena terlalu fokus membaca. Entah sejak kapan, Ilsa mulai mengurangi penggunaan sosial media yang merupakan 'kebutuhan' semua orang di era digital seperti sekarang.

Semenjak lu mengenal yang namanya Kazuomi Toshiki  anak konglomerat Jepang. OKL entah dari zaman kapan. Nyinyir benaknya yang membuat Ilsa tiba-tiba tersenyum bodoh.

Harus Ilsa akui, empat tahun bersama Toshiki itu bukan waktu yang singkat, bahkan bisa dibilang cukup lama hingga bisa mempengaruhi gaya hidupnya sampai sekarang.

Not so RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang