Chapter 22

2.1K 352 31
                                    

Good evening people! How are you?? Apa kalean merindukan Thor yang suka sekali menjadi Rangga yang membuat Cinta terpaksa menunggu sekian lama??

Maafkan Thor yang suka sekali lambat update karena tidak ada ide dan sibuk kerjain tugas kuliah sampe stress🥲

Ditambah buka wattpad juga dah makin males kayak gak ada semangatnya lagi gitu, tapi suka inget sama cucu yang belum jelas nasibnya jadi suka mancing ide untuk nulis dengan cara baca lagi ceritanya lalu geli sendiri saat baca ulang hasil karya sendiri, atau baca cerita yang ada di library wattpad meski isinya gak ada yang baru🥲🥲🥲

I will try my best untuk selesaikan kisah Ilsa. Ini bakal lama banget kelarnya mengingat ak sendiri juga dah kehilangan banyak mood nulis, trus bisa jadi ini adalah karya terakhirku di Wattpad karena itu tadi bangun mood nulis itu sekarang susah, gak kayak dulu lagi yang di mana tempat tu ada ide.

Duh kalau nulis notes kek gini, Thor bener2 merasa kek dah tua banget🥲😂 perasaan baru juga kepala dua, tapi nih pemikiran kenape kek tua bener.

Wes lah, ora perlu banyak concong, semoga kangen kalian pada Sagara terobati. Mainkan ceritanya sis!

Vomment anda saya nantikan 🥺🥺





💌💌💌

Ada sebuah lelucon yang mengatakan  bahwa laki-laki berusia 18 tahun dapat menentukan nasib negaranya melalui pilihannya saat pemilihan, tapi mereka butuh minimal berusia 21 tahun untuk menikah karena sejatinya mengurus negara lebih mudah dipahami ketimbang menghadapi wanita, sehingga untuk menghadapi wanita perlu pengalaman hidup yang lebih.

Sagara yang mendengar lelucon itu hanya bisa tertawa kaku, baginya mengurusi negara ataupun wanita itu sama-sama susah, tapi kalau ditanya secara pribadi lebih memilih menghadapi negara atau wanita, Sagara bisa lebih memilih menghadapi wanita.

Untuknya lebih baik menghadapi satu  orang ketimbang menghadapi jutaan orang. Menghadapi satu saja sudah capek, apalagi seluruh orang di negara, bisa-bisa Sagara mati di tempat.

Sagara percaya menghadapi wanita  itu bukan perkara yang sulit sekali tapi juga bukan perkara yang mudah juga, jadi hal mendasar yang harus ditanamkan dalam otaknya adalah ia sedang menghadapi lawan jenis. Lawan dari jenisnya.

Jika laki-laki cenderung rasional, maka perempuan cenderung memakai perasaannya. Mau sekuat ataupun semandiri apapun wanita itu, ada kalanya emosionalnya akan mengendalikan dirinya. Apakah itu wajar? Wajar.

Oleh karena itu, Sagara sebagai laki-laki harus belajar untuk memahami kalau tidak semua wanita berani menyampaikan suara hatinya dan memiliki kesabaran lebih saat menghadapi wanita yang dirinya sendiri tiba-tiba mendadak tidak mengenal dirinya karena perubahan hormon atau terlalu emosional.

Tapi kalau seandainya usaha yang Sagara lakukan untuk memahami wanita tidak dihargai oleh wanita itu sendiri, sorry to say, Sagara memilih untuk meninggalkannya dan jangan berharap akan mendapatkan perlakuan yang sama lagi.

Terserah mau dianggap brengsek atau apa, tapi Sagara tidak mau menghabiskan waktunya secara sia-sia untuk menaruh perhatian pada orang yang tidak bisa menghargainya.

Kalau kata Ilsa sih 'ente, ana, wasalam' yang artinya 'you and I end'. Istilah yang baru Sagara dengar dari Ilsa baru-baru ini.

Bicara tentang Ilsa,dari kacamata Sagara sendiri, mantan Toshiki ini agak unik kepribadiannya.  Tipe mantan yang masih sayang tapi  pantang balikan karena di kamusnya gak ada kata balikan dengan mantan.

Not so RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang