Chapter 26

1.4K 205 32
                                    

Ada yang kangen sama Cebol?? Atau justru ada yang kangen sama Thor?? Atau ga ada yang kangen?? 😆😆😆

HELLOW EVERYONE!! setelah semedi yang cukup lama akhirnya THOR KEMBALI!!

Apa kabar kalian?? Semoga sehat2 selalu yaaa🥺🥺🥺 sumpah akhirnya bisa kembali nulis di dunia Oren ini setelah sekian lama diposesifkan sama ekhm taulah ya🤣🤣🤣

Sembari menunggu niat revisi ye kan, ya bisalah thor rebahan sambil nulis. Kangen thor sama Cebol kesayangan thorr🤪🤪

Thank you untuk semua doa dan dukungan moril yang kalian berikan ke thor selama ini. Jujur ada waktu di mana thor bener2 down banget, Thor bacain komentar kalian yang mendukung n mendoakan thor.

Itu rasanya sumpah ga bisa Thor jelasin pake kata2🥺🥺 bener2 bersyukur thor bertemu secara online dengan kalian🥺🥺

Thor memang gatau kalian itu dari mana aja, tapi every comment, doa, dukungan yang kalian kasih ke thor itu bener2 berarti buat thor. Rasanya seperti kembali terkoneksi...

THOR LUV U ALL!!💜💜💜 Terima kasih telah menjadi support system Thor selama ini!💜

Cekidot cerita si cebol tercintah kita yang hiatus entah dari zaman kapan...








💌💌💌

Sagara menatap Himari yang sedang terbaring lemah di ranjang ICU untuk kesekian kalinya. Sagara pikir kondisi Himari akan baik-baik saja ketika ia memutuskan untuk menaikan dosis obatnya setelah berkonsultasi dengan berbagai dokter spesialis yang membantunya menangani Himari, tapi nyatanya, obat itu tidak terlalu membantunya dan lagi-lagi, jantung baru adalah jalan keluar yang terbaik untuk Himari.

Apakah Sagara merasa bersalah? Tentu saja rasa bersalah dan marah kepada dirinya sendiri karena belum berhasil memberikan perawatan yang terbaik untuk Himari, padahal Himari itu salah satu pasien yang sangat percaya padanya.

"Tolong bantu aku memantau kondisi Himari. Aku akan menjelaskan kondisinya ke orang tuanya," kata Sagara sebelum keluar dari ICU kepada perawat dan dokter jaga di sana.

Sagara tahu dan sadar kalau kondisi Himari bisa saja semakin hari semakin memburuk dan bisa jadi suatu hari nanti menjadi plus karena donor jantung tak kunjung datang mengingat donor jantung bukan hal yang mudah didapatkan.

Sagara mengambil napas sejenak untuk menetralkan emosinya sebelum bertemu orang tua Himari. Dia sebagai dokter harus tetap tenang dalam menghadapi kondisi Himari yang tak kunjung membaik dan tidak boleh menunjukkan rasa frustasinya merawat pasien pada walinya.

Setelah merasa lebih siap, Sagara akhirnya pergi menemui orang tua Himari.

💌💌💌

Ada satu hal yang Sagara bisa pastikan setelah melihat reaksi orang tua Himari usai mendapatkan penjelasannya tentang kondisi Himari sekarang, mereka siap akan kemungkinan terburuk yang akan menimpa Himari suatu hari nanti.

Ini bukan kali pertama Sagara melihat kondisi mental wali yang dipaksa siap untuk menghadapi realita yang mengatakan lebih besar peluang ia meninggal dibandingkan hidup, tapi untuk Sagara, ini adalah kali pertamanya dia melihat betapa siap dan tenangnya orang tua Himari menerima penjelasannya, terkhususnya sang ibu.

Not so RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang