1.3

3.4K 434 38
                                    

"Sementara tiduran di bawah dulu ya. Kan lu susah nanti naiknya." Saran osamu pada kembarannya yang lagi ngambek.

Osamu jadi jengkel sendiri, untung aja kembaran... kalo engga... jiwa psikopat osamu rasanya ketar ketir pengen mengambil alih, osamu menuntun atsumu ke ranjang bawah tempatnya tidurnya seharusnya.

Berhubung mereka ranjang tingkat nih, nanti kalo udah sembuh baru tukar lagi. Osamu juga mager kalo tidur mesti naik tangga mulu.

Si tsumu gak nyahut tapi dia tiduran aja, membelakangi osamu. Osamu menghela nafas, agak sedikit jengkel sih sebenernya.

Ia memutuskan untuk meninggalkan atsumu sendiri, ya paling kalo tsumu mau apa-apa ya pasti teriak manggil kan.

"Ak mau masak dulu."

Atsumu masih diam dan itu menganggunya, osamu akhirnya jadi bete, dia duduk disebelah ruang yang disisakan atsumu.

"tsumu... gue juga capek... jangan bikin gue emosi donk. Lu kenapa?? Maaf nih tadi gue kelamaan... daripada diem aja yuk sini gue liat kakinya ya..."

Atsumu diam, tapi tak lama kemudian dia berbalik menatap kembarannnya dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Tapi keliatan ngambeknya 80%.

Atsumu jadi paham deh melihat sisi osamu yang ini, alasan kenapa dia banyak punya temen cowok. Soalnya dia pengertian banget orangnya...

"Sakit sam..."rengek atsumu.

"Yaudah sini gue lihat nanti gue pijet pijet ya? Udah diajarin mama kok, pasti sembuh!"

Osamu hendak memeriksa kaki abangnya ketika atsumu malah merangkulnya hingga mereka berdua terbaring di kasur yang sempit itu.

"Please kek gini sebentar aja!!"

Osama membulatkan matanya gak mengerti dengan setiap tindakan yang di ambil atsumu seharian ini. Seolah-olah... ia menjelma jadi orang lain saja. Atau memang selama ini dia seperti ini hanya saja... ah osamu pusing. Jadi dia diam saja dipeluk saudaranya, mungkin atsumu lagi banyak pikiran aja, berantem sama cewenya kali.

Atsumu juga gak ngomong apa-apa, mereka berdua hanya terbaring sementara atsumu merangkul osamu, semakin lama semakin erat.

"Tsum...lu kenapa?" Pertanyaan yang sama lagi untuk kedua kalinya.

Meskipun osamu gak ingin ikut campur dengan urusan atsumu tapi bagaimanapun, atsumu adalah kakaknya. Setidaknya ia ingin mendengarkan masalah atsumu, daripada dia jadi gila malah osamu sendiri yang makin ribet.

Tidak ada jawaban dari atsumu, jadi osamu hanya diam dalam rangkulan atsumu.

Sebenarnya cukup nyaman, daripada melepaskan diri osamu malah menyamankan posisinya.

Hingga terbuai oleh rasa hangat yang menenangkan, akhirnya atsumu dan osamu terlelap bersama rangkulan mereka.

....

Osamu bangun ketika hari menjelang malam, tak ada lagi atsumu di sisinya, osamu jadi khawatir sendiri nih.. karena abangnya itu 100 persen no debat si ceroboh. Gimana kalau dia jatoh lagi???

Ogah kalo sampe harus gendongin si asu kemana-man. Si asu aja 2 kali beratnya nying, heran kadang-kadang. Yang hobi makan siapa, yang berat siapa.

"atsumu!!" pangil osamu serak.

Gak ada jawaban, oke, osamu takut sendiri. Jangan-jangan beneran jatoh lagi nih ya si kampret??? Gak lucu ah!!

"TSU-"

Atsumu mucul dari balik pintu, osamu hampir aja kena serangan jantung akan itu! ya gimana ya! Tiba-tiba muncul kek setan! Osamu terduduk dengan tidak elitnya, pinggul semoknya menghantam lantai.

"AH TSUMU!!" serunya sebel. "Dari mana saja sih?"

Atsumu tertawa melihat betapa konyolnya ekspresi kaget osamu. Jadi gemes sendiri. Ia bersusah payah duduk di lantai bersama adiknya, mengacak-acak surai osamu lembut.

"Tadi nyari makan di kulkas, laperr sam~" rengek atsumu, osamu merotasikan mata, selalu sama, atsumu yang selalu sama. Merengek seperti bocah.

Osamu berdiri, lalu mengulurkan tangannya bermaksud untuk membantu kakaknya, tentu saja ia tidak akan bertindak seperti atsumu yang selalu menjahilinya. Teringat akan masa-masa saat mereka masih kecil, atsumu senang sekali menyerangnya dengan biji semangka, atau saling merebutkan mainan yang sama meskipun ibu telah memberi mereka 2 mainan yang sama persis. Pastinya atsumu punya alasan yang sama, mainan adek lebi bagus. Padahal benar-benar mainan sama.

Osamu tersenyum karena ingatan yang melintas sekilas itu, ahh mengingatnya membuat perasaan menjadi hangat. Kadang osamu berpikir untuk kembali menjadi anak kecil bersama atsumu. Atas segala yang telah terjadi, tumbuh bersama dengan atsumu sangat menyenangkan. Karena itu, osamu jadi punya masa kecil yan indah.

Osamu bersyukur.

"samu?" panggil atsumu heran, adiknya bukan orang aneh yang akan tersenyum tiba-tiba karena hal absurd, selera humor osamu memang receh tapi agak lebih worth it dari selera humornya.

Osamu menggeleng-geleng kecil, ketika atsumu berdiri dengan tegak di sebelahnya. Osamu memeluk atsumu, pelukan hangat dari adik kepada kakaknya. Osamu merasa berterima kasih karena atsumu telah membuat memori yang sangat indah bersama dengannya. Sebenarnya hanya itu.... tapi atsumu menangkap hal lain. Hal yang tak seharusnya ia pikirkan.

....

BLUEBERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang