Osamu ingin menghentikan dunia berputar atau membalikan waktu, dia butuh kekuatan semacam itu sekarang untuk menyelamatkan dirinya dari rasa malu yang menggerogoti tubuhnya dan memberikannya sensasi yang tak terlupakan ini.
MALU!
Osamu ingin menenggelamkan dirinya di dasar laut dan tak ingin beranjak, biarlah ia menyendiri dan berteriak sesuka hatinya di dasar laut ditemani ikan.
"Oi! Sam? Lu sakit?"
Osamu enggan menampakkan wajahnya, dari tadi ia menelungkupkan wajahnya dan beraura seperti mayat hidup.
Suna menghela nafas, ia membalikan kursi agar bisa duduk di hadapan osamu. Memain-mainkan helai-helai rambut osamu yang beraroma strawberry.
"Lu pake shampoo bayi ya sam?" Tanya suna lagi, masih gencar memainkan rambut osamu.
"... iya..." balas osamu lirih, tak bersemangat.
"Hidih! Woi! Jantan-jantan pake sampo bayik!"
Osamu tertawa lemas, "sampo buat orang dewasa ga wangi."
Suna tersenyum, sejenak hanya memandang osamu. Segalanya tentang osamu membuat suna senang, begitu lucu, begitu polos, sifatnya yang apa adanya dan terlalu jujur itu membuat suna ingin melindunginya dan selalu menyayanginya.
"Sun~" rengek osamu, dia mengangkat kepalanya sedikit. Mata abu-abunya yang jernih menatap suna penuh pengharapan.
"Apa?" Suna membelai rambut osamu, menyingkirkan poni osamu yang berantakan.
Osamu menghela nafas, ia terlihat ragu-ragu, namun ia memutuskan untuk meraih leher suna untuk mendekat ke wajah mereka.
"E-eh????" Kaget suna, gerakan tiba-tiba yang seduktif ini... apakah...?
Osamu ingin menciumnya???
"Sam! Jangan disini! Rame!!" Bisik suna ketar-ketir, tapi gak nolak juga.
Suna menutup mata kala bibir osamu semakin mendekat, suna memajukan bibirnya takut-takut.
"Sebenernya pagi ini..." bisik osamu, sementara suna membuka matanya lebar, kecewa.
"Kenapa?" Suna balas berbisik.
"Ini sangat memalukan... ku mohon jangan bilang siapa-siapa ya." Pinta osamu, meskipun suna biang gosip tapi sebenarnya ia pandai menyimpan rahasia temen deketnya.
"Iya, iya, kenapa coba?" Suna udah bete gara gara di php-in osamu.
"....mnh... aku cium tsumu di pipi."
Osamu mundur teratur dengan tangan menutupi wajahnya yang merah padam. Raut wajahnya persis seperti balita yang ingin menangis karena tidak diperbolehkan memakan candy terlalu banyak.
Sangat menggemaskan.
'Tahan suna... tahan... koe lanang suna!'
"Eh...???" Suna seakan baru paham apa yang baru saja osamu katakan seketika mengedipkan matanya beberapa kali.
"Abisnya!" Osamu memukul meja gemas sebagai peralihan rasa malunya.
Meja-kun capek dijadikan pelampiasan.
"Tsumu mukanya sedih banget... jadi kan... aahhh!! Dia tuh biasanya membangsat, rese, nyebelin, mulut cabe, tapi tiba-tiba jadi sad boy... kan... gak enak gitu lihatnya.... aahhh mou~!!" Osamu menelungkapkan wajahnya lagi di meja.
Suna speechless sih, karena... dia sangar berharap dia adalah atsumu waktu itu. Di cium sama osamu...aah betapa bahagianya...
"Aaah enak banget jadi si asu." Suna menghela nafas, melirik osamu yang menatapnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUEBERRY
Fanfic"Sum... gue kembaran lu sendiri... lu ga bisa jatuh cinta sama gue." Tapi emangnya atsumu peduli? Persetan dengan hubungan darah, cinta adalah cinta, seberdosa apapun hubungan ini, hal yang ia pedulikan adalah ia mencintai saudara kembarnya!