"Sudah dapat apa yang aku minta?"
"Ya Tuan muda, semuanya sudah saya kirim ke email anda Tuan."
Off mematikan sambungan teleponnya sepihak, bergegas menuju dimana mobilnya terparkir. Sesampainya di dalam mobil dia segera membuka emailnya, membaca satu berkas dengan serius. Off tersenyum simpul, ternyata koneksi Ayahnya berguna juga, tidak sampai sehari, apa yang dia inginkan sudah bisa dia dapatkan. Setelah selesai membaca, Off melajukan mobilnya menuju salah satu tempat yang tertera dalam berkas tersebut.
Mobil Off berhenti di sebuah sekolah, Harrow International School. Off tahu betul sekolah ini adalah salah satu sekolah elit di Bangkok, sekolah dengan basis Kurikulum Nasional Bahasa Inggris.
"Yah.. sekolah ini memang cocok dengan image nya." Gumam Off sendirian di dalam mobilnya.
Ya, Off datang kesini bukan tanpa tujuan. Jelas, tujuannya adalah untuk menemui pria mungil yang membuat tidurnya tidak tenang beberapa hari ini. Sejak pertemuan terakhirnya dengan Att di pesta ulang tahun Ayahnya, Off tidak bisa tidur nyenyak, pikirannya terus tertuju pada pria mungil itu. Yang dia rasakan seperti.. rasa rindu? Ahh, Off tidak tahu. Ini juga pertama kalinya dia merasakan hal yang seperti ini. Satu-satunya yang bisa Off lakukan adalah melukis sosok Att berdasarkan ingatannya, setelahnya dia akan memandang lukisan itu berjam-jam tanpa jemu, berharap yang dia lakukan bisa mengurangi rasa sesak di dadanya. Namun, usahanya nihil, rasa rindunya justru semakin membuncah. Rasa ingin bertemu yang semakin bertambah, membuat Off terpaksa meminta bantuan sekretaris sang Ayah untuk mencari tahu informasi tentang Att sedetail mungkin. Berkat informasi itulah, Off berakhir disini, menunggu di depan gerbang sekolah Att.
Mata Off membulat saat melihat sosok yang ia tunggu akhirnya terlihat juga. Off segera keluar dari mobilnya, berharap Att melihat kearahnya. Tapi sepertinya Att belum menyadari keberadaan Off, pasalnya pria mungil itu masih sibuk menatap kearah ponsel yang berada di genggamannya itu. Off mendelik saat menyadari dirinya justru menjadi pusat perhatian anak-anak SMA lain. Off sadar, mereka bukan hanya memperhatikannya melainkan mobil yang ia pakai, huh, seharusnya dia pakai motor saja tadi. Niat hati ingin memikat sang pujaan hati, malah salah sasaran dan menjadi pusat perhatian orang-orang.
Off terus memperhatikan Att, pria mungil itu malah fokus pada ponselnya bukan pada jalanan.
Off mendengus, "Apa sih yang dia lihat? Bagaimana kalau dia ja-"
"Att awas!"
Off berteriak panik saat melihat Att tersandung dan hampir jatuh ke dalam kolam air mancur di depannya. Beruntung, ada seorang pria yang menahan Att dengan melingkarkan lengannya pada sekeliling perut Att dari belakang. Namun, tak lama kemudian Off mengeryit saat melihat pria tak dikenal itu berbicara dengan Att. Bukan masalah mereka berbincang, tapi jarak diantara keduanya yang terlalu dekat, tidak, bahkan sangat dekat!
"Apa-apaan." Off segera berjalan ke Att dan lelaki itu.
Sementara Att masih merasa terkejut sambil melihat Off yang sedang berjalan ke arahnya.
"Att? Kau tidak apa-apa kan?"
"Att, hey!"
"Uh? Oh.. Aku tidak apa-apa Oab."
"Kau yakin?" Tanya Oab, memastikan.
Oab. Dia adalah teman pertama Att setelah pindah ke bangkok. Keduanya pertama kali bertemu di club piano, dan ternyata Att dan Oab berada dalam kelas yang sama.
"Seharusnya kau hati-hati, bagaimana kalau-"
"Apa yang kau lakukan disini?" Perkataan Oab terpotong saat Att bertanya pada seseorang dibelakangnya, Oab segera membalikkan badannya.
YOU ARE READING
HIRAETH
RomantizmOff Jumpol, 30 tahun, ia adalah seorang pelukis yang tengah naik daun karena karya seni nya yang mendunia. Lukisannya menggambarkan cinta yang tulus, murni penuh hasrat serta banyak pesan tersirat didalamnya membuat lukisannya diminati oleh banyak p...