Chapter 10 - Holiday

450 69 14
                                    

Hai! Udah lama lama banget cerita ini on hold huhu, sorry. Kira-kira masih ada yang mau baca gak ya hehe

Jangan lupa vote and comment biar aku semangat up cerita ini sampai end ya!

Enjoy!

Manhattan, 2020.

Off menyesap tehnya yang sudah mendingin, cukup lama Off menceritakan kisah bagaimana lukisan pertama Att bisa tercipta, lukisan Att memakai gaun hijau di stasiun bawah tanah, pertemuan pertama mereka. Off menceritakan secara detail kisah tentang bagaimana setiap lukisannya dalam serial 'Att' bisa tercipta, hanya itu.

"Wah, pertemuan yang sedikit.. unik?"

Off sedikit tertawa, "Memang."

Mata Off menerawang jauh, "Itu pertama kalinya aku tertarik pada seorang wanita, dia sangat cantik. Saat aku tahu gadis yang membuatku terkagum-kagum dalam sekali pandangan adalah seorang pria, aku.."

"Kecewa?" Tanya Jane takut-takut.

Off menggeleng kecil, lalu tersenyum, pandangannya menghangat, "Aku semakin jatuh cinta."

Jane sedikit terpesona, bagaimana bisa seorang pria bisa memberikan sorot mata yang begitu hangat hanya karena membicarakan seseorang yang bahkan tidak ada disini. Jika nanti ada yang menyatakan cinta padanya, tapi tidak bisa memberikan Jane tatapan seperti itu, Jane percaya seratus persen itu bukan cinta sejati!

"Ekhem, kau tipe pria yang romantis."

Off terkekeh, "Haha, jika dia mendengarku mengatakan hal seperti tadi, dia akan kesal dan bilang aku seorang pembual atau penggoda."

Jane mengangkat sebelah alisnya, bagaimana bisa? Jika Jane berada di posisi Att sudah pasti dia akan meleleh bukannya kesal. Jane membalik kertas yang dia pegang, kembali pada tugasnya dan bersikap profesional.

"Emm, lukisan yang kedua.. Apa ada kisah juga di baliknya?"

"Tentu saja, bagaimana mungkin tidak."

"Apa kau ingin menceritakannya? Masalahnya, emm.. itu.. lukisannya sedikit.."

"Kau mau mendengarnya?"

"Kalau kau tak keberatan."

"Lukisan itu aku buat saat kami liburan bersama, merayakan ulang tahunku. Kami pergi ke Swiss, bersama teman-teman dekatku yang lain juga."

Off tersenyum memikirkan saat-saat kebersamaan nya dengan Att dulu.

"Saat itu kami.."

*****

Bangkok, 2010.

"Kok tiba-tiba banget? Ayah ga mungkin ngasih izin buat pergi sejauh itu sendirian." Kata Att, sambil menggembungkan kedua pipi nya.

Off terkekeh, "Itu biar aku yang urus." Sambil mencubit kedua pipi Att gemas.

"Gimana caranya? Aku yakin ayah ga akan ngizinin Off~"

"Aku udah minta Mama buat ngirim undangan khusus ke keluarga kamu Att, aku yakin orang tua kamu juga gak akan nolak undangan itu."

Benar, Att lupa sebesar apa pengaruh keluarga Off di negara ini. Att bingung, tak tahu harus senang atau tidak. Swiss? Yang benar saja, itu sangat jauh. Ini pertama kalinya dia akan pergi sejauh itu tanpa keluarga nya.

"Kamu gamau? Aku bisa batalkan kalau—"

"Engga! Bukan gamau, cuma.. ini pertama kalinya aku pergi jauh tanpa keluarga, aku agak.. takut."

Off tersenyum kecil, lalu mengusap rambut Att pelan, "Kan ada aku, kamu bakal baik-baik aja."

Att masih terdiam.

HIRAETHWhere stories live. Discover now