Chapter 5 - Rival

464 82 21
                                    

Jam menunjukan pukul empat saat Off menyapukan warna terakhir pada kanvasnya. Off melirik Att yang masih asyik bermain piano sejak tadi tanpa merasa bosan.

"Kau pemain piano yang andal, kenapa tak jadi seorang pianis saja?"

Att menghentikan permainannya, berjalan mendekat ke arah Off yang sedang merapihkan peralatan lukisnya.

"Harus aku akui kau memang berbakat walaupun sangat menyebalkan." Ucap Att berdiri di belakang Off sambil memandang hasil lukisannya.

"Boleh buatku?"

Off menaikkan sebelah alisnya, "Apa?

"Lukisan ini." Pinta Att sambil menunjuk lukisan potret dirinya sendiri.

"Tidak, ini milikku."

"Cih tapi itu wajahku."

"Ayo, ini hampir jam lima. Kau tidak ingin bajumu berubah menjadi lusuh kan?" Ajak Off menagacuhkan protesan Att.

"Kau pikir aku Cinderella!"

Off tertawa, menggoda Att sepertinya adalah hobi barunya. Off berjalan duluan dan Att mengikutinya dari belakang.

"Kau tidak menjawab pertanyaanku tadi."

"Apa?"

"Kenapa kau tidak menjadi seorang pianis?"

"Hmm.. bermain piano hanya hobi untukku."

"Kenapa?"

"Kau banyak bertanya."

"Ya kalau begitu, apa susahnya menjawab."

Att mendengus, pria di depannya ini pandai sekali bicara!

"Bukankah segala sesuatu lebih menyenangkan bila dilakukan sebagai hobi? Jika aku bermain piano sebagai pekerjaan, aku tidak yakin apakah aku masih bisa menikmati permainanku sendiri nanti."

"Aku hanya ingin bermain piano untukku sendiri dan orang-orang yang aku cintai." Tambah Att

"Kalau begitu aku salah satunya?"

"Hah? Tentu saja bukan."

"Tapi tadi kau bermain untukku."

"Itu karena aku terpaksa."

Langkah Att terhenti saat menabrak punggung Off yang tiba-tiba berhenti berjalan.

"Aww, apa sih?" Att sebal, dahinya sakit.

Off berbalik, menatap Att serius.

"Apa? Kenapa? Kenapa menatapku begitu!"

Att sedikit merinding dengan tatapan yang Off berikan, tatapannya begitu dalam, Att merasa akan jatuh tenggelam jika dia terus menatap mata Off seperti ini, di tambah lagi jarak mereka yang begitu dekat, membuat Att bisa mencium wangi parfum yang Off kenakan. Wangi jeruk dengan campuran aroma rempah-rempah yang kuat sehingga terasa seperti aroma pahit dan sedikit spicy. Pemilihan parfum yang unik, wangi yang sedikit tidak familiar namun juga membuat nyaman untuk di hirup.

"Kalau aku mau jadi salah satunya bagaimana?" Tanya Off dengan tone suara yang sangat rendah, berbeda dengan yang biasa Att dengar. Kesan pria di hadapannya ini tiba-tiba berubah, menjadi pria dewasa ketimbang seorang badboy seperti biasanya.

"Ma—maksudmu?"

"Salah satu orang yang kau cintai."

Att mendelik, memutar matanya malas, baru saja dia merasa orang di depannya ini berbeda, tapi sekarang dia sudah mulai menggodanya lagi.

"Berhenti bertanya omong kosong. Aku tidak suka lelaki, I'm straight, and you know that."

"Aku juga. I'm not gay, but I like you, no one else."

HIRAETHWhere stories live. Discover now