Chapter 11 - Who are you?

327 61 12
                                    

MIDNIGHT UPDATE!

OMG, udah berapa bulan cerita ini gak upadate.. So sorry, masih ada yang mau baca gak yaaa?

Haha tapi gapapa sih, aku pasti tamatin cerita ini cuma gatau sampai kapan hehehe

yaudah deh, happy reading all!!!!

*****

Hari terus berganti, terhitung sudah hampir seminggu Att dan Off berlibur di Swiss. Mereka banyak menghabiskan waktu berduaan, memisahkan diri dari teman-teman mereka. Beruntung, Tay memutuskan untuk bungkam tentang hubungan Att dan Off. Att yang baru saja selesai mandi lalu memilih menikmati langit malam dari balkon kamarnya dan Off, ditemani dengan secangkir teh chamomile kesukaanya.

"Cantik. " Bisik Off yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Iya kan? Bintang bersinar sangat terang malam ini." Jawab Att.

"Kamu. Kamu yang cantik Att." ujar Off. Att melengos merasa sebal mendengar Off yang akhir-akhir ini semakin sering menggodanya.

Off tertawa melihat wajah sang kekasih yang tertekuk lucu, "Ayo masuk, di sini dingin." Ajak Off.

Att mengeratkan pelukan Off pada tubuhnya, "Hangat kok, hehe." ujar Att dengan senyum cantiknya.

Agaknya Att tak tahu jika senyumnya bisa meluluh lantahkan hati Off saat ini, tak terhitung sudah berapa kali Off jatuh dan jatuh cinta lagi pada sosok yang sedang ia dekap saat ini, rasanya setiap hari. Dahi Att sedikit mengkerut saat ia menyadari jika Off sedang memandangnya sendu, "Ada apa?" Tanya si mungil. Off malah membalikan tubuh Att untuk menghadapnya, "Att.."

"Ya?" Jawab Att dengan lugunya.

"Kamu tahu? Kamu hal terindah yang pernah Tuhan kasih buat aku. Dari semua hal yang aku miliki, aku gak keberatan kehilangan semuanya asal kamu ada sama aku terus. itu udah cukup." ungkap Off tiba-tiba

Att memiringkan kepalanya pertanda ia sedang kebingungan, tangannya terangkat menangkup pipi kanan Off dan mengelusnya perlahan. "Kenapa kamu tiba-tiba bilang gitu?"

Off menggeleng pelan, "Aku cuma ingin kamu tahu, kamu segalanya buat aku Att. Aku bisa mati kalau kamu gak ada."

"Hush! Jangan ngomong gitu."

"Aku serius, aku-"

"Aku gak akan ke mana-mana Off, lihat aku dihadapan kamu sekarang."

"Janji?" Buliran bening mulai mengalir dipipi yang lebih tua, entah mengapa jika berhubungan dengan Att, Off lebih sentimental dan mudah sekali menangis.

"Aku janji." Kata Att meyakinkan.

Selepas kata janji yang Att ucapkan, bibir tebal milik si cantik Off bubuhi ciuman lembutan namun menuntut. Tangannya merengkuh tubuh Att erat-erat, "Haa.. Can we.." lirih Off

Att tersenyum manis sekali, kemudian mengangguk malu. "I'm yours."

Dengan satu izin yang Att berikan, Off menuntun sang kekasih ke kamar mereka. Malam itu, Att menjadi milik Off sepenuhnya. Att hanya akan menjadi miliknya, begitupun sebaliknya, Off hanya akan menjadi milik Att seumur hidupnya.

*****

Off menyesap batang rokok miliknya yang sudah hampir habis, sedang tangannya sibuk menggores kertas putih dengan pensil milik hotel yang ia pinjam. Semilir angin malam meniup rambutnya hingga sedikit berantakan, senyumnya mengembang lebar. Sesekali ia melihat sang kekasih yang sedang tertidur lelap di dalam kamar yang bisa ia lihat jelas dari tempat duduknya sekarang, damai sekali. Sesekali Off meneguk liurnya, masih terekam jelas apa yang sudah ia dan Att lakukan beberapa jam lalu. Setiap gerakan yang Att buat, setip lirihan Att yang ia dengar barusan, Off curahkan diatas kertas putih yang ia pegang sekarang. Setiap goresan yang Off buat, ada memori yang ia simpan di sana. Tubuh Att ia gambar hati-hati, setiap lekuknya ia gambar sungguh-sungguh.

HIRAETHWhere stories live. Discover now