Chapter 3 - Our first dance

569 90 9
                                    

"K-kau.." Ucap Off terbata-bata

Att mendorong Off dengan kencang, apa-apaan! Seenaknya main peluk anak orang, pikir Att.

"Aku minta maaf Tuan, aku memang salah karena memasuki ruangan ini sembarangan, tapi kau juga tidak berhak menyentuhku seenaknya! Lagi pula kau ini siapa? Apa kau keluarga Adulkittiporn? Bukan kan? Jadi ku mohon jaga sikapmu Tuan." Att kesal, dia berjalan keluar sambil menghentakkan kakinya keras.

Namun langkahnya terhenti saat sebuah tangan menahannya, "Apa lagi ini!" Gerutu Att dalam hati.

Att berbalik "Apa!"

Off terkekeh, "Siapa bilang kau boleh pergi?"

Gun mengeryit, siapa dia berani memerintahnya!

"Apa hakmu melarangku untuk pergi?" Ujar Att, angkuh.

Off mendekat, kemudian berbisik ditelinga Att, "Dua hari yang lalu, stasiun bawah tanah, gaun hijau toska."

Perlu beberapa saat untuk Att mencerna apa yang Off katakan, saat dia sadar, dia mendorong Off dengan wajah yang sangat terkejut.

"Ba-bagaimana bisa k-kau.."

Off menyeringai, Gotcha! Ternyata dugaan Off benar, gadis yang dilukis olehnya tempo hari adalah orang yang sama dengan orang yang sedang berdiri dihadapannya saat ini.

"Benar bukan? Itu kau."

"Aku ti-tidak mengerti apa maksudmu." Sanggah Att

"Oh.. jadi kau tidak mengaku?" Tanya Off sambil mengangkat dagu Att untuk menatap kearahnya.

"Jangan lupa, aku memiliki lukisanmu."

Skakmat. Att mati kutu dan memilih untuk tetap diam, "Apa yang harus aku lakukan.." Ujar Att dalam hati.

"Umm.. baiklah kalau kau tidak mau mengakuinya, tadi kau bilang margamu apa? Phunsawat kan? Kira-kira jika Tn. Phunsawat tahu putranya berpakaian, ah tidak, berpura-pura menjadi seorang wanita apa yang akan dia lakukan ya.." Ancam Off

Att membelalakan matanya, pria ini gila! Apa sih yang diinginkan pria ini darinya?

"Kalau begitu selamat malam.." Pamit Off dengan seringai dibibirnya

"Tu-tunggu!" Cegah Att

Off tersenyum penuh kemenangan lalu berbalik, "Ya?"

"Jangan beritahu Ayahku." Cicit Att pelan

"Umm.. Apa untungnya bagiku, jika aku menutup mulut? Apa yang akan kau berikan sebagai gantinya?"

"A-pa yang kau inginkan?"

"Kau akan mengabulkannya?" Tanya Off

Att mengangguk kecil, apapun yang terjadi Ayahnya tidak boleh tahu, dia bisa mati!

"Umm.. Apa ya?"

"Apapun kan?"

Att mengangguk.

"Berdansa denganku, sekarang."

Att menatap Off, "Kau gila?!"

"Aww, kau bilang apapun."

"Apapun yang masuk akal!"

"Apa permintaanku tadi tidak masuk akal?"

"Tentu saja! Bagaimana bisa kau.. kau gila!"

"Gila? Ya, memang sih.."

"Tidak mau? Umm.. baik lah" tanya Off, kemudian berbalik pergi.

"Tuan!" Att menghela nafas, "Baiklah, hanya berdansa kan?" Tanya Att

HIRAETHWhere stories live. Discover now