"Heum.. Sekarang?,"
"Ya sekarang noona. Bagaimana? Aku takkan memusingkan masa lalu. Aku tau saat ini noona single, aku membawamu kesini pun karena ingin mendekatimu kembali. Karena sulit mendekatimu tanpa embel-embel pekerjaan. Eun Woo pun tau itu," ungkapku jujur seada-adanya.
"Mwo?, Eun Woo tau. Wahhh... aishh... awas aja dia... Tapi dia masih mengiyakan permintaanmu itu... aish... aku makin kesal memikirkannya," ungkapnya meluap-luap, cukup emosi dengan fakta Eun Woo mengetahui hal ini. Sorry brother. Jieun noona dengan emosinya adalah perpaduan yang lucu
"Noona... bukan itu poinnya."
"Hah?,"
Inilah yang kubenci, dia akan pura-pura bodoh untuk mengalihkan perhatian ataupun topik. Tapi maaf noona aku tak mau kalah kali ini.
"Bagaimana perasaanmu saat ini padaku? Pada seorang laki-laki bernama Jeon Jungkook, bukan pada seorang yang noona anggap seorang adik,"
"Heumm... bagaimana yaaa..." ia mencoba berfikir. Berfikirlah noona aku akan memberikan waktu bagimu berfikir. Tapi aku takkan melepaskanmu hari ini. Aku harus mendapatkan kejelasan, apa aku dimatamu saat ini.
Sudah hampir satu jam kami masih diposisi yang sama, dengan Ji Eun noona yang masih berfikir.
"Sebenarnya, bohong kalau aku mengatakan aku tak merasakan apapun atau hanya memandangmu sebagai adik,"
"Kamu bukalah anak kecil lagi. Hanya Taehyung yang masih terlihat seperti anak-anak dimataku. Saat pertama kali kamu datang, aku sudah melihatmu sebagai lelaki dewasa. Kamu sangat mengejutkanku. Tapi noona tak tahu harus apa dan ingin kabur saat melihatmu. Kenapa? karena noona tak menginginkan kembalinya dirimu. Kamu yang telah noona hapus dari hidup noona,"
"Jahat bukan. Adik yang sangat noona sayangi pergi disaat ada sebuah luka besar dihati, karena kehilangan orang-orang yang dicintainya. Noona hanya menganggapmu sebagai masa lalu. Masa lalu yang harus noona lupakan. Karena secuil masa lalu akan membuka seluruh kenangan. Perasaan sakit dan kehilangan masih sangat berbekas Kook. Noona belum bisa berdamai dengan hal itu. Hingga saat ini,"
"Maaf seharusnya aku tak pergi saat itu. Maaf,"
"Tidak, kamu memang harus pergi saat itu. Seharusnya noona yang ĺebih dewasa. Tapi semua sudah berlalu Kook. Noona sedang belajar membiarkan kenangan masa lalu tetap di tempatnya, karena itulah hidup. Noona pun tak ingin melupakan orang-orang yang noona cintai selama ini," menatapnya penuh tanya. "Sungguh... meski tak mudah,"
"Maafkan aku. Seharusnya aku tak memaksakan keinginanku dan perasanku pada noona. Ku tahu noona pasti lelah di Bali ini. Aku janji seminggu lagi kita pulang,"
Jungkook pun kembali ke tempat tidur kali ini. Aku tak ingin mengusiknya terlebih dulu. Memikirkan kondisinya tadi kurasa dia memerlukan istirahat ketimbang mengulas cerita lalu.
🛬🛬🛬🛬🛬🛬🛬🛬🛬🛬🛬🛬🛬🛬
Seminggu yang dikatakan Jungkook benar-benar terjadi. Selama seminggu tersebut, dia fokus mengerjakan naskah. Aku melihatnya, meski genre romance bukanlah dirinya. Tapi aku bisa melihat seorang profesional dalam dirinya.
Meski bukan dirinya, aku bisa melihat limpahan emosi yang berbaur dengan sebuah penggambaran cinta yang besar dan menghibur. Sangat menyenangkan membaca naskahnya. Bahkan kurasa dia tak memerlukanku untuk meninjau naskahnya, karena sangat luar biasa.
🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬
Selera tak pernah bisa bohong bukan
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Kami kembali pada realita dan berjibaku dengan segunung pekerjaan yang menumpuk tiada tara. Meninggalkan pekerjaan adalah hal ternikmat, namun berakhir bencana. Dalam beberapa detik, sakit kepala menghantam. Tapi semua tetap harus dikerjakan bukan. Aku harus tetap berjibaku dengan semua tulisan ini.