Salah satu tempat wisata terkenal di dunia, Pulau Dewata Bali. Pantai-pantai menawan dengan corak kebudayaan yang melekat disetiap sudutnya.
Hembusan angin yang menerpa kulit ini, membuatku tenggelam dalam pesona alam Bali. Ada banyak sekali turis dari manca negara di sini. Mereka sibuk dengan kegiatanya masing-masing. Entah berselancara, bermain banana boat, surfing atau sekedar berjemur.
"Hei,". Auh suara itu, suara yang menghancurkan lamunan indahku. Ya Tuhan..., aku hanya ingin kedamaian beberapa jam setelah sampai di Bali. Aku sudah cukup diganggu selama penerbangan tadi.
*Flashback*
Selagi memandangi langit dari luar jendela, seseorang menyandarkan kepalanya di bahuku. Satu helaan nafas terhembus berat. "Jeon, bangun. Pindahkan kepalamu, berat,". Meski ku geser kepalanya atau aku benahi posisinya, dia selalu saja menyenderkan kepadanya kepadaku. Hingga bahuku sakit sekali, sulit digerakkan dan nyeri pada bagian persendiannya.
Hampir selama 2 jam dia tidur dengan posisi ini, bahkan saat bangun dia hanya tersenyum. "Kau..., bahuku sakit karenamu. Menyebalkan,"
"Noona maaf.. hehe. Aku ngantuk sekali, semalaman aku tak bisa tidur karena memikirkan rencana ke Bali ini. Tak apa-apa heum. Mau aku pijiti bahu noona?," aku benar-benar tak tau harus merespon apa. Bahkan dia mencoba meminjat bahuku.
"Stop, jangan sentuh bahuku, nanti malah tambah sakit. Kau ini merepotkan sekali. Heuh," Tak ingin berbicara lebih padanya. Aku pun mulai mengalihkan perhatianku, meski dia terus berbicara dan menggangguku selama perjalanan ini.
💕💕💕💕💕💕💕💕 - 💕💕💕💕💕💕💕
Back to Normal
"Jangan begong. Ayo." Dengan berat hati aku mengikutinya. Mau bagaimana lagi, aku harus bekerja. Profesional Lee Ji Eun. Selesaikan pekerjaanmu disini, lalu kamu bisa pulang dan beristirahat.
Saat sampai dipenginapan.
Woah, bagus bangett penginapannya. Penginapan ini sangat asri, bahkan gemericik air dan burung-burung seakan menyapa kami. Saat sampai di kamarpun, sangat nyama. Sebuat kasur king size sudah menanti untukku tiduri.
Tapi... Kenapaaa.....
"Joen. Jangan bilang, kamu tidur di sini juga?," dia hanya nyengir kuda. "Joen, pasti ada kamar lain kan. Aku gak mau sekamar sama kamu. Sana gih." Aku berusaha mendorong badannya yang besar itu, tapi dia tak berkutik sedikit pun. Oh Ji Eun, kamu harus lebih banyak berolahraga.
*
Karena kelelahan mendorong Joen Jungkook, Ji Eun akhirnya menyerah. Namun belum sempat ia melangkah mundur, Jungkook menatapnya intens dan mulai menyudutkannya.
*Dug...., tubuhku terbentur dengan dinding kamar. Oh Tuhan apa yang akan dia lakukan, kami baru saja sampai beberapa jam yang lalu.
Tak lama, hembusan nafasnya terasa di wajahku. Bahkan hidung kami hanya berjaran beberapa sentimeter.
Namun, senyuman yang manis itu tiba-tiba muncul. Oh tunggu dulu, sejak kapan senyumannya manis. Heeumm....
Dia mulai menjauhkan wajahnya, dan mendekatkan bibirnya ke arah telingaku. Oh ya ampun, kenapa aku tidak mendorongnya saja. Badanku seolah kaku, tak berdaya di dekatnya.
"Noona, bersiap-siaplah, nanti sore kita kencan," bisiknya sambil mengedipkan sebelah matanya..
OH TUHAN, JI EUN SESAK NAFASTBC
Created by
L.C.S.B