"Noona, kamu tau. Melihat sunset dan merasakan senja di pantai itu cara terbaik untuk merindukan seseorang. Dulu saat di Jepang. Aku sering pergi ke pantai hanya untuk menikmati senja," tak lama berselang, ia menatap mataku. Senyumnya terbentuk dengan sangat indah. Garis wajah yang mengguratkan keletihan akan suatu hal, namun tidak mutupi ketampanannya. "Sejak aku pergi ke Jepang dan berpisah dari noona. Aku menyukai senja, senja mengingatkan aku kepadamu noona. Aku bisa mengenang masa laluku hanya dengan menikmati senja dipinggir pantai,"
"Kook,"
"Aku baik-baik saja noona. Bertemu lagi denganmu sudah cukup saat ini. Hanya saja setelah bersamamu, entah kenapa aku merindukan Appa. Aku merindukan appa yang selalu memarahiku kalau mengganggu noona. Noona tau, dia sangat menyukaimu. Bahkan dia selalu bilang, carilah pendamping seperti noona. Saat itu aku hanya mengangguk karena tak mengerti sepenuhnya. Kenapa harus noona, apa yang noona miliki tapi tak dimiliki oleh wanita lainnya." Memandang kembali ombak tenang di depan mata. "Seiring berjalannya waktu, aku tumbuh dewasa, dan pergi ke Jepang. Aku mengerti, kenapa harus noona." Menghela napas panjang, "apakah sudah terlambat bagiku untuk mempejuangkanmu noona. 2 tahun yang lalu, aku masih terlalu bodoh menuruti perkataan noona. Seharusnya aku berjuang untukmu kan. Meninggalkanmu adalah salah satu penyesalan terbesarku," Kini tatapannya mengarah padaku.
Sejujurnya aku tak tau harus mengungkapkan apa, aku enggan mengungkapkan alasan kenapa aku bersikeras menyuruhnya pergi. Mendorong dia jauh dari jangkauanku. Namun aku tidak pernah menyesali hal itu. "Cooky, ahhh. Sudah lama aku tak memanggilmu Cooky. Kamu selalu protes dulu,"
"Karena aku sudah dewasa noona," ia memajukan bibirnya, menandakan ketidaksukaannya akan panggilan itu. Ahh bukan tidak suka, hanya bertindak seolah tidak suka. Sungguh menggemaskan
Sebuah senyum tulus, ku tunjukkan padanya. Mungkin ini senyuman tertulus yang kuberikan padanya, setelah kami bertemu kembali. "Noona tidak pernah menyesali masa lalu Kook, apa yang noona putuskan takkan noona sesali. Meski itu menyakitkan atau menyulitkan, karena itu adalah yang terbaik saat itu. Bukan hanya untukmu tapi orang lain. Kamu tau, setiap langkah yang kita ambil, setiap hari yang kita lalui. Selalu ada harapan orang-orang yang kita cintai di pundak kita,"
"Tapi kita harus bahagia. Bukan hanya membahagiakan orang lain," Oh lagi-lagi wajah sendu itu.
💕💕💕💕💕💕💕 - 💕💕💕💕💕💕💕💕
"Kook, aku lapar. Ini sudah cukup malam. Kamu gak mau bikin gadis yang kamu ajak kencan ini mati kelaparan kan,"
🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️🍽️
"Woah, Daebak.... 😋. Kook, maaf ya kalo kamu berekspektasi kencan sama wanita yang benar-benar menjaga sikap, malu-malu atau makan sedikit saat ada pacarnya. Aku akan bilang nooo... itu gak menarik," menjeda sedikit. "Kamu harus punya eksperimen sama perempuan yang bikin kamu gak canggung dan benar-benar terbuka sama pasangannya. Akan menarik kalau tokoh wanita itu bisa terlihat dewasa sekaligus kekanakan. Kenapa?, karena karakternya akan membawa suasana yang bervariatif setiap babnya,"
"Seorang wanita cantik, mungil, dewasa tapi menggemaskan di waktu yang bersamaan. Itulah karakter wanita dalam hidupku noona,"
"Hah?," aku mengerti, tapi mencoba bodoh. "Maksudmu karakter di tulisanmu itu kan. Ngomong-ngomong kapan kamu akan menulis? aku bisa memberikan banyak saran padamu. Hmmm.... saat ini aku merasa seperti berlibur bukan bekerja,""Noona, aku memang mengajakmu berkencan dan berlibur, bukan bekerja. Kita nikmati saja waktu kita di Bali ini," dia mulai menggenggam tangan ini begitu erat. "Biarkanlah aku benar-benar mengerti dirimu noona,"
😳Jungkook😳
Seluruh wajahku benar-benar memerah saat mengatakan itu padanya. Oh, hanya Lee Ji Eun yang mampu membuatku memerah seperti ini.
"Kamu menggemaskan kook. Kurasa pemeran laki-laki di sini lebih menggemaskan dari sang wanita. hahahaha".
Tawa renyah itu, tawa yang selalu ku rindukan setiap saatnya. Tawa yang ku harapkan selalu menghiasi hari-hariku. "Cah kita makan, aku sudah memesan banyak menu khas bali. Kamu harus mencoba semuanya noona," 😉
Sejujurnya aku tak tau makanan apa yang akan disukai noona. Karena ini pengalaman pertamaku dan noona pergi ke Bali. Jadi aku beli Sate lilit, Ayam betutu, dan berbagai makanan khas bali. Bahkan aku tak tau nama semua makanan ini. Aku hanya meminta pelayannya menghidangkan makanan-makanan terenak di restoran ini hahhahaa...
🥰Ji Eun 🥰
Setelah puas menikmati kuliner Bali yang ternyata sangatt lezat, kami memutuskan berjalan-jalan. Menikmati wisata malam di Bali...
Woah, rasanya sudah berabad-abad aku mengendap diantara dinding-dinding kantorku. Menikmati libur bukanlah ide yang buruk ternyata. Seharusnya aku melakukan ini dari beberapa waktu yang lalu. Ahhh... "Terima kasih Kook," Aku pun merangkul tangannya. Dia menatapku seolah berkata, 'terima kasih untuk apa'. "Terima kasih memberikan waktu bersenang-senang di hidupku. Entah sudah berapa lama, aku hanya fokus dengan pekerjaanku saja,"
"Bukankan noona ingin menolak tawaranku ini. Kalau bukan karena kepintaranku, pasti noona takkan pergi denganku saat ini,"
"Hmm. Aku memang tak bisa menerima pekerjaan + liburan ini awalnya. Sampai di Bali pun aku hanya berfikir, aku hanya bekerja. Tapi kamu merubahnya. Terima kasih,"
Oh iya noona
"Noona sangat agresif saat tidur....,"
TBC
Created by
L.C.S.B