Dear Moon 🌕

50 9 2
                                    

Min Yoongi

Aku mengenalnya, beberapa tahun silam. Tahun-tahun dimana, aku tak tau harus melakukan apa. Tak mungkin aku mati bukan, aku harus bertahan demi Taehyung. Kalau aku mati sendiri tak apa, tapi kalau hidup Taehyung hancur karena kematianku. Mungkin aku takkan memaafkan diriku sendiri.

Hidup enggan, mati tak mau. Mungkin itu cocok untuk mengibaratkan kondisiku saat ini. Aku mungkin masih bisa betahan hidup meski belum bekerja waktu itu. Tapi aku harus bekerja dan membuktikan kepadanya bahwa aku baik-baik saja setelah dia pergi. Karena aku yang memintanya pergi.

Saat aku terjatuh, dan tak ada seorang pun yang mau menolongku. Di bawah sinar rembulan malam itu Yoongi datang, membawakanku sebungkus roti coklat. Meski hanya sebungkus roti yang tak seberapa harganya. Aku melihat bola mata yang saat ini tengah menatapku.

Disaat orang-orang melihatku rendah, mengasihaniku atau menggap aku tak berguna atau seorang yang gagal. Dia tak menatapku seperti itu, ia menatap dengan wajah datarnya. Bahkan aku tak bisa membaca, apa yang dia pikirkan tentang ku. Sampai aku tersentak,

 Sampai aku tersentak,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu gak mau bangun..." aku masih mendiami dan mencerna semua perkataanya. "Ya... kamu itu berharga, kenapa terjatuh dan tak bisa bangun lagi. Ayo.. kita cari tempat berteduh,"

Seperti yang kalian tau aku sangat suka duduk di pinggir danau atau taman saat senja tiba. Ternyata ia memiliki kebiasaan yang sama.

"Kalau saat ini senja, mungkin aku akan mengajakmu ke danau. Ketenangan lebih berharga ketimbang keramaian malam di tempat ini," ia menatap mataku sebentar, menampilkan semyuman hangatnya.

"Kamu mau kopi?" masih membisu. Aku hanya menatapnya, "sepertinya coklat panas cocok untukmu. Tapi kita tidak bisa masuk ke cafe. Kamu sangat basah, kasihan petugas cafe kalau kamu masuk. Kita duduk di luar saja yaa... bangku dengan payung besar disana?,"

Ia menarikku duduk di kursi dan pergi entah kemana. Aku tak lagi memperhatikannya. Aku hanya terfokus pada roti yang diberikannya.

🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐🥐

Setelah berbulan-bulan kemudian

"Oppa, traktir aku coklat panas," menggoyang-goyangkan tangannya dan menariknya ke sebuah cafe bergaya klasik. Suasananya bahkan mendukung sekali. Sebuah musik diputar, IU - Friday.

 Sebuah musik diputar, IU - Friday

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dikala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang