"Bukan itu, Tapi...,"
"Syutttt......," Jieun membaca pesan singkat yang masuk ke HPnya. " Wow..., aku selesai makan. Kook, aku siap-siap dulu. Kamu juga yaaa...,"
Jieun pun beranjak dan menghampiri Jungkook sejenak...
Lebih tepatnya memberikan sebuah kecupan singkat di bibir sang pria. Kecupan yang mampu mengalihkan dunia seorang Jeon Jungkook dalam sekejap....
Wow, bahkan saat ini JK lupa apa yang ingin dia tanyakan.
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Sehari setelah kami melakukan date bersama Yoo In Na noona dan Yoongi hyung. Ji Eun sangat berubah....
Yoongi hyung adalah pria yang ditemui Ji Eun saat di depan hotel itu. Kejadian yang membuatku hampir mati penasaran karena kedekatan mereka.
Sangat sulit membuat Ji Eun menjelaskan siapa Min Yoongi. Ia selalu merasa tak perlu menceritakan siapa laki-laki itu. Ji Eun selalu bilang, "dia bukan seseorang yang spesial atau pacarku saat ini, jadi untuk apa aku menceritakan soalnya.
Bahkan terakhir kali kami berdebat, Ji Eun benar-benar membuat kesabaranku habis...
*Flashback*
"Apa lagi sih Joen....," ia pun menghela nafas lelah, sepertinya dia mulai cape menanggapiku yang masih saja penasaran sekaligus cemburu...
Oh ayolah, bahkan semut pun tau aku sangat tergila-gila dengan gadis ini. Tapi kenapa dia tidak peka terhadap perasaanku beberapa hari terakhir ini.....
Jangankan melupakan kejadian di lobby, hanya ingin mengalihkan pikiranku barang satu detik pun sangat sulit. Bahkan samsak yang biasanya bisa menyalurkan emosiku, saat ini ia tak mampu. Aku tak bisa melenyapkan berbagai ketakutanku akan hubungan Jieun dengan Yoongi.
Mungkin saat ini In Na noona berpacaran dengan Yoongi hyung. Tapi aku tak tau masa lalu mereka. Ohhh,,, kenapa aku harus pergi dari kehidupan Ji Eun Noona sih... Dasar Jungkook bodoh.
"Jangan bilang kalo aku tidak peka yaaa....," ucapnya. Oh apakah dia menjadi cenayang. "Aku bukan cenayang, ekspresimu itu seperti cermin. Aku bisa melihat semuanya... Tapi aku lelah, aku malas membahas suatu hal yang tak penting,"
"Gak penting,", woah dia bilang gak penting.... apakah dia menyepelekan hal yang sangat penting saat ini. "Noona, bukankah kamu terlalu menyepelekan permasalahan ini. Lagi pula apa sulitnya menceritakan siapa laki-laki itu...," menjeda sedikit kalimatku. "Kalau aku yang jalan dengan wanita lain, bagaimana?. Apa noona akan diam saja, apa noona takkan bertanya atau minimal penasaran, siapa wanita itu,"
"Anyi... hubungan kita palsu bukan. Hal ini akan berahkir beberapa minggu lagi. Ingat Jung, kita hanya sebentar di Bali. Anggaplah, saat ini aku hanya nemanimu yang tengah membutuhkan inspirasi dan rasa. Rasa yang nantinya akan kamu salurkan melalui bukumu. Hanya itu, cuma itu Kook"