"Ohh...". Dia, apa benar dia. Bukankan, dia bukan S.G. Entahlah S.G atau bukan dia benar-benar sama dengan ciri-ciri di pesan Eun Woo tadi. Bagaimana ini?.
"Noonaa... Apa kamu sudah melupakanku, kenapa kamu diam saja... Noona...", Sambil terus merengek seperti anak kecil, benar-benar tidak pernah berubah. "Noona, aku sudah menunggu lama untuk bisa bertemu denganmu. Bahkan aku susah payah datang kesini untuk menemui noonaku yang tidak terlihat senang saat ini".
"Bicara apa sih... Pusing deh", sungguh aku sangat senang dan sangat merindukan dia. Dia salah satu orang yang paling berharga dalam hidupku, seorang yang sangat aku cintai. Pertemuan ini sangat... entahlah bagaimana mendeksipsikan duniaku saat ini. Seperti jam pasir yang dibalik, semua yang ku dapatkan kini berpindah kesisi lain dan meninggalkanku. Tidak ada ketenangan lagi saat ini. Dia akan terus mengusik setiap kesunyian yang mencoba masuk, tidak akan ada kesunyian yang dapat mendominasi kehidupanku dengannya.
Bahkan di saat seperti ini aku sangat ingin memeluknya, memeluk dan tenggelam wajahku dalam dada bidang seorang pria yang memanggilku noona ini. Entah apakah aku pantas dianggap noona olehnya, aku hanya ingin dia tetap di sisiku. Meskipun seorang penulis, bukan berarti mudah untuk berbicara atau mengungkapkan kata-kata manis, semanis kata-kataku di buku. Aku hanyalah seorang yang memiliki segudang kata cinta hanya untuk jari-jariku, bukan bibirku.
***
"Kenapa Noona melamun? Ayolah noona, apa kamu tidak bahagia melihatku, apa aku perlu pergi lagi?,"
Dengan cepat dan lantang, Ji Eun berkata "TIDAK, JANGAN. Jangan pergi", mencoba menetralkan emosi dan suaranya. "Jangan tinggalkan noona lagi Tae, hanya kamu yang noona punya". Pria bernama Taehyung ini mengembangkan senyum kotaknya, senyum yang selalu dirindukan Ji Eun.
Sudah tiga tahun lamanya Taehyung tidak bertemu dengan Ji Eun begitu pula sebaliknya. Jangankan bertemu Taehyung, mereka saja tidak pernah bertukar kabar atau apapun itu. Bukan suatu hal yang mudah bagi Ji Eun menahan diri untuk tidak menghubungin Taehyung. Percayalah, itu adalah hal tersulit di tahun pertamanya. Namun itu harus dilakukannya.
Kelegaan mulai muncul, sebuah senyum berhasilkan diterbitkan. Tidak sulit sebenarnya membuat Ji Eun tersenyum. Pada dasarnya Ji Eun adalah seseorang yang mudah tersenyum.
***
Taehyung Mode
"Oh iya tae, apa profesimu saat ini. Tapi mengingat jurusan yang kamu ambil kamu tidak mungkin.. ahh tapi terserahlah. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu. Kamu harus mentraktirku ice cream yang banyak, sekarang!", sambil menyandarkan dirinya di bangku taman, Tae hanya mengikuti noonanya ini menyender di bangku taman, menikmati udara sejuk. sangat mengasikkan. Benar-benar hal yang sangat menyenangkan, ternyata noonanya tidak pernah berubah. Dia selalu suka menyendiri.
"Noona, aku ingin mengajak noona kerumahku. Apa noona mau?, aku akan memasakkan sesuatu untukmu. Sangat enak, aku jamin", mata indah itu membulat sempurna. Nampak keheranan dengan setiap kata yang keluar dari mulutku ini, aku hanya bisa tersenyum. Aku sangat memahami bagaimana keterkejutannya.
"Bagaimana kamu bisa... Wahh.... Kamu, kejutan apa lagi yang kamu punya untukku. Kamu... suka, noona suka dengan perubahanmu. Tapi kamu benar memiliki rumah sendiri, berarti kamu sudah lama pindah kesini dan kamu baru menghampiri noonamu saat ini. Kejamnya". Aku sangat merindukan kebawelan noonaku ini, sudah lima tahun lamanya aku tidak mendengarnya berbicara sepanjang lebar seperti hari ini. Hangat, dia sangat hangat saat ini.
Rasanya aku ingin menghentikan waktu, atau paling tidak mengulang waktu 1 jam lalu. Waktu dimana keterkejutannya mendapatkan diriku di taman dekat kantornya bekerja.
Sebenarnya aku sudah mencari noonaku ini selama satu bulan lamanya, aku mencoba mencari tau dia, dimulai dari tempat tinggal hingga teman-temannya. Nihil, ya memang kenihilan yang aku dapatkan. Aku baru tau kalau noona memulai kehidupannya dua tahun yang lalu, entah apa yang membuatnya mengambil sebuah keputusan yang sangat besar ini. Dapat kupastikan ada banyak bekas luka yang tertinggal, sebaik apapun dokter berkerja, luka yang terlalu dalam akan sulit disembuhkan. Dibalik senyum berbinar dan mata yang memandang langit senja ini, noonaku pasti kesakitan. Aku akan berusaha membahagiakanmu noona, pasti.
"Noona, kau tau. Kamu sangat jahat padaku, bahkan kamu tidak meninggalkan jejak dan membuatku susah menemukanmu. Kenapa kamu memperlakukanku seperti itu, kalau bukan karena keisenganku melihat rak novel di toko buku, aku tidak akan pernah menemukanmu". Tak terasa sebulir air mata yang lama kutahan terjatuh juga, jujur aku adalah laki-laki. Seharusnya aku tidak menangis, namun melihat keadaan kami saat ini sulit untuk tidak menangis. Bahkan ku ingin teriak rasanya, kenapa harus dia yang mengalami sebuah ketidakadilan ini. "Jangan bilang siapapun aku menangis, awas aja kalo bilang-bilang aku gak akan mau membelikan ice cream untuk noona". Akhirnya suasaan ini dapat pecah, tawanya kembali menggema hingga.
Sebuah tepukan dipundak noona mengusiknya,
***
"Apakah kamu sudah menunggu lama noona?"
"Kenapa kamu di sini?" hanya sebuah pertanyaan dan suara yang sangat amat dingin, tak ada sebuah senyum atau tawa hangat saat ini. Saat pria yang sangat amat ia tidak ingin temui datang. "Apa kamu tidak melihat aku sedang bersama Tae? Pergilah"
"Tenangkan dirimu noona, aku tidak ingin mengganggumu. Apakah kamu lupa untuk apa kamu datang kesini". Seketika Ji Eun lupa dengan apa yang seharusnya dia lakukan, terlalu asik dan senang bertemu dengan Taehyung membuatnya lupa dengan segala hal. Wajah kaget, pusing dan berputar pada pemikirannya sendiri membuat sang pria gemas. "Tidak udah terlalu banyak menyangkal noona, Semua pemikiran noona benar. Aku S.G", menjeda kalimatnya dan membiarkan Ji Eun mencerna perkataanya. "Ku harap kamu dapat berkerja secara profesional, aku telah menerima kontrak dan kontakmu. Aku bahkan sudah mengirimkan pesan untukmu.
Mungkin kamu tidak sadar. Baiklah saat ini aku akan membiarkanmu bersenang-senang dengan Taehyung. Aku tidak akan mengganggu, besok aku akan menemuimu. Ingat simpan kontakku, sampai bertemu lagi noona cantikku" memberikan kedipan mata, dan beralih pada Taehyung. "Tae, senang bertemu dengan kamu. Hibur Noonamu ya. Aku tau kamu cukup sukses saat ini. Lain kali aku harus berbicara dengamu. Kamu lebih objektif dari dia. Bye, Tae".
"Oh, Jungkook-ah. Sampai bertemu nanti", kedua orang ini benar-benar tidak pada taraf kesadaran yang seutuhnya. Mereka benar-benar syok, bagaimana bisa semuanya jadi seperti ini. Bahkan Taehyung tidak mengetahui pasal apa yang terjadi dengan noonanya itu. Mencoba menyadarkan diri, dan melihat betapa rumitnya perasaan noonanya saat ini.
Bagaimana dengan besok?
TBC
Created byL.C.S.B