"Hoammm... uhhhhhhh,"
Mataku terbuka perlahan, senyum pun tersungging di wajah bantalku ini.
Ahhh... berada di Bali dengannya membuatku ingin menetap dan hidup damai...
Tak perlu banyak orang mengenalmu bukan, hanya perlu satu. Satu-satunya orang yang paling kamu cintai hidup berdampingan. Maka seberat apapun permasalahanmu. Kamu hanya punya satu jawaban...
Harus selesai, karena ada dia disisimu. Dia yang selalu membutuhkanmu. Dia yang rapuh saat kau tak hadir bersamanya.
Kenyamanan kasur ini pun, takkan mampu mengalahkan niatmu menyapa dan memeluknya setiap saat. Aroma dan rasa yang selalu membuatmu rindu.
Meski rindu itu berat, aku ingin selalu merasakannya. Kerinduan akan hadirnya disetiap hariku, setiap kisahku.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Setelah lama berkhayal, Jungkook pun mencari keberadaan Lee JI Eun. Namun seketika kepanikan melandanya. Sosok yang dibayangkan dan dicarinya menghilang tanpa meninggalkan pesan apapun.
Tak mungkin ia pergi jauh dari Bali, bahkan semua hal masih tersimpan rapih di hotel. Ohhh Tuhan, dia tak mengenal tempat ini.
"Ya, noonaa. Kamu dimana?, aishh...," ia mengacak rambutnya. Benar-benar panik dan takut Ji Eun hilang. Ia pun mendial nomor Ji Eun, tapi handphone wanita itu ada di atas meja. "Aish kenapa gak bawa handphone, kalau dia ilang gimana,". Kepanikan Jungkook makin menjadi, mengingat Ji Eun buta arah, dan ini bukan Korea.
Tanpa memikirkan tampilannya saat ini, Jungkook melangkah pergi ke luar hotel. Namun saat sampai di depan lobby hotel, dia menemukan wanitanya. Wanita yang saat ini tengah asik tertawa dengan laki-laki lain.
APA LAKI-LAKI!!!!
*Ji Eun*
Setelah lari pagi dan banyak bercerita dengan seorang laki-laki tampan yang sudah lama tak kujumpai. Si tampan mengantarkanku ke hotel. Untung saja aku bertemu dengannya, kalau tidak aku akan tersesat dan kesulitan menemukan hotel. Jangan tanyakan kenapa?, aku hanya mengingat nama hotelku. Aku ini memang payah mengingat jalan dan arah.
"Kamu sampai kapan di Bali?"
"Entahlah, aku bergantung dengan partnerku. Aku akan pulang kalau memang harus pulang. Kau taukan bagaimana randomnya hidupku,"
"Hahahaha, okee. Kapan-kapan kita harus dinner Lee Ji Eun. Kamu sudah menyimpan nomorkukan. Sepertinya aku harus cepat pergi,"
"Heum.. Oh iya..." Belum sempat menyelesaikan kalimatku, tiba-tiba ada seseorang yang menyentak bahuku. Aku pun dibuat kaget bukan main.