30

4.4K 443 13
                                    

Taehyung tak bisa untuk berhenti tersenyum. Entah dia tak pernah merasa sesenang ini. Bahkan Irene sendiri heran melihat Taehyung yang tak pernah seceria ini semenjak tinggal di Singapore.



"Senang sekali hm? Apa pekerjaan paruh waktunya menyenangkan?" Tanya Irene saat duduk disebelah Taehyung yang sedang memangku TaeHyun.




Taehyung menoleh ke arah Irene lalu tersenyum kotak sambil mengangguk. Menggemaskan. Bahkan Irene tidak tahan untuk tidak mencubit pipi tembab Taehyung.




"Tae, selama 3 hari kedepan aku harus pergi kesuatu tempat. Apa tidak apa kau kutinggal sendirian?"





"Tentu saja. Pergilah dan selesaikan urusanmu."




Irene melirik ke arah TaeHyun yang tampak asik berceloteh sambil menonton film kartun lalu sekilas menyengrit tak suka. Ya Irene tidak suka melihat wajah TaeHyun karena mengingatkannya pada seseorang.




"Kau ingat apa yang harus kau lakukan selama aku pergi?" Tanya Irene sambil mengusap rambut lembut Taehyung.




"Tidak boleh keluar apartemen, membeli segala sesuatu secara online, memakai jasa cleaning service dan ponsel harus standby 24 jam." Jawab Taehyung membuat Irene tersenyum puas.





















































Taehyung tidak pernah melanggar aturan yang dibuat Irene. Dia juga tak tau kenapa. Tapi sekali lagi Taehyung pikir itu tidak masalah toh dia lebih suka diam di apartemen mengurus TaeHyun.



Mungkin ini ke seratus kalinya Taehyung melirik ke arah jam dinding. Rasanya jarum jam bergerak begitu lamban namun tidak dengan jantungnya yang berdetak begitu cepat.




"Ma ma ma ma." Celoteh TaeHyun membuyarkan lamunan Taehyung.




"Kenapa sayang? Rindu mama? Kau harus sabar ya 2 hari lagi." Jawab Taehyung lalu mengecup seluruh sisi wajah TaeHyun membuat batita itu terkikik geli. Lima menit kemudian suara bel apartemen berbunyi.






"Makanan kita sudah sampai."





"Ma ma ma ma."







Taehyung berjalan menuju pintu dengan TaeHyun digendongannya yang masih berceloteh. Sepertinya TaeHyun juga sedang senang seperti halnya Taehyung.






Ceklek





"Jungkook!" Pekik Taehyung seraya membolakan matanya. Bahkan detak jantungnya semakin meliar. Sial memang.







"Annyeong, Tae. Apa kau keberatan jika aku datang lebih awal dari perjanjian kita?" Sapa Jungkook ramah lalu pandangannya mengarah pada seorang anak yang digendong oleh Taehyung yang juga sedang menatapnya.







"T-tentu tidak. A-ayo masuk, Kookie." Taehyung mengerutuki dirinya kenapa harus setegang ini. Tapi bukankah hal yang wajar jika gugup saat berhadapan dengan idola?






"Mau minum apa?" Tanya Taehyung saat Jungkook mendaratkan bokongnya pada sofa.






"Apa saja asal buatanmu. Pasti aku akan meminumnya dengan senang hati."






Taehyung tersenyum lalu segera membalikkan badannya. Sial wajahnya terasa sangat panas. Taehyung yakin jika wajahnya sudah semerah tomat sekarang.






"Apa kau mau membuatkan minum sambil menggendong?" Tanya Jungkook saat Taehyung hendak melangkahkan kakinya menuju pantry.







Tentu Taehyung menarik lagi langkahnya lalu menghadap pada Jungkook dengan pandangan penuh tanya membuat Jungkook tertawa pelan. Ekspresi Taehyung sungguh menggemaskan. Apalagi pipinya makin bulat dari setahun lalu. Pasti Irene merawatnya dengan baik.






Jungkook menunjuk TaeHyun dengan jarinya membuat Taehyung mengikuti arah jari Jungkook yang kemudian disambut kekehan TaeHyun.






"Ma ma ma ma."





"Aku bisa bermain dengannya saat kau membuatkan minum." Ucap Jungkook yang kini berdiri dihadapan Taehyung.






"Kau tidak keberatan?" Tanya Taehyung.





"Tidak akan pernah." Jawab Jungkook seraya mengambil alih tubuh gempal TaeHyun dari gendongan Taehyung.





Taehyung masih menatap ragu pada Jungkook. Takut jika tiba-tiba TaeHyun menangis karena disentuh orang asing. Apalagi ini pertama kalinya TaeHyun bertemu Jungkook.






"Kita bermain ya, Baby?" Ucap Jungkook pada TaeHyun. TaeHyun sendiri hanya tertawa sambil memegang wajah Jungkook.





"Baiklah aku titip ya." Ucap Taehyung setelah itu berjalan menuju pantry.





Jungkook menatap lekat pada TaeHyung. Senyumnya masih saja mengembang. Dia bahagia. Sangat. Meskipun Taehyung sama sekali tak mengingatnya. Tapi Jungkook akan berusaha memulihkan ingatan Taehyung tanpa memaksa Taehyung mengingatnya.





"Kau benar-benar anak Taehyung dan Irene? Untung wajahmu lebih mirip Taehyung jadi aku tidak masalah." Ucap Jungkook pelan lalu kembali duduk di sofa sambil menyalakan televisi yang menampilkan kartun beruang.





"Pa pa pa pa."




















Tbc





YOU (KOOKTAE/KOOKV) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang