10

7.7K 670 17
                                    

"Tae ini tidak seperti yang pikirkan." Ucap Jungkook lembut sambil menggenggam tangan Taehyung.

Taehyung tertawa singkat lalu satu tangannya menggenggam tangan Jungkook yang menggenggam tangannya.

"Memang kau tau yang ku pikirkan hm?" Tanya Taehyung tak kalah lembut tak lupa dengan senyumannya yang begitu menawan.

"Aku dan dia----------"


"Gwenchana Kookie. Justru aku mau minta maaf karena dengan lancang masuk ke ruang gantimu."


"Tapi aku dan dia tidak ada apa-apa, Tae. Sungguh."


"Kau sudah besar, Kook. Tidak apa kalau kau punya pacar. Hyung selalu mendukungmu jika itu pilihanmu."


Hyung? Jungkook tersenyum kecut. Baiklah Jungkook akan mengikuti alur yang dibuat Taehyung.

"Baiklah, Hyung. Tae Hyung."






🐌🐌🐌




Pagi ini mentari bersinar begitu cerah secerah senyum Seokjin yang puas melihat seluruh penghuni dorm sibuk membersihkan dorm sesuai pembagian tugas masing-masing.


Namjoon nampak sibuk membersihkan langit-langit dorm, Hoseok dan Jimin mengelap barang-barang yang berada di ruang tengah agar bersih dari debu sedangkan Seokjin dan Yoongi kebagian membersihkan pantry.



"Hyung apa kau yakin jika anak-anak itu tidak akan salah beli?" Tanya Yoongi.


"Aku tidak yakin jika itu Tae tapi aku yakin dengan Kookie." Jawab Seokjin.


Yoongi hanya mangut-mangut seakan paham.


"Kau tau kenapa aku memilih Taetae yang pergi dengan Kookie? Karena hanya dengan Taetae saja Kookie mau terbuka dan jadi dirinya sendiri. Jadi kupikir Kookie akan lebih nyaman jika pergi dengan Taetae." Lanjut Seokjin.



"Aku tau."


Jika Yoongi berkata tau, maka dia memang tau. Tau bagaimana Jungkook menatap Taehyung dengan cara yang berbeda misalnya.





















"Hyung hijau, kuning atau merah?" Tanya Jungkook yang berada di rak paprika.


"Memang bedanya apa?" Tanya balik Taehyung sambil memiringkan kepalanya.


"Entahlah. Mungkin hanya warna saja, Hyung. Kau pilih warna apa?"



Taehyung meletakkan telunjuknya di dagu nampak serius berfikir, menggemaskan sekali.


Jungkook masih betah menatap Taehyung yang tidak pernah membosankan untuk di lihat. Siapapun pasti tidak akan percaya jika makhluk menggemaskan ini adalah Hyungnya. Bukankah lebih pantas jika Taehyung jadi istri Jungkook saja? Membayangkannnya saja membuat Jungkook bahagia. Bucin memang.



"Apa ada warna ungu saja, Kookie?" Tanya Taehyung dengan wajah polosnya membuat Jungkook memekik gemas dalam hati.


"Tidak ada, Hyung. Kalau hijau saja bagaimana?"


"Tapi kuning juga bagus, Kook."


"Yasudah kita ambil kuning saja."


"No no no. Merah lebih terang, Kook."


"Baiklah merah."

"Bolehkan kita beli hijau, kuning dan merah Kookie?"



Untung sayang, untung cinta, untung Taehyung kalau saja ini Bambam pasti sudah Jungkook jual online sekarang juga.


"Baiklah, Hyung. Apalagi sekarang?"


Taehyung menautkan alisnya, mengingat-ingat apa yang kurang.


Daging wagyu ✔

Bawang Bombay ✔

Bawang putih ✔

Cabai hijau besar ✔

Daun selada ✔

Kimchi instan ✔

Wortel ✔

Daun bawang ✔

Lemak sapi ✔

Taehyung memiliki ingatan yang sangat baik jadi dia tidak butuh note untuk mencatat yang Seokjin ucapkan tadi pagi sebelum mereka ke supermarket. Bahkan Taehyung juga ingat bumbu dapur apa saja masih ada stok meskipun dia jarang mengambah pantry.

"Bisakah kita beli es krim?" Tanya Taehyung dengan puppy eyesnya. Taehyung tau jika Jungkook akan menolak permintaanya tapi beda lagi kalau Taehyung meminta pakai jurus andalannya.


"Baiklah, T---Hyung."


"Yeay! Gomawo Kookie. Sayang Kookie."


Taehyung melangkah dengan riangnya menuju chiller besar yang menampung berbagai jenis ice cream yang membuat Taehyung berbinar menatapnya.

Jungkook hanya tersenyum lalu menyusul Taehyung yang nampak bingung memilih yang ice cream.

"Kenapa hm?" Tanya Jungkook sambil membelai rambut belakang Taehyung.


"Pilih yang mana? Ini, ini atau ini?" Tanya balik Taehyung sambil menunjuk ketiga merk ice cream yang berbeda namun sama rasa, rasa vanilla.


"Yang ini saja. Ini ada chocochipnya." Jawab Jungkook sambil menunjuk salah satu ice cream.


"Mau semua boleh?"


"No!"


"Kookie~~~"


Sebucin-bucinnya Jungkook, otaknya masih waras untuk tidak menuruti semua permintaan Taehyung jika itu tidak baik untuk Taehyung meskipun Taehyung merengek sambil bergelanyut manja di lengan kekar Jungkook seperti sekarang.


"Anak muda turuti saja istrimu. Lihatlah dia hampir menangis." Ucap seorang Ahjumma yang kebetulan juga ingin membeli ice cream.


"Kookie jahat tidak mau membelikan Taetae ice cream. Ahjumma cantik tolong marahi, Kookie." Adu Taehyung pada Ahjumma itu.


"Astaga...kau sangat manis dan menggemaskan. Sudah kalau begitu cari saja suami baru. Bagaimana dengan anak bungsuku saja? Dia sangat tampan dan pasti mau membelikanmu ice cream satu chiller ini."


Jungkook membolakan matanya saat Taehyung melepaskan lengannya dan beralih menatap antusias pada Ahjumma itu.


"Jinjja? Kalau begitu Taetae ma--------"


"Yak! Aku bisa membelikanmu ice cream sepabriknya bahkan sekalian dengan seluruh karyawannya." Ujar Jungkook tak terima.


Taehyung menatap Jungkook dengan mata berbinarnya lalu kembali bergelanyut pada lengan Jungkook.

"Ahjumma mianhae." Ucap Taehyung merasa bersalah.

"Gwenchana anak manis. Dan kau jagalah baik-baik istrimu, turuti semua kemauannya."


Setelah berpesan, ahjumma itu pun meninggalkan Jungkook dan Taehyung.


"Jadi boleh beli semua, Kookie?"


"Hei Nona tolong bungkus semua ice cream rasa vanilla yang ada disini."


"Sayang Kookie. Sayang Kookie sekali."



"Hm-------------"












Tbc

Update lama karena aku lupa mau dibikin cerita yang kayak apa 😂

YOU (KOOKTAE/KOOKV) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang