Menetapkan Hati

33 3 3
                                    

Assalamualaikum

Selamat membaca 😊

Ketika akhlak seseorang membuatmu jatuh cinta padanya, maka kamu pun harus lebih jatuh cinta pada Allah yang telah memberikan banyak nikmat-Nya di setiap detik.

Tangan Aisyah terasa dingin, ia berharap keputusan yang di ambilnya tepat. Ia mengatur napasnya dahulu sebelum mengutarakan jawabannya di hadapan umi, abi dan juga Fathan.

"Bismillahirrahmanirrahim. Aku menerima khitbah dari Pak Fathan bi."

Fathan tersenyum manis, bersyukur sebab jawaban Aisyah sesuai dengan harapannya.

"Mohon maaf, orangtua saya tidak bisa hadir karena ada suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan. Tapi beliau sudah tau akan hal ini."

"Tidak apa-apa nak Fathan."

🌺🌺🌺

Setelah Kak Fathan mengkhitbahku, kami jarang bertemu bahkan tak pernah. Kita memang benar-benar sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Kak Fathanpun mempercayakan uminya untuk menghandle acara pernikahan kita yang akan diselenggarakan tinggal beberapa minggu lagi.

Sibuk dengan pekerjaan membuatku lupa untuk memberikan kabar pernikahanku pada sahabatku Alula Farzana Ayunindya.
Aku mengetikkan sesuatu di handphondku.

Me

"Assalamualaikum, Lula. Kita ketemu di tempat biasa bisa nggak ?"

"Lagi online nih anak,"gumamku.

Lula

"Waalaikumsallam. Bisa kok, kita ketemu jam 4 sore ya."

Me

"Oke"

Lula kini bekerja di perusahaan besar di Jakarta. Padahal ia ditawari papahnya untuk bekerja di perusahaan milik keluarganya. Namun, Lula menolak. Ia ingin mandiri, katanya.

Terlahir dari sebuah keluarga yang serba ada tak membuat Lula sombong. Ia memilih untuk berkarier dari level nol. Sebab baginya, pengalaman adalah guru terbaik untuk perjalanan hidupnya.

🌺🌺🌺

"La, aku mau nikah," ucapnya sambil mencolekkan stik kentang dengan saus.

Alula yang sedang minum tersedak,"Uhuk uhukk."

"Serius ?sama siapa ?", tanya Lula.

Aisyah menceritakan pertemuan pertamanya dengan Fathan, hingga kejadian di bandara waktu itu.

"Uwwuu gemoy, masya Allah ya skenario Allah emang the best. Mudah mudahan lancar ya sampe hari H."

"Aamiin aamiin. Kamu harus cepet nyusul pokonya."

Ting

"Bentar, ada WA takut penting," ucap Aisyah.

Pak Fathan

Assalamualaikum

Aisyah, kamu bisa ke rumah buat ambil undangan ? Maaf aku gak bisa antar undangannya ke rumah kamu 🙏

Me
Waalaikumsallam. Bisa kok. Oke nanti Aisyah kesana ya..


Pak Fathan

Oke.
Jaga kesehatan..

Aisyah tersenyum, mendapatkan pesan Whatsapp seperti itu saja membuat hatinya berbunga-bunga. *maklum jomblo fisabilillah wkwkwk #azeekk

"Acieeee, beda aja yang mau jadi manten." Alula berusaha menggoda sahabatnya. Pipi Aisyah bersemu merah, karena malu.

"Apaan sih kamu."

🌺🌺🌺

Aisyah memasuki gerbang rumah milik seorang Fathan. Ia mengetuk pintunya pelan.

Tok tok tok

"Assalamualaikum."

Pintu terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya. "Aisyah, ayo masuk nak."

"Makasih umi, abi belum pulang ya mi ?"

"Iyah belum, umi lagi masak nih. Mau bantuin umi gak ?"

"Boleh mi."

"Umi mau masak cumi asam manis pedas kesukaan Fathan. Itung itung belajar ya nak."

"Oke mi."

Ada cumi segar, jeruk nipis, daun bawang, daun bombay, cabe rawit besar dan masih banyak lagi.

Selesai masak, Aisyah ditawari makan bersama calon ibu mertuanya itu namun ia menolak karena hari sudah sore.

Akhirnya sang calon ibu mertua pun membawakan beberapa undangan pernikahan mereka kepada Aisyah sambil membawa sebuah kotak berwarna pink yang di hiasi pita berwarna putih.

"Ini ada titipan dari Fathan untuk kamu. Jangan lupa di buka yaa, umi juga gak tau apa isinya. Fathan cuma minta umi kasihkan ini untuk kamu."

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaa..

Wasaalamualaikum

Belajar Adalah Jihadku [ TELAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang