• O1

6.9K 876 37
                                    

"HARUTO WOY!"

Junghwan berseru sembari melambaikan tangannya di hadapan wajah Haruto.

Haruto yang tadinya melamun kini kembali tersadar dan kembali ke realita.

"Dia mirip banget, Hwan." Celetuk Haruto dengan pemandangan tidak teralihkan dari seseorang yang kini tengah membaca novel Harry Potter.

Junghwan akui, Park Justin mirip banget dengan Jeongwoo. Bahkan dari suaranya begitu sama. SAMA PERSIS.

️️ ️️

️️ ️️

"Ingat, To. Dia Justin, bukan Jeongwoo."
ㅤ ️️

️️ ️️

Perkataan Junghwan benar, dia Justin bukan Jeongwoo. Dari kepribadian pun agak sedikit berbeda, Justin lebih menyendiri ketimbang berbaur dengan banyak orang.

"Tapi, Hwan —"

Junghwan meraih kerah seragam Haruto. Pun, ia kemudian memojokkan Haruto di tembok kelas. Hal tersebut membuat siswa yang ada di kelas menengok kegadungan tersebut, salah satunya Justin.

"Move on bodoh. Sampai kapan lo mau begini? Kedatangan dia bukan menggegerkan lo doang, tetapi gue, Bang Junkyu, Kak Yoshi, dan Bang Jihoon juga."

Iya, Junghwan emosi dan muak karena Haruto terus membahas hal yang sama dan dia meyakini suatu hal. Yakni; Justin adalah Jeongwoo.

Junghwan masih mengontrol emosinya, maka dari itu Junghwan hanya mengatakan dengan pelan tetapi setiap kata memiliki penekanan.

Sedangkan Haruto hanya bisa diam memperhatikan Junghwan yang kini sudah terhanyut dalam emosi.

"Hwan udah, Hwan, diliatin sama yang lain." Inhong lantas menghampiri dan melerai keduanya.

Junghwan lantas melepaskan cengkraman seragam Haruto, lebih tepatnya seperti menghempaskan Haruto secara kasar. Untungnya Haruto bisa menahan tubuhnya sendiri agar tidak jatuh tersungkur.
ㅤ ️️

️️ ️️
"Ingat, To. Dia berbeda, Ber-be-da."
️️ ️️

️️ ️️

Setelah itu, Junghwan keluar kelas disusul Inhong di belakangnya. Meninggalkan Haruto yang masih terdiam di tempatnya dengan pikiran yang kacau.

***

Istirahat sudah berlangsung lima belas menit yang lalu dan sudah lima menit berlalu dirinya berada di atap semenjak kejadian di kelas tadi.

Tubuhnya bersandar si dinding pembatas bangunan. Pun, dengan salah satu telinga yang kini terpasang sempurna earphone putih.

Pintu atap sekolah terbuka, Haruto pikir itu Junghwan yang menghampiri dirinya. Ternyata salah! Itu Justin dengan tas kecil berisikan kotak bekal di lengannya.

"Hi! can join you?"

Haruto hanya menganggukkan kepalanya pelan, setelah itu Justin langsung duduk di sebelah Haruto.

"You're always here alone?" Tanya Justin sembari membuka kotak bekalnya.

Haruto melirik ke arah Justin, kemudian lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya.

"Park Justin." Tanpa aba-aba, Justin justru memberikan lengannya. Tanda ingin bersalaman untuk sebuah perkenalan.

"Oh, iya. Watanabe Haruto." Haruto dengan ragu menerima salam tersebut.

Kali ini ia benar-benar memegang tangannya, bukan lagi hanya angin kosong yang biasa ia gapai.

"Eum... salam kenal, Haruto."

Membuyar, Haruto lantas kembali ke realita bahwa yang dihadapannya kini bukanlah orang yang sama dengan masa lalunya.

"Lo bisa bahasa sini?" Tanya Haruto sembari melepaskan salaman itu dengan perlahan dan terpaksa.

"Ya bisalah! Enak aja kaga bisa." Gerutu Justin tidak terima.

"Lo mau?" Lanjutnya, kali ini sembari menyodorkan setengah potongan sandwich ke Haruto.

"Enggak usah, buat lo aja."

Haruto menggelengkan kepalanya, kemudian menyandarkan kembali tubuhnya ke dinding pembatas.

"Cih, dikasih rezeki malah nolak." Cibir Justin sembari memakan rotinya tanpa memperdulikan Haruto.

Diam-diam, Haruto melirik sekilas ke arah Justin yang kini sibuk memakan rotinya. Senyuman kecil terulas tanpa disadari oleh dirinya.

️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

"Gue menemukan sisi lo di tubuh orang lain, Jeongwoo." Ucap Haruto dengan pelan, nyaris tak terdengar.
️️ ️️

️️ ️️

Haaaai karena banyak yang minta sequelnya, jadi aku buatkan nih dan kali ini santai-santai aja ya konfliknya.

Semoga suka, ya!

[✓] Different - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang