TDT : Chapter 41 - Faded

57.4K 7.6K 6.6K
                                    

Play List : Faded - Alan Walker

🔥🔥🔥

SexyMore update lagi dongs 😎

Aku update untuk menuntaskan chapter yang sebelumnya, yang aku sendiri agak ganjal. Padahal niatnya mau libur dulu dari cerita ini hehe...

6k voment beneran ya buat chapter ini gengs 😚 kalo kecapai aku pertimbangkan buat update cepet 😁

Selamat membaca ❤️

🔥🔥🔥

"Ada yang menembak Morgan dari arah lain!" lapornya dengan tergesa.

Setelahnya ia menutup sambungan telepon. Dan segera membereskan senapannya.

*****

Prof. Luth mencapit peluru yang bersarang di kepala ketua mereka untuk diamatinya dengan kaca pembesar khusus. Ia adalah seorang ahli senjata terbaik yang dimiliki oleh Dark Eagle.

"Bagaimana?! Kau sudah bisa mengenali peluru yang sudah menembak putraku?!" tanya Ross dengan suara menggelegar. Wajahnya merah, matanya sembab, wanita paruh baya itu terlalu banyak menangisi putra tunggalnya.

"Ross, tenanglah." Emilio meraih bahu istrinya, menepuk-nepuknya ringan, menenangkan Rossalia.

"Bagaimana aku bisa tenang? Morgan adalah putraku satu-satunya, Emilio!" sentak wanita itu dengan tangis yang kembali pecah dipelukan suaminya.

Emilio memejamkan matanya. Memijat kedua kelopak matanya, menahan kesedihannya. Ia dan Morgan tidak terlalu dekat. Ketika kecil, Morgan dididik khusus oleh mertuanya. Ketika dewasa, putranya terlalu sibuk dengan dunia yang digelutinya. Namun begitu sebagai ayah, bagi Emilio, Morgan adalah segalanya. Ia sangat mencintai putra tunggalnya itu. Ia juga merasakan sakit yang dialami oleh istrinya sekarang. Namun sebagai seorang pria, ia harus tetap tegar.

"Kita akan mendapatkan hasilnya sebentar lagi, Ma'am." ujar Prof. Luth.

"Aku tidak mau tau penembak anakku harus mati!" tukas Ross menggeram.

Semua hanya terdiam, melihat pada Ross yang terguncang. Termasuk David yang juga turut hadir.

Kemudian seseorang tiba menghadap, anak buah dari prof. Luth. Pria muda itu pun menyerahkan selembar kertas pada Sang Profesor.

"Thankyou." ucap Prof. Luth.

"Sama-sama, Prof. Permisi." sahut anak buahnya.

Prof. Luth mulai membaca isi dari hasil pemeriksaan peluru yang menyerang Morgan setelah mempersilakan anak buahnya keluar dari ruangannya.

"Bagaimana?" tanya David tidak sabar. Sedari tadi, pria itu hanya diam memerhatikan.

Prof. Luth menghela napas, mengalihkan pandangannya dari kertas di tangannya pada ketiga boss di hadapannya.

"Hasilnya mengatakan jika peluru yang menyerang Mr. DeVille berasal Sniper Rifle jenis Barrett 416 Model 99. Kita semua tau, kalau senapan jenis itu favorit dari semua ketua Righnero." jelas Prof. Luth kemudian.

"Tapi jenis senapan itu bisa digunakan oleh siapa pun." Emilio mencoba memberikan spekulasi positifnya.

"Anda benar Mr. DeVille. Tapi peluru ini berkata lain. Ini adalah peluru milik Righnero." jawab Prof. Luth sambil meletakkan peluru di tangannya di atas meja.

The Devil's Touch (DE LUCA SERIES KE 3) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang