❝Chapter 09: Stigma❞
"Buku itu sangat istimewa, mungkin bagi orang banyak buku itu hanya buku tua yang membosankan. Tapi jika kau membaca setiap halamannya, keajaiban akan muncul. Percaya tidak percaya, kau setuju atau tidak denganku, tapi aku sudah bisa merasakannya."Benar-benar seperti keajaiban. Wheein mengingat kata-kata itu lagi. Profesor Min mengatakan itu ternyata tidak main-main atau dilebihkan, ia mengatakan yang sebenarnya.
Terlepas dari itu semua, kehidupan yang berat terjadi di awal kemunculan para jenius, bangsawan dan orang petinggi lainnya yang menganggap derajat mereka lebih baik dan paling benar dari yang lainnya.
Hal ini membuat sebagian masyarakat kota lebih mengedepankan aspek kehidupan yang lebih praktis dan minimalis. Entah darimana stigma itu mulai bermunculan, tapi hal ini juga akan sangat berpengaruh pada satu abad yang akan datang.
"Kau serius? Para berandalan itu mengambil banyak uang di brankas milik ketua wilayah disini, kurasa tidak ada yang bisa menghentikan mereka."
"Aku tahu Tuan, tapi mereka hanya meminjam uang untuk usaha baru yang ingin dibuka, apakah itu salah?"
Taehyung mendecih pelan mendengar percakapan dua orang di dekatnya. Ia sedang duduk bertiga bersama Wheein dan Profesor Min di bangku suatu rumah makan.
"Pemikiran orang di zaman ini sangat terdengar klise," komentar Taehyung pada akhirnya setelah melihat perdebatan dua orang tadi selesai.
"Kau benar, meskipun begitu, kita sebagai orang yang datang dari masa depan tidak bisa mengubah gaya hidup mereka yang ada di masa lalu, sangat mustahil." Profesor Min mengambil cangkir kopinya dan meminumnya.
"Apakah mereka yang memulai kisah si kaya dan si miskin?" Wheein kali ini bertanya.
"Bisa dibilang begitu. Ah, tapi di masa modern juga masih ada yang seperti itu."
Wheein terdiam. Ia memikirkan kenapa orang yang hidup di zaman dahulu selalu berpikir kritis. Bahkan dengan hal-hal yang sekiranya bisa dibilang 'sepele'.
"Masuk akal. Isaac Newton menemukan teori gaya Gravitasi hanya karena melihat buah apel yang jatuh dari pohon." Taehyung kembali mengingat lagi tentang pelajaran sejarah sekaligus pengetahuan alam yang ia pelajari dari sekolah menengah.
"Kalau di zaman modern, pasti akan diremehkan," ucap Wheein.
"Karena cara berpikir dan stigma yang terus melekat dari masyarakat, pasti ada yang telah merubahnya. Entahlah, aku tidak terlalu ingin mengikuti yang ini atau yang itu." Profesor Min menghembuskan napas pelan.
Banyak hal yang belum mereka ketahui selama berada di era ini.
Dan tiba-tiba saja..'ddrrtt... ddrrtt...'
"Sial, aku lupa mematikan ponsel." Taehyung merogoh ponselnya dan segera mematikan ponselnya yang membuat orang-orang disana terkejut.
"Wah Tuan Vin, apa itu tadi? Seperti bunyi pasukan lebah."
"Tidak bodoh, itu suara apa ya? Semacam mesin untuk mengetik."
"Hey kalian." Profesor Min memanggil dua orang tadi yang masih penasaran bunyi getaran ponsel milik Taehyung.
"Telinga kalian yang bermasalah, aku, Tuan dan Nyonya Vin tidak mendengar suara-suara aneh."
Taehyung menatap Profesor Min.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Guardian Angel [✓]
FanfictionA Love from Another Century ❦ Gadis lugu bernama Jung Wheein, hidupnya tak pernah tenang. Berusaha mencari jalan keluar atas semua masalah yang menjadi benalu di hidupnya. Menemukan sosok magis yang seolah-olah hanya muncul di sebuah karangan cerit...