33

62 13 3
                                    

Chapter 33: Our Different Path❞

"Terimakasih Tuan Yoongi, sebenarnya anda tidak perlu repot-repot mengantar saya."

"Tidak apa-apa, lagipula, mungkin aku juga tidak bertemu denganmu lagi, Wheein."

Jemari Wheein memeras pegangan tas, Taehyung pamit, Yoongi juga pamit, orang-orang paling dekat dengannya, semua terasa hilang begitu saja. Seperti seorang petani tebu yang merawat tanamannya hingga menjadi gula, lalu orang melarutkan gula itu untuk menjadi pemanis yang menjadikan air biasa terasa lebih manis.
Seperti itu yang Wheein rasakan sekarang.

Mungkin ia harus berpisah sementara agar mendapat kehidupan yang lebih baik nantinya.

"Apa anda yakin akan tinggal di zaman itu?"

Yoongi menganggukkan kepalanya singkat.

"Oh ya, aku punya hadiah untukmu, ini."
Kunci antik dengan tulisan nama berinisial MY, Yoongi memberikan kunci itu pada Wheein.
"Ini untukmu, kunci toko musikku, aku mewariskan ini untukmu dan Taehyung."

"Tuan Yoongi, ini.."

"Terimalah sebagai hadiah dan sebagai kenangan. Kau dan Taehyung bisa datang kesana setiap waktu."

"Terimakasih Tuan.. ini seperti menyerahkan sejarah."

"Tidak, jangan berlebihan, ini milik kalian berdua sekarang."
Yoongi tersenyum pedih, sudut bibirnya bergetar karena bibirnya ia paksa untuk terangkat. Ia sedih, ia tidak bisa menahan perasaan ini sebenarnya.

"Kami akan menjaga dengan baik, sekali lagi terimakasih." Wheein membungkuk hingga 90 derajat, menunjukkan bahwa dirinya benar-benar menghormati orang di depannya.

Tangan Yoongi memutar kunci mobil.
Mata cokelatnya melirik ke spion kaca, gadis itu masih berdiri melihat mobil yang dikendarai Yoongi dari jauh.
Perlahan, jasnya yang kering, menjadi sedikit basah karena air yang menetes dari mata cokelatnya.
Meski tangannya terus menghapus air itu, tapi tak ada gunanya, hidungnya mulai berair, mulutnya mengeluarkan isakan yang sekarang menjadi terdengar seperti tercekik.

Perpisahan, tentu saja ia tak menginginkan ini.
Tapi tugasnya telah selesai. Ia hanya ingin meninggalkan dunia ini yang telah memberikan kutukan semasa hidupnya.
Kutukan yang membuatnya harus sabar menunggu ratusan tahun.
Yoongi sadar ia hanya ingin bebas, tapi semakin ingin lepas, justru semakin ingin merekatnya.

Keputusan terbesar dalam hidupnya, meninggalkan semua apa yang ia kerjakan, apa yang ia lakukan untuk membebaskan kutukannya.

Yoongi menutup pintu mobilnya dan berjalan masuk kerumahnya.

"Keputusan yang bagus, Yoongi."

Suara khas itu.
Yoongi memberhentikan langkahnya, menoleh mendapati Kim Namjoon yang berjalan menghampirinya.

"Kau tidak kembali?"

Namjoon melepas kacamatanya dan memamerkan lesung pipinya.
"Aku masih ada tugas yang perlu di selesaikan."

Yoongi terdiam sejenak.
"Kau benar. Guru tidak selalu bekerja di sekolah.. dan itu kau."
Yoongi menggapai bahu tinggi Namjoon dan menepuknya beberapakali.
"Maaf juga aku tidak bisa membantumu dengan banyak, malah aku yang merepotkan."

Your Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang