35 (End)

81 13 3
                                    

Chapter 35: Autumn Leaves

"Kenangan masa musim gugur.. telah menerpa hilir angin..

Lurus terkena wajah yang tidak lagi bahagia..

Ingin melepas rindu, namun tak berdaya...

Mencoba melupakan.. namun tak bisa, malam itu, dimana kau pergi.."

Terpaan angin yang kencang tak membuat wanita ini mempunyai keinginan untuk memasuki rumahnya.

Halaman yang penuh dengan daun Maple yang berguguran, dan terlihat menyeramkan.

Rumahnya memang tidak terlalu luas, namun ia bersyukur suaminya masih mempunyai rumah yang bisa ditinggali untuk membangun keluarga baru mereka.

"Berharap, itu yang membuatku kuat...

Dua, tiga petal bunga mulai kering, daun berjatuhan...

Semua akan gugur pada waktunya..."

'BLAM'

Kain-kain yang akan dipakai untuk dijahit menjadi pakaian bayi terjatuh begitu saja dari pangkuan wanita itu.

Kerikil dan batu-batu kecil perlahan menjadi bergerak tak beraturan. Dan daun pohon Maple itu semakin banyak berjatuhan ke tanah.

"PENYUSUP TELAH DATANG!"

"Apa?"
Jantungnya berdenyut kencang ketika mendengar teriakan dari para pemuda yang sekarang tengah berlarian ke rumah-rumah penduduk untuk menyebarkan berita jika penyusup negara yang baru saja merdeka ini telah datang.

Wanita itu mengambil kain-kain setengah jadi yang jatuh di tanah. Ia tak ada waktu lagi sebelum para pemuda itu membawa semua penduduk untuk pergi ke kereta api. Ia melipat kain-kain itu dan membuatnya menjadi sebuah buntalan kain, tangannya merogoh kunci dan mengunci pintu rumahnya dengan perasaan bercampur aduk. Takut, gelisah dan khawatir, seolah ia sedang dikejar oleh sesosok jahat.

"Jung Yein!"

Suaminya menarik tangan istrinya yang sudah dingin dan bergetar karena rasa takut itu, dan ia membawanya sampai di depan pintu kereta api.

Berulang kali wanita itu memegangi perutnya, ia dan anak di dalam kandungannya sudah tak kuat lagi, hampir jatuh, namun ia tak ada waktu untuk itu.

"Cepat, cepatlah masuk!"

"Tapi kau berdarah!" Ia tak menghiraukan suruhan suaminya, ia mengkhawatirkannya, di kepala belakangnya terdapat darah mengalir hingga samping leher, mengenai jas putihnya.
Wanita itu mencoba menggapai kepala suaminya, namun pria itu dengan pelan menangkap pergelangan tangan itu.

"Masuklah Jung Yein, jika aku tidak bernyawa, setidaknya kau mampu hidup bersama anak kita berdua-"

"Kau menyebutkan 'kita' kan? Kenapa kau juga tidak ikut? Aku- aku tidak bisa.." wanita itu mulai histeris, suaminya memeluk tubuh istrinya dan mencoba menenangkannya. Ia membawa masuk hingga ke dalam kereta api. Penuh sesak dan banyak sekali orang-orang yang tidak ber-tiket masuk ke dalam kereta api itu.

"Kita akan bertemu di Tokyo setelah ini, jaga diri kalian baik-baik."

Jung Yein, wanita itu, duduk sambil melihat suaminya, Vincent Kim yang berlari keluar. Ia duduk dengan tatapan kosong. Tak tahu apa selanjutnya yang akan terjadi.

Your Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang