21

104 15 3
                                    

Chapter 21: Sober

Salju turun cepat hari ini. Tak terkecuali suhu yang dingin membuat gadis ini tak bisa berkutik di dalam ruangan yang luasnya hampir setara dengan dapur di rumahnya.
Wheein menatap langit-langit kamar yang gemerlapan.
Ranjang yang empuk, bantal kapuk yang tak rela jika ditinggalkan, dan suasana yang hampa.

Langit-langit kamar itu memang tak bisa dikatakan sebagai kamar biasa. Hiasan marmer dan lampu gantung yang gemerlapan, tembok dengan wallpaper coklat tua, mirip interior abad ke-19.
Wheein tak menyangka jika Taehyung punya selera yang tinggi. Ia seperti tinggal di sebuah kastil kerjaan Eropa daripada kamar biasa yang ia tempati.

"Hah, aku haus.." Wheein tak tahan lagi. Sejak siang tadi, ia belum merasakan lega di tenggorokannya.
Rasa dingin langsung merasuki kaki Wheein. Ia mencari sandal dan segera membuka pintu yang kenop pintu nya mirip seperti pilar bangunan Romawi.

Sepi dan hampa. Tak ada seorang pun disana. Rumah ini seperti museum yang biasanya ada di film horor.
Beberapa pot bunga juga ikut menghiasi sepanjang jalan hingga menuju lantai bawah.
Di sana Wheein melihat sebuah piano putih yang mewah, karpet merah yang berhias rumbai-rumbai khas Timur Tengah.

Wheein mencari dapur hingga ia menemui ruangan dekat kolam ikan koi di bawah. Ia masuk ke dalam dapur itu dan segera mencari air minum lalu menegaknya hingga tandas.

"Apa maksudmu?"

Gelas Wheein hampir tumpah. Ia tidak tahu jika suara berat Taehyung terdengar jelas di telinganya. Padahal sebelumnya, ia tak mendengar suara apapun atau bahkan melihat Taehyung.

"Kenapa? Aku suka hidup seperti ini."

Wheein perlahan menuju arah suara itu. Taehyung tergeletak di sofa ruang TV, banyak gelas wine dan dua botol wine yang hampir tak tersisa di dekatnya. Wheein menghampiri Taehyung, memastikan bahwa pria itu sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

 Wheein menghampiri Taehyung, memastikan bahwa pria itu sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga.."

Taehyung tertidur di sofa yang luasnya hampir sama dengan ranjang milik Wheein di rumahnya. Lelaki itu tampak tenang, namun ia tetap meracau dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Jung Wheein, aku merindukannya."

Wheein berlutut, ia mengambil gelas-gelas wine dan membereskannya. Badan Taehyung seperti terguyur anggur, baunya menyengat seperti kau datang di pabrik wine murahan.
"Oh astaga, kau ini orang kaya tapi kalau mau menghabiskan uang jangan seperti ini," desis Wheein yang berusaha menutupi hidungnya.

"Hah panas.."

"Hey hey hey, hentikan."
Wheein mencoba menghentikan Taehyung yang ingin membuka kancing atas  kemejanya. Itu memang spontan, lagipula Taehyung berpikir ini adalah rumah miliknya

Your Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang