11

118 21 1
                                    

Chapter 11: Her Story


Tahun 1941

Kobaran api menyala dengan ganasnya. Secepat kilat menyambar seluruh bagian rumah itu. Aku memandang rumah yang telah dilahap si jago merah dengan tatapan sendu.

Umurku masih 7 tahun. Aku Jung Yein, keluarga bangsawan yang akhirnya di rampok oleh para penjajah. Sekarang aku dan ibuku berlari untuk mencari jalan keluar. Ibuku jatuh dan bangun untuk menyelamatkan diri, ia tidak peduli dengan suara teriakan dari kerumunan itu.

"YEIN BERTAHANLAH!"

"Aku tidak kuat berlari..."

Aku dan ibuku sampai di depan danau perbatasan dengan desa sebrang. Kami berhenti disitu dan ibuku melepaskan tusukan emasnya yang ada di gulungan rambutnya. Ia memberikan itu padaku.

"Jung Yein, anakku... ibu minta maaf belum bisa membahagiakanmu. Kita akan berpisah disini. Ini demi keselamatan dan keturunan klan Jung, ibu dan ayah menyerahkan padamu.."

"Tidak ibu! Ibu harus bertahan! Kenapa harus berpisah?!"
Ibu hanya menggeleng pelan dan menggenggam erat tanganku.

"Gunakan ini untuk menyerang mereka. Gunakan apa pun yang kau punya, nak. Ibu akan menemuimu di surga nanti."

"TIDAK IBUUU!!"

Aku melihatnya.

Aku melihatnya dengan mataku sendiri.

Ibuku dan aku
berpisah untuk selamanya.

🍁

Tahun 1948

"Astaga kau ini.. ibu mencarimu kemana-mana."

Aku menoleh ke arah suara yang lembut itu. Sosok ibuku memang berbeda dari sebelumnya. Tapi rasa kasih sayang nya akan selalu membuatku aman dan nyaman.

"Apa Tuan rumah tidak pulang?" Tanyaku.

"Tidak. Lagipula aku semakin tua, jadi pasti Tuan Rumah akan segera menggantikan dengan yang lebih muda." Ia duduk di sebelahku dan menatap danau itu bersama. Kami hanyut dalam pikiran masing-masing.
"Apa kau merindukan malaikatmu? Sedang apa disini?"

"Ah itu. Aku sedang ingin mengingat kembali kejadian paling bersejarah dihidupku. Mungkin saja ia sudah tenang disana, tak ada lagi yang mengejarnya dan menyakitinya." Ucapanku yang tenang dan suasana yang cerah. Aku tak ingin melihat ibuku sedih karna aku menangisi kepergiannya, maka aku harus bersyukur sebisa mungkin.

Sejak kejadian ibuku menenggelamkan diri di danau, aku diadopsi oleh seorang pelayan bangsawan terkenal. Bangsawan itu masih ada garis keturunan dengan salah satu Raja terdahulu.

Dan aku adalah satu-satunya anak dari keluarga bangsawan yang masih hidup waktu pembantaian itu. Maka dari itu, orang-orang lain takkan pernah tahu aku dari keluarga bangsawan, yang mereka tahu, aku hanya anak dari seorang pelayan.

Setiap tahun, aku selalu menabur bunga di danau itu. Bersama ibu angkatku yang sama sayangnya padaku. Kami akan berdoa dan terkadang berkeliling di sekitar danau.

Aku tak pernah bahagia, pikirku.
Tapi, aku perlu bahagia jika ingin bahagia. Aku tak ingin kedukaan itu terus menerus menjadi parasit. Aku dan ibuku sudah berjanji.

"Ibu, ini untukkmu." Bunga mawar berjatuhan, aku terus mengamati pantulan air itu. Melihatnya saja sudah membuatku ketakutan, apalagi jika terjun bebas dan tenggelam.

Your Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang