07

130 24 0
                                    

Chapter 07: Bitter Fate

Dua bulan berselang, kepolisian Seoul semakin di kritik karena kasus hilangnya anak pemilik perusahaan teknologi terbesar, Kim Sojung. Rencana untuk menjadi mata-mata dibatalkan karena masalah Park Jimin yang tidak setuju adanya rencana itu.

Kendati para tiga detektif ditambah Wheein—teman dekat Sojung— dan Jungkook meyakinkannya, tapi Park Jimin seolah-olah tidak bisa mendengarkan dan menyuruh mereka untuk melacak kasus ini seperti biasa.

Sungguh hal itu membuat Wheein frustasi. Bagaimana bisa ada orang yang sungguh tega seperti itu, batinnya.
Jungkook telah berusaha membujuk saudaranya, tapi tetap saja perintah dari yang lebih berkuasa tak akan mampu dibantah, sekalipun dengan keluarga atau kerabat.

"Sial."
Kata-kata yang sudah jarang Taehyung keluarkan dari mulutnya akhirnya ia keluarkan. Ia juga sama frustasinya, menyelesaikan masalah dengan metode yang baru sekiranya akan menjadi lebih baik daripada hanya duduk memantau keadaan dan pada akhirnya akan berkahir untuk menutup kasus ini.

"Maaf.." satu ucapan maaf dari Jungkook membuat tiga detektif itu menggelengkan kepala pelan.

"Kau telah berjuang, Jungkook. Kau tidak perlu meminta maaf." Yuna menatap atap gedung kepolisian dengan tatapan kosong. Mereka sedang duduk di tempat markas para detektif bekerja. Menatap gedung putih dengan atap biru itu hanya akan membuang-buang waktu.

Gadis berambut hitam itu tak mau diam saja. Ia harus menemukan teman dekatnya, kasus ini bukan seperti ke-prasahan yang hanya berujung penyesalan. Jika Sojung tak ditemukan secara utuh, setidaknya Wheein telah melihatnya untuk kesekian kalinya.

"Tidak ada cara lain selain membantahnya. Memberikan surat petisi rasanya tidak cukup." Yuna mencengkram kuat jas hitamnya. Ia sudah muak dengan permainan ini.

"Yuna-ssi, aku punya teman, dia dulu bekerja bersamaku, namanya Moonbyulyi. Aku rasa sejak aku mengambil cuti untuk ujian, toko roti itu tidak pernah buka kembali." Yuna menatap lekat ke arah Wheein.

"Apa maksudmu?"

"Maksudku, kebetulan aku juga pernah bekerja di toko roti dekat lokasi kejadian. Ada rekan kerja ku bernama Moonbyul, mungkin kita bisa mengunjungi toko roti itu." Wheein tampak tenang.

Berbeda dengan Jungkook. Ia ingat jika Moonbyul adalah kakak kelasnya di Busan dulu. Ia juga tak percaya akan bertemu dengannya saat di Seoul.
Juga tak percaya ia berteman dengan Wheein. Dunia memang sempit.

"Apa kau yakin? Bahkan jarak toko itu lebih jauh dari bar milik Tuan Jin." Kali ini Hoseok yang angkat bicara.

Tak ada pilihan lain. Mereka harus bergerak secepat mungkin. Hanya memantau keadaan tidak membantu pekerjaan ini sama sekali. Keputusan yang diambil Park Jimin benar-benar tidak membantu sama sekali.

Jika kalian bertanya, kenapa ia bersikap tidak peduli?
Sebenarnya Park Jimin hanya atasan dan seorang senior yang tidak ikut dalam tugas seorang detektif. Ia mengerjakan tugas negara yang lebih kuat. Seperti pemberantasan narkoba dan penggelapan dana. Walaupun terdengar 'keren', masih ada kekurangan yang ia punya. Keras kepala dan kegilaannya terhadap jabatan.

Taehyung salah satu polisi yang bertugas di kalangan menengah harus dipaksa untuk menjadi polisi detektif karena Park Jimin mendengar kabar jika Taehyung pernah menyelesaikan kasus hilangnya benda-benda bersejarah di museum nasional.

Entah kenapa, rasanya aneh jika ia tiba-tiba di pindahkan..

"Setuju! Mungkin ia akan tahu jika kita keluar dari pekerjaan yang ia mau, tapi ini adalah keputusan bersama." Taehyung melemparkan map hitam dan pada empat orang di depannya. Map yang berisi seluruh bukti dari awal kasus hingga bukti terkahir-mobil pelaku di cctv.

Your Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang