01

325 35 0
                                    

Chapter 01: A Strange Book

Jung Wheein. Gadis berusia dua puluh dua tahun itu kini sedang berbenah untuk segera keluar dari kelasnya. Ia melangkahkan kakinya menuju sebuah perpustakaan yang sedang ramai dikunjungi mahasiswa maupun orang selain yang ada di universitas ini. Selain karena pengiriman buku baru, hari ini banyak juga orang yang sedang berkumpul dengan orang di grup belajar mereka. Tentu alasannya untuk ujian di akhir musim panas nanti.

Hembusan napas Wheein menderu bebas di udara. Ia masuk ke dalam perpustakaan dengan langkah gontai dan sedikit terbebani. Bukan apa-apa, tapi Wheein selalu takut jika ada orang lain yang sengaja ingin mengobrol dengannya walaupun hanya sebatas menegur sapa.
Wheein bukanlah gadis yang senang dengan kesibukkan bersama orang lain. Kecuali itu adalah teman dekat dan keluarganya.

"Selamat pagi, aku ingin meminjam buku kumpulan sajak William Shakespeare. Apakah ada?"

Pena yang sedari tadi ia sibuk goreskan di kertas berwarna cokelat mendadak ia hentikan, dan menatap Wheein dengan mata gelapnya.
"Ya, ada."
Ia kembali mengambil pena dan sibuk dengan urusannya.

Tak mau banyak pikir, Wheein hanya membalas wanita tua tadi dengan membungkuk pelan. Ia segera mencari buku yang ia maksud. Karya William Shakespeare memang selalu membuat Wheein tertarik. Ya tentu saja, setiap mahasiswa jurusan literatur budaya selalu menyukai karya sastra orang Eropa.
Apalagi Wheein adalah gadis yang menyukai hal tentang seni dan budaya yang juga salah satu ideologi dari budaya itu sendiri.
Bukan semata-mata hanya menyukai, Wheein juga meneliti, terkadang hingga membuat kepalanya pusing karena terlalu banyak menyimpan kata-kata asing dan istilah baru, sehingga ia juga perlu belajar tentang itu semua.

Satu buku tebal ia taruh di dekapannya. Berjalan menyusuri lorong nomor 2 yang mana adalah surga bagi orang yang menyukai tentang puisi dan sajak kuno. Sebenarnya Wheein tak tertarik sama sekali dengan kumpulan puisi atau sajak kuno. Tapi jika ia disuruh meneliti, jawabannya adalah iya.
Jemari kecilnya menyusuri setiap deretan buku tebal yang disusun sangat rapi. Debu halus tak akan menempel di jari lentik milik gadis ini. Sungguh perawatan perpustakaan ini patut ia kagumi karena sampai ke detailnya.

Matanya tiba-tiba tertuju pada sebuah buku yang sampulnya berwarna emas, mengkilat-kilat jika terkena cahaya. Bisa dibilang, buku itu adalah buku termewah yang pernah Wheein temui. Bola matanya bergerak ke kiri dan kanan sebelum akhirnya ia mengambil buku misterius itu.
Bahkan Wheein merasa tak layak untuk memegang buku yang ia anggap mewah ini. Kilatan emas itu cukup membuatnya terheran-heran, kenapa ada orang yang berani menaruh buku ini di antara buku yang lusuh dan kertasnya sudah menguning? Tak pantas rasanya jika buku ini berada di perpustakaan atau bahkan tak ada yang tertarik pada buku ini. Atau karena buku ini diletakkan di lorong rak khusus sastra kuno?
Sungguh aneh, tapi buku ini benar-benar menarik siapapun yang melihat, tak terkecuali bagi orang yang punya niat jahat.

"Buku karangan siapa ini?"
Wheein mulai membuka buku itu, halaman per halaman ia buka. Tak ada bagian profil si penulis, keterangan, atau bahkan perusahaan yang menerbitkan buku aneh ini. Kecurigaan Wheein mulai muncul.
"Apa ini ilegal?"
Tak mungkin perpustakaan terkenal menyimpan barang haram seperti yang dipikirkan Wheein.

Bagian pertama: "Mencari Malaikat Penjagamu"

"Apa ini?!"

Wheein berteriak dengan berbisik, ia tak mau diusir oleh penjaga perpustakaan karena teriakan cerobohnya.
Buku ini semakin aneh ketika Wheein membaca setiap halamannya. Ia tak menyangka jika ada orang yang membuat buku se aneh ini. Tak hanya mewah, ini buku ter-aneh yang pernah Wheein baca.
Buku ini mempunyai dua ratus halaman. Setiap bab terdapat dua puluh sub bab. Dan juga, buku ini tak hanya tertulis dalam Hangul, tapi juga ada berbagai bahasa. Seperti Belanda, Perancis, Jerman, dan bahasa Inggris. Wheein yakin otaknya kini sedang memanas.

Your Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang