11: Titipan Tanpa Pamitan

1.1K 306 98
                                    

cek chapter 10 ya, jangan langsung loncat ke chapter 11. aku udah double update, mohon baca sepaket.








libur karena ujian kelas XII telah selesai, tapi selama libur yang hampir 2 minggu itu winter gak pernah sama sekali melihat wajah sungchan.

padahal waktu 24/7 sungchan itu gak akan habis digunakan tidur atau main tanpa henti.

winter juga manusiawi, dia kangen banget sama sungchan. tapi hanya bisa menatap hoodie pemberiannya yang tergantung di depan ranjang.

sengaja dibiarkan seperti itu tanpa masuk lemari, karena winter merasa sungchan itu selalu ada bersamanya. meksipun kenyataannya ya gak sama sekali.

sebenarnya dua hari yang lalu winter bertemu dengan sungchan dan kembali membahas hal yang sama. sesuatu yang selalu gak dipercaya oleh sungchan.

wanita, cinta dan winter karena dia masuk kategori keduanya.

flashback 2 hari yang lalu.

"gue cinta sama lo, berapa kali gue harus menegaskan hal itu?!" tanya winter menekan membentak kepada sungchan yang berdiri di depannya.

mereka berdua ini tidak sengaja bertemu di sebuah indomaret. padahal indomaret itu cukup jauh dari rumah mereka.

"cinta? lo kira itu hal nyata? bisa lo kasih bukti ke gue kayak gimana hal yang lo sebut 'cinta' itu. enggak kan?" tanya sungchan, intonasinya lebih tenang dibanding winter.

"kalo lo sakit kepala, apa lo bisa kasih bukti ke gue dimana letak sakit itu supaya bisa terlihat?" tanya winter, "enggak kan?".

sungchan terdiam, dia tidak menjawab salah satu pertanyaan winter.

"lo cuman bisa meringis dan mengeluh kalo lo sakit!" tekan winter.

"sama,"

"sama halnya perasaan cinta, lo gak bisa lihat itu. tapi lo bisa rasain." tutup winter.

lelaki tinggi itu masih terdiam membiarkan winter mengatakan apa yang ingin dia sampaikan.

"winter," panggil sungchan.

"lo terlalu sempurna, tapi bukan itu alasan kenapa gue gak bisa terima lo bahkan setelah sejauh ini. gue gak mau apa yang lo rasain ke gue semakin dalam dan berubah jadi benci, selama ini gue berharap lo bisa memudarkan hal yang lo sebut 'cinta' itu." tutur sungchan.

tangan winter bergetar seperti tremor, padahal dia menahan amarahnya. kali ini winter benar-benar marah.

"sungchan.." lirih winter.

"gue gak tau hal yang akan terjadi lusa nanti, mungkin itu akan jadi ujian perasaan lo yang kesekian" ucap sungchan yang langsung pergi meninggalkan winter.

winter benar-benar membeku dan berusaha mencerna apa yang sungchan katakan.

'ujian perasaan yang kesekian'?

maksudnya?

bukannya sungchan setiap hari menguji perasaan winter. tapi sebenernya ini berbeda, karena sungchan memberi kabar terlebih dahulu.

flashback off.

"apa perlu gue ke rumah om jaejoong buat temuin dia?" monolog winter yang langsung duduk di ranjangnya.

winter segera memakai hoodie pemberian sungchan itu, dia juga mencari sneakers yang paling nyaman di kamarnya

biasanya winter akan berpikir panjang jika ingin ke rumah sungchan. dan berakhir dengan tidak jadi karena takut.

fiancé like felonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang