10: Perubahan dan Persiapan

1K 284 9
                                    

warning! cerita ini akan banyak time skip.

ada yang lebih khawatir dari pada winter, itu chenle.

semakin hari dia semakin overthinking soal sungchan. sejak kejadian mimisan, sungchan malah jaga jarak dengan chenle. padahal itu bukan penyakit menular.

karena meresahkan bantinnya, chenle mencoba bertanya ke sungchan. tapi gak ada jawaban, sungchan bilang kalo dia lagi gak semangat hidup.

disini chenle makin curiga, takut sungchan bunuh diri.

tapi ternyata besoknya masih sekolah dan dalam keadaan fisik yang sehat. chenle menangkap bahwa kemarin sungchan hanya bercanda.

kenyataannya sungchan sendiri menghindar dari chenle supaya terbiasa. nanti ketika dia pergi ke luar negeri untuk menjalankan rencananya, dia gak akan merasa hampa.

yang diketahui banyak orang chenle dan sungchan itu udah lengket banget mirip saudara kandung. dan memang kenyataannya begitu, sungchan selalu ketergantungan minta bantuan ke chenle daripada ke beomgyu.

winter juga khawatir, dia mencoba bertanya ke beomgyu.

beomgyu sendiri gak tahu kenapa sungchan menjadi lebih diam dari biasanya. karena jaejoong sendiri merahasiakannya seperti apa yang sungchan mau.

meskipun winter memaksa meminta jawaban benar, sepupu sungchan ini tetap memberi jawaban sama.

kenapa winter gak langsung tanya ke sungchan?

pasti sudah tahu jawabannya, karena sungchan selalu bersikap 'tidak peduli' kepada winter.

mau winter khawatir sampai kejang pun gak akan merubah pemikiran sungchan.

"lo kenapa sih hah?!" tanya beomgyu yang menarik tangan sungchan di koridor sekolah.

dengan kasar sungchan langsung menghempaskan tangan beomgyu.

"penting?" tanya balik sungchan.

"lo udah bikin khawatir winter" jawab beomgyu setenang mungkin.

"bukannya lo lebih peduli sama dia? yaudah lo tenangin aja winter" kata sungchan yang langsung pergi meninggalkan beomgyu.

brengsek.

memang masih brengsek.

kurang ajar sungchan melekat mendarah daging, seperti sudah menjadi jati dirinya.

winter yang mendengar percakapan singkat antara sungchan dan beomgyu itu langsung mengejar sungchan.

saat itu beomgyu ingin menahan winter untuk jangan mengikuti sungchan, dia sudah tahu kalimat menyakitkan apa yang akan sepupunya berikan kepada gadis itu.

"sungchan!" panggil winter.

langkahnya terhenti, meskipun tidak berbalik sama sekali.

"bukannya gue tempat lo nangis? kenapa lo gak pernah datang ke gue? gue tau pikiran lo lagi gak baik-baik aja" ujar winter.

yang dikatakan winter memang benar, pikiran sungchan sedang tidak baik. sampai dia bingung akan bercerita kepada siapa.

dia bisa bercerita kepada winter, tapi sungchan tidak ingin bergantung kepadanya.

"gue gak papa" jawab sungchan singkat.

"bohong, lo kenapa selama sebulan ini? lo fokus belajar? nggak mungkin! lo sendiri suka nongkrong dan mementingkan temen-temen lo. bahkan lo bisa dapet nilai sempurna tanpa belajar" jelas winter.

di sekolah ini hampir semua angkatan tahu bahwa sungchan adalah siswa terpintar.

tapi sayang banyak minusnya, lebih baik retur akhlak.

"gue mau ninggalin lo winter" ucap sungchan pelan sambil berbalik ke arah winter.

raut wajah winter berubah menjadi terkejut, bahkan nafasnya terasa sesak mendengar 'kata' itu lagi.

"lo gak akan pernah bisa pergi ninggalin gue" balas winter.

"gue bisa, gue mampu!" tekan sungchan dengan sungguh.

winter mulai berkaca-kaca, dia menjadi semakin bingung dengan sikap sungchan yang malah lebih buruk.

"gak, lo gak akan pernah bisa. gue tau selama ini lo bohong sama gue," tutur winter. "mungkin fisik lo emang menjauh, lo mau ninggalin gue secara fisik. tapi batin lo ada terikat sama batin gue disini. lo cinta sama gue, sungchan!" lanjut winter yang lebih menekan kalimat terkahir.

"lo bermipi!"

"karena lo udah anggap gue berharga, dari mulut lo sendiri. mana bisa lo pergi gitu aja?" tanya winter.

mata gadis itu bergetar dan siap menangis, tinggal satu kedipan lagi untuk meneteskan air mata.

sungchan langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan winter. dan saat itulah air matanya menetes.

ada alasan kenapa sungchan pergi begitu saja, itu karena ponselnya bergetar di dalam saku celana. tadi sebelum berangkat sekolah jaejoong berpesan untuk mengangkat teleponnya supaya tidak mengobrol di rumah.

sungchan buru-buru pergi ke ruang ganti baju siswa.

"gimana om? udah ada kabar?" tanya sungchan yang langsung mengangkat telepon.

"udah, kebetulan rumah tante krystal kosong 1 kamar. jadi kamu udah pasti tinggal disana, sesuai perjajian om"

"hmm.. iya, makasih ya om. mungkin mulai minggu depan aku persiapan"

"kamu fokus ujian minggu depan, berkas sama perlengkapan lain biar om yang urus. om dukung keputusan kamu asalkan jangan pernah keluar cari tempat tinggal lain selain tante krystal. kedua, tolong kabari winter sebelum kamu pergi"

"untuk yang kedua aku gak bisa janji om, maaf"

"sungchan, apa sesulit itu buat terbuka sama winter? kamu college butuh waktu 2 tahun di amerika. dan selama itu kamu mau gantung sama winter?"

"gak akan gantung, dia bakalan tetap tunangan aku. tapi itu tergantung cincin yang dia pakai"

"sungchan-"

"udah beres istirahat om, aku tutup ya" potong sungchan yang langsung menutup sambungan telepon.

karena ruang ganti sepi, sungchan jadi menangis disana. dia sebenarnya kurang paham dengan diri sendiri.

sesekali sungchan berpikir kalo dia lebih cocok ngobrol dengan psikiater dibanding orang sekitar.

di sisi lain, giselle sedang menceramahi winter di perpustakaan.

mereka pergi ke perpustakaan bukan untuk membaca buku, melainkan untuk mengobrol privasi supaya tidak terdengar siapa pun.

"gue gak habis pikir sama sungchan, winter. lo kenapa masih kuat sama dia? udah kayak punya gangguan kepribadian, dia blokir semua akses buat tuker kabar," celoteh giselle.

winter hanya mendengarkan, tanpa merespon apapun dari tadi. tapi tatapan matanya tidak pernah lepas dari giselle.

"lo sebenernya tunangan sama manusia atau mayat sih? kok diem mulu tunangannya. gak ada semangat hidup, kurang berperasaan, cuek, dingin. ciri-ciri manusia udah dicabut nyawa banget." lanjut giselle.

"gue juga gak tahu, tapi gue sayang banget sama dia. serius" kata winter meyakinkan.

giselle menghela nafas berat mendengar perkataan winter. bucin bagi winter adalah 'bukti cinta', bukan 'budak cinta'. makanya dia selalu berusaha membuktikan cinta itu kepada sungchan.

"perempuan akan menjadi ratu ketika dia bertemu dengan lekaki yang tepat," ucap giselle.

"pertanyaannya, apa lo diperlakukan gitu sama sungchan?" tanya giselle.

untuk saat ini winter hanya bisa terdiam sebagai jawaban.

fiancé like felonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang