CHAPTER 39

1.1K 87 3
                                    

Vote sebelum membaca!

🍜

Ini hari kedua Taeyong dirawat di rumah sakit. Pagi ini Taeyong sedang berjemur dibawah sinar matahari pagi ditemani Nyonya Lee.

Taeyong memejamkan matanya menikmati cahaya matahari pagi yang berada diatas surainya.

"Kau sangat menikmatinya Bubu"

"Ini sangat menyenangkan Bunda. Berjemur di pagi hari bagus untuk kesehatan tulang"

"Betul sekali pintar anak Bunda. Kajja kita masuk sebentar lagi waktunya sarapan dan minum obat Bubu"

Ketika Nyonya Lee hendak mendorong kursi roda Taeyong, ponsel milik Nyonya Lee berdering.

Drrrttt~ 

"Yeoboseyo?"

"Nuna bagaimana keadaan Bubu? Apakah baik-baik saja? Siang nanti aku akan menjenguknya bersama Tiang hyung" ucap Jyani disebrang sana

"Keadaan Bubu berangsur membaik, Jyani"

"Yasudah jika ingin menjenguk Bubu, jangan lupa membawakan susu untuk Bubu dan makan siang untuk nuna" candanya

"Siap Nunim. Nuna ingin makan apa? Nanti Jyani bawakan"

"Belikan nuna Sushi"

"Baiklah. Nuna Jyani tutup teleponnya sebentar lagi meeting akan dimulai"

"Eung"

"Sampaikan salam Jyani pada Bubu, cepat sembuh. Jyani samchon sayang Bubu"

"Ne"

pip~

"Jyani samchon menelepon Bunda?"

"Ya, samchonmu menelepon Bunda, siang nanti kesini. Kata Jyani samchon, Bubu cepat sembuh. Jyani samchon sayang Bubu"

Taeyong tersenyum dan terkekeh tanpa suara.

"Kenapa kau tertawa nak?"

"Jyani samchon sungguh lucu, Bunda. Ketika bilang Jyani samchon sayang Bubu seperti sedang beraegyo. Bubu tak sengaja mendengarnya"

"Tapi memang Jyani samchon suka beraegyo ketika mengungkapkan rasa sayangnya pada Bubu, Wonwoo, dan Dokyeom"

"Samchon Bubu memang suka lupa umur kadang. Kelakuannya seperti anak-anak usia lima tahun"

"Bubu, kajja kita ke kamar. Sebentar lagi waktunya sarapan dan minum obat"

Lalu Nyonya Lee mendorong kursi roda Taeyong menuju kamar rawatnya.

Sesampainya disana, Nyonya Lee membantu Taeyong menaiki bangsalnya.

Taeyong duduk bersandar di head board.

Taeyong menatap tangan kirinya yang digips. Taeyong bersedih seharusnya ia mengikuti seleksi akhir perlombaan basket antar sekolah. Seharusnya ini menjadi kesempatannya untuk menunjukkan skill basketnya tetapi namanya musibah kita tidak tahu.
Tangannya patah akibat Taeyong terjatuh. Bukan tangannya saja yang patah, kepalanya pun terluka hingga harus mendapatkan setidaknya lima jahitan.

Dia mengerutuki dirinya yang amat ceroboh. Baru bulan kemarin ia masuk ke rumah sakit, sekarang harus masuk lagi ke ruang bernuansa putih yang berbau obat-obatan.

"Kau suka sekali merepotkan orangtuamu Lee Taeyong. Kasihan bundamu yang harus menjagamu siang dan malam ditempat ini" batinnya

"Bubu kau kenapa nak?" tanya Nyonya Lee

BISU (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang